Pt. 3

6.2K 443 7
                                    

𝐀 𝐑 𝐕 𝐈 𝐎

Happy Reading Chingudeul!!

..  ..


Hari pertama tinggal di rumah besar keluarga barunya Vio hanya sendirian sejak pagi hingga menjelang sore.

Seharian ini Vio hanya berkeliling, makan, diam di kamar, dan berkeliling mengunjungi taman atau kebun yang kebetulan berada di bagian belakang rumah besar ini. Vio sempat ingin membantu pelayan beres-beres atau memasak di dapur, tapi dengan halus mereka menolak dan berkata jika Vio tak seharusnya ikut bekerja.

Huft, padahal Vio sudah terbiasa dengan kegiatan seperti beres-beres dan memasak, tapi kenapa disini dia tak bisa melakukannya?

Karena merasa nyaman berada di kebun buah buatan yang ada di rumah ini, Vio memutuskan duduk di bangku yang memang disediakan disana. Vio menatap sekelilingnya sembari tersenyum kecil.

"Ternyata dirumah yang kata kakek isinya orang cuek semua ada kebun buah kayak gini juga ya?" Celetuknya sembari masih memperhatikan sekitar. Walau bibirnya tersenyum, dalam hati Vio merasakan sedikit kesedihan.

"Jadi inget bunda yang seneng berkebun.." Ucapnya tanpa sadar.

Vio memang tak pernah sekalipun melupakan semua kenangan tentang orang tuanya, bahkan detail terkecil pun Vio selalu mengingatnya, sebagai contoh soal ibunya yang dahulu suka berkebun. Vio ingat betul, ketika ia kecil ia lebih sering memakan buah hasil panen kebun daripada membelinya sendiri.

Ah, Vio jadi rindu menjadi putra dari kedua orang tuanya.

.. ..


Sementara Vio asik menikmati suasana kebun, Rico baru saja pulang dari sekolah dengan wajah masamnya.

Penampilan anak itu jauh dari kata baik-baik saja. Seragamnya penuh dengan debu dan juga keringat bekas bermain bola bersama kawan-kawannya saat jam kosong tadi.

"Huft! Cape banget.." Keluhnya sembari melempar tubuh di sofa ruang tengah.

Karena memang rumah ini difasilitasi CCTV, pelayan akan segera tahu saat tuan mereka pulang dalam keadaan apapun. Dan karena itulah, seorang pelayan menghampiri Rico yang tengah rebahan di sofa sembari mengatur nafas.

"Ada yang bisa dibantu tuan muda? Barang kali ingin minuman dingin atau camilan sebelum membersihkan diri?" Tanya pelayan itu dengan sopan.

Rico yang tadinya menutup mata pun membuka sedikit matanya, dan menatap pelayan itu sejenak.

"Mau Jus sirsak ada nggak mbak? Pengen yang asem seger dingin.." Rico berucap dengan sedikit rengekan. Kebiasaan bungsu   tuannya itu memang agak manja jika di rumah, sangat berbeda jika sedang diluar.

"Jus jadi tidak ada tuan muda, tapi di kebun nyonya Fiola ada buah sirsak matang, ingin menunggu untuk saya olah?"

Rico terdiam guna berpikir sebentar.

"Nggak jadi Jus deh. Ambilin Air putih pake es aja, terus mbak anterin ke kebun Mama. Oh ya, bawain sendok sama pisaunya juga soalnya mau makan sirsaknya disana aja.." Ucap Rico memberikan perintah. Pelayan itupun langsung menyiapkan apa yang Rico inginkan. Dan Rico pun memanfaatkan sedikit waktu untuk bersih-bersih sebelum menikmati buah segar dari kebun mendiang ibunya sore ini.

.. ..


Setelah bersih-bersih sedikit Rico memutuskan untuk langsung menuju ke kebun belakang tanpa menunggu pesanannya. Ia berpikir, toh pelayan juga sudah ia beritahu apa maunya.

A R V I OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang