Bab 70

2.6K 229 10
                                    

Seminggu telah berlalu sangat cepat, besok hasil tes akhirnya akan diketahui dan jujur ​​saja akhir-akhir ini aku sudah sedikit terbiasa dengan kehadiran Niran kecil meski masih ada hal yang sulit untuk ditanggung.

“Kamu sangat lelah sayang?” tanyaku sambil meletakkan kepalaku dipaha Becky. 

“Sedikit, cinta” Jawabnya sambil membelai rambutku.

 "Besok kita akan mencari babysitter untuk membantumu mengurus anak-anak. Kamu perlu istirahat," kataku sambil mengangkat blusnya hingga perutnya terlihat.

“Tidak perlu sayang” ucapnya. 

“Ya, itu perlu sayang, kalau-kalau hasilnya positif” aku berbicara dengan lembut sambil membelai perutnya.

“Sayang, lihat aku.” Becky

“Hum?” aku melihatnya.

“Apakah kamu memberitahuku bahwa kita akan tinggal bersama Niran?” dia bertanya dengan heran.

“Aku hanya bilang kalau hasil tesnya positif, sayang apakah kamu tau, besok kita akan mendapatkan hasilnya, kita akan tahu apakah ayam itu adalah anakku atau bukan” 

“Jangan panggil dia ayam, sayang.” Becky

“Itu adalah nama panggilan kasih sayang, kepercayaan, cinta.”

“Nama panggilanmu sangat jelek, sayang.” Becky

“Itu lucu, menggemaskan” kataku

“No, panggilan seperti domba atau ayam untuk anak-anak tidak pernah terlintas di benakku.” 

“Jadi, anak didalam perut ini perempuan atau laki-laki?” tanyaku penasaran, sambil membelai perutnya lagi.

“Aku pikir itu akan menjadi perempuan, kehamilan ini sangat mirip dengan yang aku alami saat mengandung Mon” kata Becky

“Kamu harus memikirkan nama untuknya” 

“Sebaiknya kita menunggu sampai kita mengetahui jenis kelaminnya, dan mencari nama yang bagus, yang jelas itu bukan nama ayam, bebek, tupai atau nama binatang apa pun yang terlintas di pikiranmu, sayang.” kata Becky. 

“Kamu telah melemparkan belati langsung ke hatiku.” Kataku sambil menempelkan tanganku ke dada dan Becky tersenyum.

“Kuharap kamu tidak mati kehabisan darah cinta, ayo tidur manfaatkan waktu karena Anak-anak sudah tidur.” Becky

“Jika mereka sudah tertidur kita harus mengambil keuntungan dan melakukan sesuatu yang lain” dia tersenyum mesum sementara aku mendekatkan wajahku padanya sampai kami menyatukan wajah kami dan membawa salah satu tanganku ke pahanya yang aku gerakkan dengan lembut. Aku meninggalkan ciuman dan gigitan kecil di sepanjang lehernya sementara tanganku menyentuh seluruh keintimannya melalui kain, merasakan kelembapannya semakin banyak. Aku berhenti selama beberapa detik untuk melepaskan bagian atas payudaranya dan membiarkan payudaranya benar-benar bebas, tanganku menuju ke payudaranya, yang aku gerakkan dengan gigitan kecil dan remasan ringan sementara melodi indah dari helaan napasnya terdengar, aku meninggalkan payudaranya dan turun untuk menyelesaikan menanggalkan pakaiannya, aku menggerakkan dua jariku untuk merasakannya selama beberapa detik, aku memegang pahanya dan menyeretnya hampir ke tepi tempat tidur, di bawah tatapannya yang penuh nafsu aku berlutut sambil mendekatkan kakinya ke bahuku. Aku merasa seperti tangannya, memposisikan diri di atas kepalaku jadi aku tenggelam ke dalam dirinya, dalam permainan menjilati dan menghisap klitorisnya, sesuatu yang dia nikmati sejak saat itu. erangan dia meminta lebih. Aku melepaskan kakinya dari bahuku dan berdiri di depan tatapan tajamnya.

“Apa yang kamu lakukan?” ucap Becky

“Aku baru ingat bahwa aku dihukum hari ini” aku menjawab ketika aku pergi ke kamar mandi.

“Apakah kamu serius?” Becky

“Apakah kamu ingin membantuku menyalakan pancuran dengan air dingin, sayangku.”

“Begini caramu mempermainkanku Sarocha?  bagus!” Becky. 



Aku hendak berangkat ke kantorku setelah selesai meeting di tempat lain, aku diberitahu bahwa Engfa telah tiba dan sedang menungguku di resepsionis, jadi aku izinkan dia untuk naik ke kantorku. wangi semerbak dari parfum yang ia gunakan memenuhi ruangan. 

“Kamu memiliki gaya berjalan yang bagus, seperti seorang ratu yang melahap catwalk, tapi cepatlah, aku sibuk, aku tidak punya waktu seumur hidup untuk menunggumu duduk.” sarkas ku. 

“Aku suka pujian anehmu dan seperti kata mereka, hal-hal baik akan datang ketika kamu mau menunggu.” Engfa

“Bagaimana kabarmu? Engfa, pengacara favoritku, beritahu aku kamu punya kabar baik untukku.” 

“Bagaimana kabar bayi dan istrimu?” tanya nya. 

“Baik sekali menurutku.” 

“Dan denganmu? Bagaimana perasaanmu bersamanya si kecil?”

“Katakanlah aku mulai terbiasa dan Becky melakukan segalanya dengan sangat baik.” Jawabku

“Aku senang mendengarnya, mungkin kamu salah memilih ibu yang kamu berikan padanya, tapi kamu memilih ibu tiri yang sempurna” dia berbicara sambil memberikanku sebuah map. “Kamu dapat memeriksa hasilnya.”

Kata-katanya telah menjelaskan semuanya jika dia adalah anakku dan dokumen mengkonfirmasinya. Dua tes yang dilakukan di laboratorium berbeda menunjukkan bahwa dia 99,9% adalah anakku. Senyum tipis muncul dari diriku, sebuah tindakan yang tidak luput dari perhatian Engfa. 

“Kamu tersenyum Freen” 

“Jadi apa selanjutnya?” tanyaku

“Karena perilaku Nita setelah melahirkan dan karena dokter melihat bahwa dia tidak dalam posisi baik untuk merawat bayinya, Hakim memutuskan untuk mengirimnya ke terapi psikologis dan tergantung pada hasil dokter spesialis, Hakim akan mengambil keputusan tentang siapa yang harus mengasuh anak tersebut, tetapi untuk saat ini dan sampai saat itu tiba, kamu mempunyai hak asuh sementara.” jelas Engfa

“Aku akan memperjuangkan hak asuh penuh, ya aku sudah tahu kalau itu anakku, aku tidak ingin Nita dekat dengannya dan tumbuh jadi seperti dia.” 

“Kita bisa melakukannya tapi tidak sekarang, Nita sedang tidak sehat secara psikologis dan bisa jadi itu semua adalah depresi pasca melahirkan.” ucap Engfa. 

“Tidak seperti itu, Nita memang sudah gila sejak awal” sarkas ku. 

“Aku memahami sudut pandangmu tetapi hakim memiliki sudut pandang yang sangat berbeda denganmu, jadi kita harus mengikuti perintahnya.” kata Engfa.




























Bersambung… 

My Life (freenbecky) G!PTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang