SEGMEN 1

78 30 122
                                    

Playlist : Tulus - Monokrom

Happy Reading

"Kalo emang enggak niat ngajak keluar, gausah ngajak keluar!" gerutu seorang cewek yang sedang menyeka lengannya yang terkena tempias dari air hujan. Sudah hampir 2 jam dia berdiri dengan posisi tangannya melipat didepan dadanya sambil mengeluarkan sumpah serapah dari bibir yang sudah mulai memudar warna merahnya.

Sesekali dia mengecek hp-nya tetapi dia masih belum menemukan notifikasi yang dia tunggu. Sampai akhirnya cewek dengan rambut panjang itu men-dial sebuah nomor dan begitu terdemhar suara dari sebrang, dia mulai memakinya dengan semua kata kasar yang sudah dari tadi dia tahan.

"Brengsek! Dia bilang lupa!" sinisnya Ketika menutup sambungan teleponnya.

"Gua udah disini 2 jam, dia bilang lupa?!" masih dengan perasaan dongkolnya dia terus memaki orang yang diteleponya tadi.

Saking kesalnya dia tidak menyadari ada sesorang yang menyapanya dari dalam sebuah mobil. Pemilik mobil sampai harus meneriaki nama cewek itu.

"Serayu! Woi..." ini kali ke 4 pemilik mobil itu meneriaki Serayu yang masih dengan rasa jengkelnya.

"Rabista?" sahutnya pelan saat Serayu melihat siapa yang didalam mobil. Dia Rabista bisa dibilang teman karena mereka berada dalam kelas yang sama, tapi ya tidak begitu akrab.

"Udah gila lu ya? Marah-marah di halte sendiri." Ujar Rabista heran.

Serayu tanpa aba-aba langsung mendekat kearah mobil Rabista. "Ta, boleh numpang enggak?" pinta Serayu dengan mata memelas yang membuat Rabista tidak bisa berkutik.

Bukan apa-apa, Rabista itu paling tidak bisa melihat orang yang melas pasti bawaannya kasian apalagi ini Serayu yang notabene-nya adalah teman sekelasnya. Kasiankan kalo pulang sendirian walaupun sebenarnya tidak aka nada yang mau nyulik cewek itu karena Serayu itu terkenal dengan mulutnya yang kasar dan juga galak.

Tanpa menunggu jawaban dari sang empunya mobil Serayu membuka pintu mobilnya yang kebetulan tidak dikunci dan langsung duduk disebelah Rabista dengan tampang tidak bersalahnya. Rabista tidak bisa berkata-kata lagi dan langsung menjalankan mobil sesekali melihat Serayu yang masih memasang senyum lebar. Ini bukan Rabista terpesona sama Serayu tapi cowok itu bergidik ngeri sendiri melihat cewek disebelahnya tidak berhenti senyum seperti logo Kumon.

"Baju lu basah, mending kita mampir ke kafe buat ganti baju." Ujar Rabista yang sambil fokus menyetir.

Entah hanya perasaannya saja atau ini benar terjadi, Serayu semakin lekat menatap Rabista dengan senyum ala Kumonnya itu.

"Oke." Jawabnya singkat padat dan sangat jelas.

"Yu, bisa enggak senyum lu lipet aja? Serem ngeliat lo senyum begitu sepanjang jalan." Akhirnya Serayu melipat senyumnya dan sekarang wajahnya sudah seperti semula dan Rabista sedikit lega. Setelah itu tidak ada lagi obrolan diantara mereka hanya terdengar lagu Love Scenario koplo version.

Tetapi, ada satu hal yang mengusik pikiran dan jiwa kepo seorang Rabista. Kenapa Serayu ini misuh-misuh di halte trus ditengah hujan deras pula? Kan' enggak mungkin dia mau mangkal.

"Ekhem..." Serayu menoleh kearah Rabista yang masih fokus menyetir. Tapi justru ini malah memberi ruang kepada Serayu untuk bertindak atau berucap hal-hal random kepadanya.

"Batuk, Pak Haji." Sahutnya sambil menepuk-nepuk punggung Rabista.

"Anjir Yu, random sih." ujar Rabista.

"Lu ngapain sih malem-malem gini di halte?" Rabista mengeluarkan hal yang sedari tadi menganjal pikirannya.

"Si Arjunanjing itu mau ngajak jalan tapi disuruh tunggu di halte tadi," Balas Serayu dengan emosi tangannya mengepal geram.

"Eh, gua tunggu sampai dua jam tapi enggak dateng. Pas gua telepon bilangnya lupa. kesel enggak lo?" Terangnya dengan emosi yang meledak-ledak.

Rabista yang melihat wajah Serayu merah padam karena sedang marah terkekeh pelan. Menurut Rabista dia lucu banget. Pengen cubit tapi dia pacar orang.

Tidak terasa mereka akhirnya sampai disebuah kafe yang tidak begitu besar tetapi terlihat nyaman kalau hanya untuk mampir dan sekedar ngobrol dan minum kopi. Rabista membuka pintu mobil yang berada disisi Serayu dan cewek itu bertingkah seakan-akan baru turun dari kereta kuda dan disambut uluran tangan dari sang pangeran. lalu Serayu mengikuti langkah Rabista masuk ke dalam kafe tersebut.

Setelah masuk kedalam, Rabista langsung menyuruh Serayu untuk ke kamar kecil untuk mengganti atasannya dengan hoodie milik Rabista. Sedangkan cowok itu langsung menempati meja kosong diujung kafe yang pemandangannya langsung ke jalanan yang memang agak sepi karena sedang hujan.

Dari ujung kafe bisa melihat Serayu yang keliatan lucu dengan hoodie miliknya yang sangat kebesaran, cewek itu berusaha menggulung lengannya supaya tanggannya terlihat.

"Makasih ya, Ta." ujar Serayu yang masih sibuk dengan lengan Hoodienya.

"Minum dulu, Yu." Rabista menyodorkan jus stroberi.

"Jus stoberi? kok lo tau gua suka ini?" walaupun sedikit bingung serayu tidak mau ambil pusing yang penting sekarang jus ini masuk lambungnya yang sudak mulai bergejolak ini.

tidak lama kemudian lonceng dipintu kafe berbunyi menandakan ada pelanggan yang masuk, Serayu reflek menolehkan kepalanya kearah pintu. Netranya tertuju pada sosok cowok dengan perawakan tinggi itu. "Arjuna?!" gumamnya sambil menahan rasa geramnya tangannya sudah mengepal apalagi setelah melihat seseorang yang menempel pada Arjuna.

Tanpa pikir panjang, Serayu menghampiri 2 sejoli yang terlihat sangat bahagia. Wajah Serayu yang tadinya merah padam sekarang berubah dengan senyuman super manisnya.

"Katanya lupa ya tadi, eh taunya lupa kalo punya pacar." sindir Serayu tepat dibelakang Arjuna yang sedang memesan makanan dan minuman.

"Eh, Serayu." dengan gugup Arjuna tetap menjawab Serayu. sepertinya cowoknya ini memang sudah putus urat malunya.

"Yu, ini enggak yang kamu pikirin kok," Arjuna mencoba mencari alasan supaya pacar resminya itu tidak marah.

serayu menaikan salah satu sudut bibirnya sambil melipat tangannya didepan dada, "Emang lo bisa baca pikiran gua?"

"Lu tuh udah ketangkep basah masih ngelak aja, heran. ini udah kesekian kalinya lu selingkuh, ketauan lagi. Gua kalo jadi lu mah malu mas, minimal main cantik-lah." sinisnya. Pasalnya ini bukan pertama kalinya cowok itu ketauan selingkuh. tetapi kenapa Serayu tidak memutuskannya? coba tanya Serayu langsung.

Rabista yang melihat situasi sudah mulai tidak kondusif menghampiri Serayu dan menariknya keluar dari kafe itu. bahkan tatapan Rabista sangat tajam saat melihat Arjuna dengan tampang tidak berdosanya itu.

"Yu, mending lo gua anterin pulang sekarang." ujarnya sambil menarik tubih Serayu dari sana.

Rabista membukakan pintu mobilnya sama seperti pada awal mereka datang ke kafe itu. setelah didalam mobil dan sepanjang perjalanan Serayu terus mengoceh dan memaki pacarnya itu dan bersumpah untuk putus dengannya bagaimanapun caranya.

medengar ucapan Serayu, Rabista hanya mengulum senyum karena dia tau itu akan sulit sekali karena satu antero SMA Surya Buana tau kalo mereka ini pasangan toxic. semua ucapan Serayu ada sebuah wacana.

"Lu yakin bisa mutusin dia?" Serayu terdiam mengingat semua usahanya sia-sia.

Cewek itu mulai frustasi, apakah dia akan seumur hidup dengan Arjuna?

GIMANA? GIMANA? PART 1 INI?

ADA YANG RELATE SAMA SERAYU?

APAKAH SERAYU BERHASIL MEMUTUSKAN ARJUNA?

PUTUS ATAU LANJUT LAGI NIH KAYA DUGAAN RABISTA?

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA!!

SEE U ON THE NEXT CHAPTER

DEAR SERAYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang