03 (baikan)

19 2 4
                                    

Ayooo lanjut bacaaa si kembar

Btw double up nihhh!!! Jangan lupa follow, vote, komenn!!! Karena itu sangat membantuu semangat authorr ini strawberry buat kalian 🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓😋😋😋😋😋😋😋

                             **

"Bi, Al, gue-"

"Minta maaf, itu yang mau Lo bilang kan?" Potong bian

"Bian" Alvero kembali angkat bicara, saat ini, ia ingin mencoba berbicara.

"Bian, jangan karna satu cewe Lo benci dia"

"Bunda Raisa baik ke kita kan?"

"Arnaka juga sayang banget ke Lo kan?"

"Apalagi Adel"

"Semuanya udah terlalu baik ke kita"

"Aiden juga gak salah"
"Gak ada yang perlu dipermasalahkan jadi Lo gak perlu marah, Nadine?"

"Itu pilihan mereka, jangan ke kanak Kanakan"

"Gue gak mau pertemanan kita dari kecil hancur gitu aja, Lo berdua juga dulu yang paling heboh soal jangan pernah gak saling ngertiin"

"Terus, kenapa sekarang malah gak ada yang ngertiin?"

"Gue oke oke aja, kalo Aiden pacaran sama nadine, toh cinta juga gak bisa dipaksakan"

"Gak seharusnya didunia ini, semua semuanya bisa kita miliki, kadang kala, memang sesuatu yang pengen banget kita miliki, itu gak baik buat kita"

"Dan gak semua di dunia ini, berjalan sesuai dengan kemauan kita, karena roda dunia, gak cuman buat kita"

"Kita berempat udah kenal berapa tahun? 2? 3? 4? Lebih kan? Kita udah kenal 10 tahun lebih, dan kita udah saling tau satu sama lain, terus, 10 tahun ilang gitu aja demi ego tersendiri?"

"Aiden yang nurutin egonya!" Bian angkat bicara mengenai itu.

"Aiden gak tau, wajar"

"Gue tau" jawab Aiden

"Gini nih, makan temen sendiri" bian sendiri sudah kesal dengan segalanya, tidak, menurutnya itu tidak adil. Alvero adalah orang yang selalu menjadi penengah diantara pertemanan mereka berempat, bahkan dia selalu menjadi garda terdepan, lalu, Alvero adalah tempat dimana Aiden sering mangadu, namun mengapa Aiden tetap merampas gadis yang sudah dicintai Alvero selama 3 tahun lebih Terakhir ini? Mungkin saja, Alvero mengatakan tidak apa apa, namun, kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam diri Alvero. Tidak, menurutnya itu tidak adil.

"Don't think like a child" Alvero kembali mengingatkan kedua temannya itu.

"Semua gak berjalan sesuai yang Lo mau"

"Bian, gue minta maaf, gue tau kalo cara gue salah,gak seharusnya gue kayak gitu, tapi jujur gue gak pernah buang kalian"
"Kalian tempat terbaik buat gue pulang"

"Gue gak mau terus terusan begini"

"Bi,"

"Hem, iya iya, gue juga minta maaf, atas semua perlakuan gue ke Lo, tapi tolong Lo sadar diri"

"Biantara gavisraaa"

"Gak bisa gitu aja dong! Kasi dulu gue Lamborghini, baru gue maafin"

"Lo mau cekek gue?"

"Yaa, gak usah mau nangis gitu juga den" Alvero mengatakan itu karena ia melihat wajah Aiden yang hampir saja menangis.

"Entah tuh! Cengeng banget Lo! Dari dulu gak berubah, ini yang katanya udah punya pacar?" Sambung Biantara

Alvero & SemestanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang