BAB 29 : Tragedi

153 12 1
                                    


"Aku sudah terlalu jauh berkelana, jika aku tidak ada, semuanya akan baik-baik saja kan?"

-TENTANG SENJA-









Hal yang tidak terduga, seperti di sambar petir oleh kenyataan. Dengan keadaan yang tidak baik, seseorang yang berada di ruang gelap itu tengah terisak, meronta-ronta meminta bantuan.

Dalam keadaan yang baru sadar, wanita itu mengingat kembali kejadian sebelumnya.

"LEPASKAN SAYA!!" teriaknya dengan sebuah isakan.

"AYAHHHH!"

"BUNDA!! TOLONG AYARA!!"

Prok prok prok

Suara tepuk tangan itu begitu nyaring, dengan derap langkahnya yang terdengar, langkah itu berjalan ke arah Ayara.

Iya, itu Ayara. dengan semua masalahnya yang belum terselesaikan, kini dia harus kembali terkena masalah. Siapa yang menculiknya? Pikir ayara.

"Sudah bangun, hm?" Ucap wanita paruh baya.

Ayara membelalakkan matanya, "T-tante?..." Lirih ayara.

Ayara mengangguk antusias dengan bibir yang ia paksa untuk tersenyum, "T-t-tante, tolongin Ayara ya? Ayara mau pulang, ayah bunda nungguin Ayara.." Lirih Ayara, meraung meminta tolong.

"Ayara pengen pulang? Terus Tante bantuin ayara keluar dari sini, gitu?"

PLAKKKK

"Gunanya saya dan anak saya culik kamu apa dong?" Setelah tamparan itu mleset di pipinya yang mulus, Ayara kembali di tampar dengan kalimat yang wanita itu lontarkan.

"Gunanya saya dan anak saya culik kamu apa dong?"

"Gunanya saya dan anak saya culik kamu apa dong?"

Kalimat itu terus berputar di kepalanya.

"Arghhhhhhhh!! APA YANG TANTE LAKUKAN!!!" Teriak ayara mengeluarkan rintihannya.

Wanita paruh baya itu terus menggerakkan kakinya untuk menginjak tangan Ayara. Mungkin sedikit kesulitan dengan gamisnya yang ia pakai, tapi itu tidak akan menjadi penghalang bagi dia untuk terus menyiksa Ayara.

"Sakit hm?"

"ITU TIDAK SEBERAPA DENGAN SAKITNYA ANAK SAYA!!!!"

"AYARA TIDAK PERNAH MENGUSIK ADARA!!" Teriaknya. Tepat, di depan wajah yang ia sebut sebagai umi dari Adara.

"Berani sekali kamu membentak saya hah?!"

Kekesalan wanita itu ia lampiaskan dengan menjambak rambut Ayara yang di lapisi jilbabnya yg sudah tidak menentu.

"Sudah lah umi, waktu kita jadi terbuang banyak kalau seperti ini," sahut Seseorang di balik pintu.

"A-a-adara..." Lirih Ayara tidak percaya.

Terlihat, Adara tersenyum puas dengan menghampiri Ayara. "Kaifa halluk?"

Ayara memalingkan wajahnya.

"Ishh udah di peringatin dari awal juga, jangan deket-deket sama Al, malah ngelunjak segala minta tolong,"

"Kesannya jadi caper," lanjutnya lagi.

Flashback

"Sena, kata bunda, mereka pulang besok, soalny Gus Raden gamau di tinggal dulu sama bang Tio,"

TENTANG SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang