Chapter 1

190 17 3
                                    

"Kean, nunggu lama gak? Maaf ya kalo Ken lama... " ujar Vincent seraya memasang muka menyesal.

"Gapapa kok, nunggu bentar doang." Kean mengelus rambut Vincent dengan lembut.

"Okay~"

Nevan yang melihat hanya bisa memutar bola mata malas lalu duduk di sebelah Kean.

(Posisinya Kean di tengah, Kiri Vincent, Kanan Nevan)

"Udah pesen belum babe? " tanya Nevan lembut, berbeda dengan nadanya ketika berbicara dengan Vincent ataupun orang lain.

"Udah kok, pesen bakso tadi. Lagi pengen soalnya."

"Jangan pake pedes, nanti sakit perut" Vincent menyahut seraya memberhentikan salah satu murid, mau di jadiin babu sementara.

"Um, okay" Kean mengangguk setuju, namun dia terlihat sedih tidak bisa memakan makanan pedas, padahal kan lagi ngidam.

"Eh, kalian tau gak berita tadi pagi?" Nevan mulai membuka percakapan kembali, karena tadi sempat sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Oh, yang suami gigit istrinya brutal kek orang kesurupan? " ujar Kean memastikan

"Ho'oh yang itu, ngeri bet gue liatnya. Si istri sampai sekarat loh"

"Kalian ngomongin apa dah? Suami gigit istri? Dia kenapa emang? Rabies kah? " Vincent bertanya dengan tampang polosnya.

"Kagak tau sih, tapi kata pihak rumah sakit dia kek kena virus aneh gitu. " jawab sahut Nevan seraya memakan nasgor yang tadi dia pesan.

"Lalu? Keadaan istrinya bagaimana? " Vincent bertanya kembali, seolah sedang memastikan.

"Entah, belum ada pemberitahuan lebih lanjut mengenai kasusnya"

"Hmm, okay" Vincent kembali makan dengan anggun.

"Btw, lo napa mesen steak dah" Nevan mulai berbicara kembali, dia sebenarnya agak risih melihat Vincent yang makan dengan anggun. Gak biasa dia liatnya.

"Memangnya kenapa? "

"Gak ada, cuman kalo lo makan makanan kelas atas nada bicara lo juga berubah" Nevan menompang pipinya, menatap kearah Vincent.

"Sorry, gue kebiasaan di rumah jadi gini."

"Gak heran sih, lo tuan muda. Hidup para orang kaya emang ribet" ucapan Nevan malah membuat Kean meliriknya heran.

'Lah, dia sendiri tuan muda, ortunya gak kalah kaya juga.' batin Kean heran.

Oke kita abaikan saja para mc kita ini, mari kita pindah ke sisi lain.

"TUAN BESAR, GAWAT!! " seorang pria berjas putih panjang (kek jas dokter loh, bedanya ini buat para peneliti) berlari dengan cepat kearah orang yang dia panggil 'tuan besar' itu.

"Katakan dengan cepat tujuanmu, aku harus menemui para penjabat untuk membahas virus Z-03 yang kita kembangkan. " tuan besar tak lain adalah Reygan Nagendra, kepala keluarga Nagendra sekaligus ayah dari Vincent. Ya meski gak diakuin ayah sama si Vincent sih, emang parah anak satu ini.

"Itulah masalahnya sekarang, salah satu wadah virus Z-03 lepas saat sedang di pindah tempatkan" ilmuwan itu berkata dengan panik, nampak seluruh wajahnya di penuhi rasa takut dan khawatir.

"Kenapa kalian tidak segera menangkapnya? Kejadian ini sudah berkali-kali terjadi, jangan memperbesar masalah. Selesaikan tanpa membuat masyarakat curiga." Reygan berkata santai seraya merapikan pakaiannya.

"Itu... Masalahnya, virus Z-03 telah menyebar di kalangan masyarakat! "

Mendengar ucapan sangat ilmuwan, Reygan menoleh kearahnya dengan tatapan tajam. Namun tak lama kemudian dia berbalik kembali dan memasang wajah biasa seolah tidak terjadi apa-apa.

Survival In A Closed CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang