"wangi mu enak"
Kau tersentak menolehkan kepala mu ke kiri, langsung mendapati orang yang telah mengendus leher mu disana memasang seringai menggoda."Kau cukup berani juga tuan"
Kau sepenuhnya berbalik menghadap pria itu. Dia sendiri kini telah memperbaiki posisinya. Kalian saling berhadapan dalam posisi yang setara saat ini.Berdiri dengan sangat berwibaw, fedora yang terlihat mahal dikepalanya menjadi perhatian utama mu sebelum akhirnya kau memindai keseluruhan sosoknya. Tuxedo marun dengan kualitas tinggi, tentu sekali melihat, mata tak akan bisa berpura-pura tak tau betapa mahalnya itu. Seberwibawa apapun aura nya terasa di sekitar mu, gesturnya yang memasukan tangan di salah satu saku celana dan tangan lainnya memegang segelas champagne membuat mu langsung berpikir pria di depan mu tak setua itu untuk kau nilai bahwa ia pebisnis tua yang biasa kau temui.
Terlebih tinggi badannya menjelaskan banyak hal. Kau perkirakan ia setara tinggi dengan mu. Hanya saja kau beruntung, memakai heels sekarang, jadinya tinggi kalian selaras. Jika heels mu kau lepas kau pasti berakhir lebih rendah darinya.
"Siapa yang membawa mu nona?" Pertanyaan yang keluar darinya dapat kau tebak adalah bentuk penasaran murni karena ia ingin basa basi dengan mu.
"Aku hanya mendampingi seseorang malam ini"
"Oh, betapa beruntungnya pria itu" ucap pria di depan mu seraya meneguk champagne nya tanpa mengalihkan pandangan sedikit pun dari mu.
Kau sendiri hanya menyilangkan tangan dengan satu tangan memegang wine. Huruf L sempurna terbentuk dari kedua lengan mu itu. membuat payudara mu semakin terpostur dengan baik dalam jarak pandang ini. "Sejujurnya aku yang tak beruntung disini". Tanggapan mu lantas membuat salah satu alisnya menaik saat mendengar itu. "Pria yang harusnya bersama ku malah sibuk dengan para kumpulan pebisnis disana" ucap mu sambil memiringkan kepala untuk menunjuk kumpulan pria yang kau maksudkan.
Pria di depan mu sendiri memperhatikan kumpulan yang kau maksud. "Kau wanitanya Kobayasahi?"
"Bukan" jawab mu seraya menyesap wine mu. Sedikit gesture mengecap dengan bibir mu kau berikan untuk dilihat olehnya. Bibir nan ranum dengan warna lipstik yang umum dikenakan wanita muda jadi tak terlihat seperti ibu-ibu pejabat. Dengan keahlian mu, kau selalu mengaplikasikan lipstik mu seperti ini agar terlihat juicy. Tentunya pria di depan mu tak bisa mengalihkan mata dari pemandangan yang baru saja kau berikan.
"Kau ingin aku menebak?"
"Kedengaran seru menurutku, mau menebak? Silahkan"
"Apakah Kinoshita yang membawa mu?"
"No no"
"Jangan bilang pak tua sawabe disana?"
Gelengan kepala kamu berikan sebelum akhirnya menyesap kembali wine mu. Kamu menunggunya menebak lagi.
"Gak mungkin banget si botak Inao kan? Beruntung banget dia bisa mebawa gadis seperti mu"
Kau menyipitkan mata padanya mendengar jawaban itu. Setelahnya kau acungkan telunjuk pada tangan tangan mu yang memegang wine kepadanya. "Kau, kalau kau berbicara begitu di depan inao, kau bisa habis oleh nya loh" ucap mu seperti sedang memperingatkan teman bergosip mu agar tak coba-coba nekat akan sesuatu.
Dia sendiri hanya terkekeh mendengar peringatan dari mu itu. "Oh tenang lah sayang, tak ada yang bisa menghabisiku, apalagi macam-macam dengan ku"
Kamu hanya mengerenyutkan bibir setelah mendengar jawabannya itu. Kepala mu miring ke kanan lalu kamu miringkan lagi ke kiri seperti seorang anak TK yang sedang berpikir bagaimana cara gurunya melakukan trik sulap.
"Kau orang penting? Dari bisnis mana?"
"Aku lebih suka menjadi misterius, sayang"
Kau tersenyum saat mendengar kalimat itu dengan mudah keluar dari mulutnya. Sungguh pria berlidah licin, sangat berpengalaman dengan wanita. "Ohh begitu ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
BSD Character x Reader Oneshot Collection
Hayran KurguOneshot yang sering tiba-tiba muncul di kepala -BSD Character x reader -freeform -fiksi -fiksi penggemar -didedikasikan untuk teman (gk semua) -ketikan gabut ajh -menerima request