34. PENGAWAL KIM

1.2K 59 6
                                    




"JUNGKOOK : Cinta tak pernah salah, hanya saja takdir kita yang membuat semua itu menjadi salah"









"TAEHYUNG : Kau adalah bulan bagi semua orang, namun bagiku kau lebih indah dari semua itu"







***************




Suara tapal kuda terdengar memecah keheningan malam dimana jalan di permukiman desa yang berada di pinggiran kerajaan dinasti joseon terlihat begitu sunyi, seseorang dengan baju zirahnya memacu kudanya untuk segera sampai di gerbang utama istana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Suara tapal kuda terdengar memecah keheningan malam dimana jalan di permukiman desa yang berada di pinggiran kerajaan dinasti joseon terlihat begitu sunyi, seseorang dengan baju zirahnya memacu kudanya untuk segera sampai di gerbang utama istana.










"Apakah semuanya sudah dipersiapkan dengan baik?"







"Sudah yang mulia raja, tabib istana dan dayang jung sudah berada di balai Daejojeon"









"Baiklah, ayo aku harus memastikan ratu dan penerusku baik-baik saja"








"Baik yang mulia raja"






Malam ini dibawah langit berwarna hitam pekat serta cahaya bulan purnama penerus garis keturunan raja Jeonjo akan terlahir, kelahiran yang sangat dinantikan oleh semua rakyat joseon terutama sang raja dan sang ratu sendiri.









Kuda berwarna hitam yang begitu gagah itu kini mulai mendekati gerbang yang begitu tinggi berwarna merah, beberapa pengawal kerajaan langsung membukakan gerbang yang begitu megah itu.









Saat gerbang megah itu terbuka para penjaga gerbang istana serentak membungkuk saat melihat sang raja beserta para pengawal kerajaan datang ke arah mereka.








Suara tapal kuda saling beradu memecah keheningan malam, hingga akhirnya setelah kuda terakhir memasuki istana, para penjaga istana langsung menutup gerbang.







Raja Jeonjo langsung turun dari kudanya diikuti oleh panglima pengawal kerajaan, jubbah kerajaannya tertiup angin hingga terlihat begitu gagah dan menawan, namun sebelum raja Jeonjo menuju ke balai Daejojeon beliau menoleh kearah para pengawalnya yang langsung menunduk tak berani menatap wajah sang raja secara langsung.










"Antarkan kudaku, dan katakan pada tabib untuk mengobati luka di kakinya karena setelah kelahiran putra mahkota aku akan berburu untuk jamuan nanti" Kata raja Jeonjo dengan penuh wibawa.









"Baik yang mulia raja"








Raja Jeonjo mengangguk, ia lalu menatap kearah Hwan panglima kerajaan.






"Ayo Hwan"







"Baik yang mulia raja.."








‼️SHORT STORY COLLECTION ‼️TAEKOOK‼️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang