overthingking

7 1 0
                                    


Pernah mendengar kalimat 'dahulu cita-citaku bukan ini'. Ya, kalimat itu sesuai dengan sebagian kisah hidup kami yang tak mampu meraih mimpinya. Anak kecil yang dahulu tertawa riang dan dengan tegas memperkenalkan cita-citanya kini hanya bisa tersenyum getir. Ternyata tumbuh dewasa tidak semudah dugaanku.

Kaum gaul kami menyebutnya "overthingking" pikiran penuh, gelisah dan susah tidur karena beban yang tidak seharusnya dipikirkan terus menerus. Beberapa orang terlihat kurus dengan nafsu makan yang kian menurun, beberapa diantaranya semakin gemuk karena banyak mengunyah camilan manis. Hampir tidak bisa dibedakan mana orang-orang yang telah bahagia dalam hidupnya, mana orang-orang yang sebenarnya sedang melarikan diri dari kenyataan hidupnya. Faktanya mereka para pecandu "overthinking" tidak bisa lagi melarikan diri. Mereka memikirkan setiap jengkal langkah kakinya yang tak menentu. Mereka terseok-seok. Dengan kaki pecah-pecah, sandal yang mereka pakai kadang putus pengaitnya. Menyebalkan bukan?

Saat melihat anak kecil yang ditimang-timang rasanya kami ingin kembali kemasa itu dan tidak ingin kemana-mana. Diterbang-terbangkan bapak sehingga mata anak kecil itu bisa melihat dunia yang begitu luas. Dijinjing-jinjing ibu dipangkuannya seakan dunia ini hanya milik anak kecil itu dan ibunya. Meski begitu, semua orang yang menjadi bapak dan ibu juga sama beratnya, sama-sama pernah menjadi anak kecil yang pernah ditimang-timang oleh orang tuanya.

Begitu orang dewasa melupakan cita-cita masa kecilnya mereka tidak memiliki keinginan lain selain bagaimana mereka bisa menghasilkan uang. Dan aku juga pernah merasakannya. Begitulah kira-kira saat aku mulai berhenti dan berteduh dibawah pohon yang rindang. Terbuai, lalai, bahkan lupa dengan tujuan awal. Terkadang aku juga ingin menyerah, melupakan keinginan-keinginan dimasa lalu dan menjalani saja kehidupan yang tersisa. Namun, bukankah Tuhan selalu mengetahui isi hati kita meskipun kita sudah mengubur keinginan itu dalam dalam? Dan lagi, Tuhan selalu ada untuk kita.

Kami si kaum overthingking ini biasanya duduk dipojokan kamar, atau merebahkan diri dikasur sembari memandang langit-langit kamar. Sesekali menghela nafas kasar dan sesekali tersenyum getir. Sebenarnya apa yang kita cari? Kemudahan untuk menggapai apa yang kita inginkan. Apakah ada jalan mulus yang lebih mudah kita pakai? Atau hanya orang-orang tertentu yang bisa lewat jalanan mulus itu?


MAKIN DEWASA MAKIN INTROVERT (Tapi Aku Ga Mau)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang