"Akkhh- sialan berhenti! " teriak seorang anak yang sedang diikat di dalam ruangan putih.
Jeritan terus terdengar saat ilmuwan itu terus menyuntikkan berbagai macam ke dalam tubuh sang anak.
"Bertahanlah tuan muda Vincent, jangan mengecewakan tuan besar. " ilmuwan itu terus melanjutkan kegiatannya tanpa memperdulikan sang anak yang terus menjerit kesakitan.
"Sakit! Hentikan! Arghh- please stop! " Vincent merasa tubuhnya seakan tercabik-cabik, sel asing yang masuk ke tubuhnya mulai menyerang dan berusaha mengambil alih.
"Catat perkembangannya, kita akhir untuk hari ini. Besok bawakan C-virus untuk eksperimen yang lebih bagus." ilmuwan itu berucap pada asistennya sebelum pergi keluar meninggalkan Vincent yang masih kesakitan karena efek benda asing yang masuk ke tubuhnya.
"Bagaimana perkembangannya? "
"Sesuai prediksi anda tuan besar! Eksperimen ini berjalan dengan lancar, subjek kali ini mulai menerima sel asing yang masuk ke tubuhnya." sang ilmuwan menundukan kepalanya memberi hormat.
"Bagus, lanjutkan eksperimennya. Masih terdapat banyak virus yang kita buat untuk di coba pada anak itu, cobalah masukan Virus D-02." perkataan sang atasan membuat ilmuwan itu terkejut.
"T-tapi, Virus itu masih berbahaya untuk manusia... Tuan muda masih belum bisa menerimanya-"
"Lakukan saja sesuai perintahku." Ilmuwan itu mengangguk terpaksa yang membuatnya tersenyum puas.
"Ku tunggu hasilnya, jangan pernah mengecewakanku." ujarnya lalu berjalan pergi dari sana.
'Terkadang aku ragu tan muda Vincent benar-benar anak dari tuan besar.' batin ilmuwan itu seraya berjalan pergi masuk ke dalam ruangan Vincent di kurung.
"Tuan muda, tolong bertahan kali ini." Ilmuwan itu berkata seraya membuka Virus D-02 untuk di masukan ke dalam tubuh Vincent.
"Itu apa? Hentikan, aku tidak mau!! " Vincent memberontak sekuat tenaga, namun tubuh kecilnya tidak bisa melakukan apa-apa.
Virus itu mulai masuk ke dalam tubuh Vincent melalui mulutnya. Secara bersamaan tubuh Vincent membiru dan mengalami kejang yang sangat ekstrim, tubuhnya mulai mengalami gejala aneh yang membuat ilmuwan dan sang asisten tidak sanggup melihatnya.
"Akkhhh, sakit sakit!! ARKHH, HENTIKAN! HENTIKAN!! "
"HENTIKAN!! " Vincent terbangun dengan napas berat, dia berusaha kembali untuk menenangkan dirinya.
"Kean... Sudah pergi? Aku membutuhkanmu... "
🧟♂️Survive 🧟♂️
"Jangan terlalu sedih, Ken sudah tenang di alam sana. " Nevan berkata seraya menuntun Kean untuk majuenuju parkiran, mereka berencana melarikan diri menggunakan mobil Vincent yang kuncinya sempet di pinjam (Curi) oleh Nevan.
"Maaf aku selalu menjadi beban untuk kalian, bahkan saat itu-"
"Shutt! Diam, shut up, cicing tong ngomong nu teu pararuguh. Dangukeunnya-" Nevan mulai menasehati Kean menggunakan bahasa daerah asalnya yang membuat Kean bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Survival In A Closed City
Teen Fiction⚠BXB AREA⚠ Cuman kegabutan saya yang bikin cerita tentang 3 orang yang mencoba survive dari virus zombie dengan segala caranya. Vincent si kelinci percobaan Kean si penyabar Nevan si tengil yang sering insecure Males nulis deks jadi baca aja langsun...