Setelah kesuksesan kirab drumband, kehidupan di akademi kepolisian kembali ke rutinitas yang padat dengan berbagai aktivitas pembelajaran. Dalam periode ini, Khalifah dan Fabiola lebih banyak menghabiskan waktu terpisah, menjalani kehidupan mereka masing-masing di akademi.
Saat Khalifah bersama para taruna taruni lainnya mengikuti tes kesamaptaan di lapangan latihan, semua taruna taruni berdiri tegap, siap menjalani serangkaian tes fisik yang menantang. Khalifah, dengan semangat dan keteguhan hati, memimpin kelompoknya dalam berbagai latihan fisik. Dia menyemangati teman-temannya, memastikan semua orang memberikan yang terbaik. "Ayo, kita harus bisa! Ini adalah ujian ketahanan kita," serunya sambil berlari mengelilingi lapangan.
Setelah sesi latihan yang melelahkan, Khalifah beristirahat sejenak dan mengambil ponselnya untuk mengunggah cerita di whatsapp. Lalu dia menerima pesan dari Patricia, pacarnya yang tinggal di kota berbeda. Patricia adalah seseorang yang selalu mendukung Khalifah meskipun jarak memisahkan mereka.
"Kamu hebat, Khalifah. Aku bangga padamu," tulis Patricia dalam pesannya.
"Terima kasih, Patricia. Dukunganmu berarti banyak bagiku," jawab Khalifah dengan senyum lelah tetapi puas.
Waktu pesiar di akademi adalah momen yang dinanti-nantikan oleh semua kadet. Saat itu, mereka bisa melepas penat dari rutinitas ketat. Khalifah biasanya menghabiskan waktu pesiar dengan teman-temannya di kafe kecil di dekat akademi. Mereka duduk bersama, berbagi cerita, dan tertawa.
"Latihan tadi benar-benar melelahkan, tapi kita berhasil melaluinya," kata Khalifah sambil menikmati secangkir kopi.
Theodore Gom-Gom, salah satu teman dekatnya, menambahkan, "Betul banget. Kadang aku berpikir, bagaimana kita bisa bertahan sampai sejauh ini?"
Di sisi lain, Fabiola menghabiskan waktu pesiar dengan para taruni dan sahabat dekatnya, Eunike. Mereka sering pergi ke taman di dekat akademi, menikmati suasana yang tenang dan berbicara tentang berbagai hal.
"Aku selalu merasa lebih baik setelah ngobrol denganmu, eun," kata Fabiola sambil duduk di bangku taman.
"Aku juga, Fab. Kita harus terus saling mendukung," jawab Eunike dengan senyum.
Ketika cuti tiba, Khalifah,fabiola dan para taruna taruni semuanya pulang ke kota masing-masing untuk bertemu keluarga mereka. Momen pertemuan dengan keluarga selalu menjadi waktu yang spesial bagi mereka.
Khalifah pulang ke kotanya, disambut hangat oleh orang tuanya. Mereka berbincang di ruang tamu, menikmati kebersamaan setelah sekian lama tidak bertemu.
"Kami selalu bangga padamu, Nak. Teruslah berusaha dan jadilah yang terbaik," kata ayah Khalifah dengan suara bangga.
"Iya, Ayah. Aku akan terus berusaha. Terima kasih atas dukungannya," jawab Khalifah dengan tulus.
Di kota lain, Fabiola kembali ke rumahnya di Bandar lampung, disambut dengan hangat oleh orang tuanya.
"Bagaimana latihanmu, Fabiola? Apakah semuanya berjalan lancar?" tanya ibu Fabiola dengan penuh perhatian.
"Ya, Bu. Semuanya berjalan dengan baik. Latihan memang berat, tetapi aku menikmatinya," jawab Fabiola dengan senyum.
Fabiola menghabiskan waktu cutinya dengan keluarga, menikmati makanan rumah, dan berbagi cerita tentang kehidupannya di akademi. Kedua orangtua nya beserta kakak nya, yang selalu mendukung, memberikan nasihat dan dorongan agar Fabiola terus berjuang meraih cita-citanya.
Selama masa cuti, Fabiola dan Eunike tetap berkomunikasi dengan Khalifah dan Theodore, saling memberikan dukungan dan semangat meskipun mereka berada di tempat yang berbeda. Kebersamaan dan persahabatan mereka semakin kuat, menguatkan tekad untuk mencapai tujuan bersama.
Hari-hari di akademi yang penuh dengan aktivitas dan kebersamaan ini membentuk mereka menjadi pribadi yang lebih kuat dan siap menghadapi tantangan masa depan sebagai polisi. Setiap momen bersama teman, keluarga, dan orang-orang tercinta memberikan energi dan motivasi tambahan untuk terus berjuang dan memberikan yang terbaik.
(Huhu tambah ga nyambung 🫠,author cuti dulu yaa nanti pulang cuti dilanjutin 😋)
KAMU SEDANG MEMBACA
Misi dan Cinta (REVISI)
FanfictionLangit malam di Semarang bersinar terang, menyaksikan ribuan mimpi para taruna dan taruni yang berjuang di Akademi Kepolisian. Di antara mereka, Khalifah dan Fabiola menonjol, dua sosok yang berbeda namun saling melengkapi. Dari perkenalan awal hing...