Bagian 1

2 0 0
                                    

Pagi hari ini disambut dengan suara kicauan burung burung yang saling bersahutan. Tak hanya itu saja, suara alarm yang berbunyi nyaring juga ada. Namun, orang yang berada di kamar itu tidak peduli akan suara semua itu.

"Raina ayo bangun nak. Kamu harus masuk di sekolah baru kamu loh." Ucap Bunda Raina sembari membuka gorden agar sinar matahari dapat masuk di kamar Raina. Raina yang mendengar suara Bundanya, langsung duduk di tepi kasur sambil mengucek matanya.

"Bun, Raina ngantuk banget tau. Ini Raina mau tidur lagi aja gimana?" Tanya Raina sambil bersandar di tepi kasurnya.

"Ngga ada. Kamu harus masuk hari ini. cepetan sana mandi dulu habis itu sarapan di bawah. Bunda tunggu." Ucap Bundanya sembari menarik Raina agar tidak berada di kasur lagi. Mau tidak mau, Raina pun segera bergegas untuk mandi. Ya walaupun matanya sangat berat untuk dibuka.

Setelah selesai mandi, Raina pun langsung turun ke bawah untuk sarapan bersama.

"Hmm anak ayah baunya harum banget. Udah semangat banget ya mau ke sekolah baru." Goda Ayah Raina saat di meja makan.

"Ih apa sih Ayah. Orang biasa aja. Emang aku tiap hari wangi ya." Protes Raina tidak terima dengan perkataan Ayahnya.

"Ututu anak Ayah marah ya? Iya iya emang anak Ayah itu harum banget."

"Udah-udah jangan berantem deh kalian, masih pagi loh ini. Ayo makan langsung aja biar ga telat." Lerai Bunda yang berakhir mereka pun sarapan dengan tenang dan tanpa suara.

Selesai sarapan, Raina pun segera mengambil tasnya dan segera memakai sepatunya.

"Udah siap belum? Kalo masih lama Ayah tinggal nih." Ancam Ayahnya yg membuat Raina panik dan mempercepat gerakannya.

Tanpa banyak bicara, Raina langsung menuju mobil sang Ayah dan langsung diikuti Ayahnya.

Pada saat diperjalanan, Ayah Raina sempat berpesan kepada Raina bahwa, Ayahnya hanya sementara mengantar jemput Raina. Setelah ini, Raina harus menggunakan angkutan umum atau ojek online. Dan Raina tidak bisa menolak perkataan Ayahnya tersebut, jadi ia hanya mengiyakan saja.

Tak terasa perjalanan begitu cepat, sekarang Raina sudah sampai di depan gerbang sekolah. Ia pun berpamitan dengan Ayahnya dan segera bergegas menuju ke ruang kepala sekolah.

Saat ia berjalan di lorong sekolah, banyak sekali murid yang memandangi. Bahkan ada yang dengan lantang berkata,

"Ih siapa tuh? Murid baru yah?" ucap murid itu sedikit berbisik, namun Raina tetap mendengarnya.

Sesampainya di ruang kepala sekolah, Raina pun disuruh untuk duduk di sana.

"Kamu yang murid pindahan dari SMA 1 Nusa ya?" tanya kepala sekolah.

"Iya pak betul."

"Baiklah, nanti kamu saya antar ke ruang kelas kamu ya."

"Baik pak terimakasih banyak." Jawab Raina sopan.

Tak lama kemudian, bel pun berbunyi. Langsung saja kepala sekolah membantu Raina untuk mencari kelasnya.

Pada saat sudah sampai di depan pintu kelasnya, kepala sekolah masuk terlebih dahulu. Setelah itu, kepala sekolah memberi aba-aba agar Raina masuk dan kepala sekolah pun keluar dari sana.

"Baiklah murid-murid, ini teman baru kalian. Kalian bisa berteman baik dengan dia. Tapi sebelum itu perkenalkan diri kamu terlebih dahulu." Ucap guru yang berada di kelas saat itu.

"Ah baik bu. Hai teman-teman, kenalin nama aku Raina Putri Maharani. Kalian boleh panggil aku Raina ya. Semoga kita bisa berteman baik di kelas ini." Ucap Raina sembari tersenyum manis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang