2

9 3 0
                                    

Hellow

🪸🪸🪸

Risha mendelik kesal, "no! Mana bisa gitu? Nanti yang ada..."

"Lo nggak bisa makan pedes lagi, ya bagus lah," potong Varion.

Risha langsung memeluk lengan Varion yang menganggur.

"Maafin Risha, Iyon. Janji ngga makan pedes lagi, tadi Risha cuma cicipin bakso punya Thea doang, selain itu Risha nggak makan pedes kok, jujur."

"Lo pikir gue peduli?" Acuhnya tak mau menatap Risha sama sekali.

Tangan Risha terangkat mengelus-elus rahang tegas Varion, selama 5 bulan jangan kalian pikir Risha tak tahu apa-apa tentang Varion, trik ini biasanya ampuh sekali.

"Please... Lagian salah Iyon selalu larang Risha makan pedes, padahal dari kecil Risha ngga pernah makan pedes sama Oma, ngga dibolehin."

"Sekarang ngga ada Oma, Varion yang batesin. Padahal tadi bakso pedesnya Thea menurut Risha enak banget! Banget, banget, banget! Walaupun pedes! Gitu ternyata rasanya pedes, Risha baru tau."

"Harusnya Iyon bolehin Risha makan pedes lagi, biar Risha bahagia! Risha seneng ya bisa makan pedes! Nggak diatur makan ini, makan itu, Risha bosen!"

Varion yang mendengar itu langsung membuka seatbelt Runa, lalu tangannya terulur untuk membuka pintu mobil Risha gadis itu.

"Keluar," perintah Varion sambil menunjuk pintu mobil sebelah kiri Risha yang sudah terbuka.

"Kenapa keluar?"

"Mending lo keluar."

"Kok Iyon jahat?"

"Keluar gue bilang."

"Nggak!"

"Keluar aja sana, ngga mau diatur gue kan?" Varion menaikkan satu alisnya, membuat wajah tampan itu terlihat menyeramkan dan sexy secara bersamaan.

"Ngga, ngga, ngga mau..."

"Lo tadi bilang gitu, lo kira gue budeg, lo kira gue goblok ngga tau maksud lo ngomong gitu apaan hah?" Ujar Varion tanpa menaikkan volume suaranya, namun terdengar tegas dengan suaranya yang berat.

"Engga Iyon..." Risha menggeleng pelan dengan perasaan kacau dan takut.

"Keluar Na," Varion sedikit mendorong bahu Risha agar keluar dari mobil.

Risha berteriak kesal, "aaa!! Nggak mau..."

Gadis berhoodie putih itu segera memeluk Varion erat, "Iyon! Jangan..." Mata gadis itu sudah memerah menahan tangis kala Varion mencoba melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang cowok itu.

"Stop! Iyon!" Risha kembali melingkarkan tangannya yang hampir terlepas di pinggang Varion.

"Sana lo keluar aja," ucao Varion dingin tanpa ekspresi apapun.

"Nggak mau..." Risha menempelkan wajahnya ke dada bidang Varion yang tertutupi kemeja putih.

Varion melepaskan cengkeramannya pada pergelangan Risha, membiarkan tangan putih itu bebas memeluknya.

Lagi pula tujuan ia melakukan ini hanya untuk menggertak saja, mana tega dia membiarkan gadis itu di luar.

"Iya janji ngga makan pedes lagi, janji," cicit gadis itu pasrah.

"Jangan usir Risha..."

Varion membiarkan gadisnya memeluk erat dan menenggelamkan wajah di dadanya, sambil mengatur napas agar kembali tenang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐀𝐑𝐈𝐒𝐇𝐀 | 𝐓𝐡𝐞 𝐇𝐈𝐋𝐃𝐄𝐆𝐀𝐑𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang