how did it end? ( i can't pretend like i understand)

56 10 3
                                    

"I Love You (I'm Sorry)"

2 - how did it end? (i can't pretend like i understand)

a fanfiction by fanlady

warning : alternate universe, ertertainment!au, marriage life, TauYa. bagian bergaris miring untuk masa lalu.

. . . 

Taufan duduk termenung di depan laptop. Hasil tes laboratorium Yaya tergeletak terbuka di meja, kusut karena terus dibuka dan dibaca berulang-ulang.

Taufan sudah menghubungi rumah sakit yang tertera, dan membuat janji untuk bertemu dengan dokter yang namanya tertulis di bawah surat. Yang membuatnya gelisah dan khawatir adalah mengetahui dokter yang ditemui Yaya ternyata seorang spesialis kanker dan tumor.

Pikiran buruk menghantuinya, dan Taufan semakin resah karena tidak menemukan cara untuk berbicara dengan Yaya secara langsung. Ponsel Yaya ada padanya, masih tersimpan di dalam tas yang diletakkan Taufan di sampingnya. Taufan sedikit berharap Yaya akan datang menemuinya untuk mengambil tas itu, tapi mungkin Yaya sendiri tak tahu tasnya ada pada Taufan.

Apa Yaya bahkan sudah pulang ke rumahnya sekarang? Bagaimana jika gadis itu berkeliaran di jalan raya lagi, sendirian dan kebingungan, dan tidak ada yang akan menariknya saat ada truk hendak melintas?

Taufan akan gila jika terus berdiam diri di sini, jadi ia bangkit dan mencari-cari kunci mobilnya di laci. Ponsel yang ditinggalkannya di dekat laptop berdering, dan Taufan menyambarnya secepat kilat, berharap Yaya yang menelepon.

"Halo?"

"Selamat siang, Mr. Adrian." Taufan tidak bisa menahan kekecewaannya karena tidak mendengar suara Yaya di seberang telepon. "Saya ingin mengabarkan bahwa sidang perceraian anda dengan Mrs. Adrian yang dijadwalkan lusa sudah dikonfirmasi tertunda."

"Ditunda?" Taufan mengerutkan dahi. "Kenapa?"

"Saya tidak tahu pasti alasannya. Tapi pihak hukum Mrs. Yaya Adrian yang memberikan konfirmasi."

Taufan menarik napas sejenak. "Baiklah. Terima kasih."

Taufan mencampakkan ponsel di sofa dan kembali termenung. Baru saja tadi ia bertemu Yaya yang mengancam tentang persidangan lusa, sekarang mendadak saja ditunda? Taufan seharusnya bersyukur, tapi ia justru merasa lebih takut. Yaya tidak bersikap seperti dirinya, dan itu membuat Taufan yakin memang ada sesuatu yang salah.

Apapun itu, Taufan akan mencari tahu.

Taufan menemukan kunci mobil dan menyambar jaket serta topi, tak lupa juga memakai masker untuk menyamarkan wajahnya. Skandal perceraian ini membuatnya semakin sering diburu paparazzi, dan Taufan tidak ingin mengambil resiko tertangkap saat ada sesuatu yang lain yang harus segera ditemukannya.

.

.

.

"Jerman?" Taufan mengerutkan dahi pada Suzy, asisten pribadi Yaya, yang berbicara takut-takut di depannya. "Apa yang dilakukan Yaya di Jerman?"

"Saya juga tidak tahu pasti, Pak Adrian. Bu Yaya hanya menyuruh saya memesan tiket ke Frankfurt sore tadi. Dan beliau baru saja berangkat setengah jam yang lalu."

"Dia pergi sendirian?" tanya Taufan.

"Ya, pak."

"Kau yakin dia bukan pergi karena alasan bisnis?" Taufan sekali lagi bertanya untuk memastikan.

"Ya. Bu Yaya tidak punya jadwal bisnis ke luar negeri bulan ini. Fashion show di Paris juga masih dua bulan lagi."

"Baiklah." Taufan berpikir sejenak. "Apa ... Yaya pernah bertingkah aneh belakangan ini?"

I Love You (I'm Sorry)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang