"hey..hey love dengerin aku dulu" mohon pria itu sembari menyesuaikan langkah untuk mengejar wanita yang berjalan di depannya. Tanggannya mencoba meraih tangan orang yang ia kejar. Meski dalam beberapa kesempatan pergelangan tangan tersebut berhasil digenggamnya, pemilik tangan itu justru dengan mudahnya menepis perlakuan tersebut hingga genggamannya terlepas dalam sekejap.
"Stop ikutin aku bisa gk sih?" Pinta si wanita.
"Hei... Dengerin aku dulu plis"
Adegan itu tentunya menyita perhatian sekitar mereka. Meski lobby apartemen tempat mereka saling kejar-kejaran ini tak ramai. Tetap saja cekcok kecil itu menarik perhatian dari security dan resepsionis di front desk yang baru saja mereka lewati. Untuk security nya sendiri, bapak itu cukup menghela lelas atas drama anak muda yang lewat di depannya saat ia berjaga di pintu lobby tadi. Ia hanya bisa menggeleng maklum pada dua sejoli yang kisruh ini.
Si wanita terhenti di depan pintu lift dan menempelkan kartu akses yang ia miliki. Ya, ia adalah penghuni apartemen ini. Barulah setelahnya layar kecil indikasi menampilkan bahwa liftnya sedang bergerak turun. Ia sendiri hanya memperhatikan lift di depannya. Tak mau menggubris pria di sampignya yang tak henti-hentinya memohon perhatian agar si wanita mendengarkannya.
Pria yang menunjukan keputusasaan mencoba meraih kedua pundak si wanita dengan lembut agar si wanita mau menatapnya. Sayangnya niat tersebut langsung gagal, hanya baru menyentuh saja si wanita langsung menepis kedua tangan yang tulus itu dengan kasarnya. "Jangan sentuh aku!" Ucapnya dengan nada rendah yang dapat dirasakan ada kedalaman amarah terdengar darinya.
"Kalau begitu tolong dengarkan aku ku mohon"
PING!
lift sampai dan siap terbuka.
Begitu liftnya terbuka dan si wanita hendak melangkahkan kaki, lagi, si pria melakukan upayanya untuk meraih pergelangan tangan orang yabg ia cinta tapi malah kembali di tepis dengan kasarnya.
Namun kini wanita itu berbalik. Menhadap wajah pria yang memohon itu. Ekspresi kesungguhan seperti merasa bersalah langsung ditangkap oleh kedua mata si wanita.Meski begitu, ada rasa muak sendiri yang tak bisa si wanita toleransi lagi lebih dari ini. Ia tahu ia kekanak-kanakan. Tapi tetap saja, baginya, ia lelah jika terus begini.
"APA? APA LAGI YANG MAU KAMU JELASKAN? AKU CAPEK TAU!" Pernyataan itu lepas bersamaan dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Meski beresiko berdiri tepat di garis pintu lift, tetap saja ia tak bisa menahan emosinya yang sudah diluar batas yang mampu ia tahan.
"Seminggu penuh, kita sama-sama struggling untuk urusan pekerjaan dan kuliah, aku masih berusaha ada di samping mu meski aku tau aku juga gak baik-baik ajh, terserah mau bilang aku kekanak-kanakan, tapi bagi ku..." Si wanita menarik napas sebelum berucap kembali, seperti memberi jeda. Tentu ia harus memberi jeda. Ia tak ingin emosinya pecah lebih jauh saat ini. "...hati ku lebih dari tidak cukup kuat untuk melihat orang yang ku prioritaskan tak memberi prioritas yang sama bagi ku"
"Dengerin aku dulu.."
"Gak, kamu yg dengerin aku"
"Teman-teman ku sudah menghubungi kami untuk jemput aku yang collapse di infimary kampus, sampai senja kamu bahkam gak dateng jemput aku!!!" Dibandingkan rasa sedih itu lebih seperti amarah. Sebuah bentuk kalimat penghakiman yang ingin di utarakan pada orang di depannya.
"Itu.."
"Dan lagi aku malah mendapati kamu di lab kampus dengan si wanita sialan itu, mau alasan apa lagi? Bantu dia menyelesaikan projectnya?!!! Aku kehilangan kesadaran sampe di bawa ke infimary dan kamu memprioritaskan untuk menolong dia, SUNGGUH INSAN MANUSIA YABG SANGAT BERBUDI LUHUR KAMU YA.."
"A-aku, aku gk bisa"
"Enough, handphone di genggaman ku lebih dari mampu untuk membuat kepala mu berdarah" ancaman itu lantas menghentikan gesture apapun yang di buat si pria. Wajahnya yang masih menampakajab ekspresi pasrah kini dibarengin dengan alisnya yang melonggar seperti seakan ia paham bahwa orang di depannya tak mau ia raih lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BSD Character x Reader Oneshot Collection
FanfictionOneshot yang sering tiba-tiba muncul di kepala -BSD Character x reader -freeform -fiksi -fiksi penggemar -didedikasikan untuk teman (gk semua) -ketikan gabut ajh -menerima request