05

8 2 2
                                    

AYOOOO LANJUTT BACA SI KEMBARR, SEPERTI BIASAAA, AUTHOR MAU KASIH STRAWBERRY BUAT READERSSS 🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓😋😋😋

Selamat membaca

***

Beberapa hari kemudian....

"Al, antar makanan ini ke kantor papa, katanya hari ini dia lembur"

"Iya ma"

"El mau ikut gak? Sekalian kerumah Aiden"

"Engga, gue mau tidur"

"Yaudah, nanti gue langsung pulang aja"

"Lah kenapa?"

"Mau tidur juga"

"Laen, pigi deh Lo sana! Gue mau pacaran sama idol gue!"

"Iyain iya iya serah Lo deh, nonton aja dibilang pacaran"

"SIBUK BANGET SIH LO"

___🤍🤍🤍___

Alvero baru saja sampai di sebuah perusahaan besar milik papanya, dengan santai ia memasuki perusahaan itu, sembari menyapa beberapa karyawan yang ia kenal, karena sedari dulu, ia memang sering datang ke perusahaan itu.

Setelah mendapatkan ruangan Arsenio, tanpa mengetuk, Alvero  membuka pintu ruangan itu, namun, senyum yang sedari tadi terpancarkan diwajahnya, luntur dengan seketika, karena melihat pemandangan yang tidak meng enakkan. Ia melihat Arsenio sedang bermesra dengan wanita lain(?). Tidak, tidak hanya Alvero yang terkejut, namun Arsenio juga sama terkejutnya ketika melihat kedatangan putra sulungnya itu.

"Oh, ini yang namanya lembut" Alvero berucap sembari melemparkan, semua bekal yang sedari tadi ia pegang dengan amarah yang  sudah tak bisa tertahankan, ia tak peduli dengan makanan yang sudah berserakan diatas meja kerja Arsenio itu.

Atensi Alvero beralih kepada wanita yang berdiri kaku disamping Arsenio sembari melihat ke arah Alvero.
"Dibayar berapa Lo sampe mau sama orang tua kayak dia?"

Mendengarnya, Arsenio pun tak bisa menahan emosi.
"Jaga ucapan kamu Alvero!"

"Cih, murahan!"

"Alvero!"

"APA?!"

"CUKUP SELAMA INI ANDA MEMBOHONGI MAMA SAYA! MAMA SAYA BEGITU MENCINTAI ANDA!"

"MAMA RELA MASAK LAGI DEMI ANDA, DAN DISINI? ANDA BERDUAAN DENGAN PEREMPUAN MURAHAN INI?" ucap Alvero sembari menunjuk perempuan yang ia maksud.

"Lo, gue tau Lo cuma mau harta doang kan? Wah, jual diri demi harta, belum tentu juga Lo bisa nikmatin tuh uang, cih!" Alvero menatap perempuan itu dengan tatapan sinis, dan senyuman yang meremehkan.

"Alvero! Cukup papa bilang"

"Apa? Gue gak salah denger? Anda memanggil diri anda papa? Wah, papa macam apa anda ini?"

"ANDA MALU MEMPUNYAI ANAK YANG NILAI AKADEMIKNYA RENDAH? SEHARUSNYA ANDA ITU MALU KARENA DIRI ANDA SENDIRI! ANDA ITU MEMALUKAN! SIFAT ANDA ITU MINUS! MENJIJIKKAN!"

Alvero & SemestanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang