Pindah ke satu kosan yang sama bareng Millie adalah keputusan terbaik yang Lili buat. Sekarang Millie gak perlu repot nelponin Lili kalo ada kelas pagi, tinggal dia gedor aja tetangga sebelahnya itu.
Lili dan Millie udah temenan sejak awal masuk kuliah. They're instantly clicked. Kemana-mana selalu berdua, ngerjain apapun selalu bareng-bareng. Beberapa minggu temenan, Millie sadar kalau Lili ini susah banget bangun pagi karena setiap kelas pagi sering banget telat bahkan skip kelas.
Sampai ada di satu titik dimana Millie MARAH BESAR karena Lili gak bisa disiplin sama dirinya sendiri, masalahnya udah 100x Millie telepon tetep ENGGAK bangun. Mau gak mau Millie samperin Lili ke kosannya dan bener aja; Lili pules banget.
Beberapa minggu cari kosan bareng, akhirnya Lili nemu kosan yang masih bisa nerima 2 kamar.
"Mil, gue nemu ini kosan premium," kata Lili sambil nunjukin chat WhatsApp dengan pemilik kosan itu. Ini udah kosan ke-7 yang Lili propose ke Millie, at this point they're TIRED of searching.
"Daerah mana? Strategis gak?" tanya Millie.
"5 menit ke kampus kalo gak macet, kalo macet setengah jam," sahut Lili.
"Aduh, pasti jalur terowongan," sungut Millie mengingat daerah macet dekat kampusnya.
"Bagus sih ini udah kamar mandi dalem, tiap lantai ada dapurnya sendiri."
"Gak masalah sih dapur, gue jarang masak juga. Mana liat kamarnya ada fotonya gak?"
"Ada, ini."
Mind you, ini udah kosan ke-7. Mereka udah berhenti survey ke lokasi kosan sejak kosan ke 5. Begitu ngeliat kamarnya bagus, bisa parkir mobil, kamar mandi dalem, Millie dan Lili langsung booking dua kamar tanpa survey ke lokasi.
Beberapa hari setelah bayar DP, baru akhirnya Millie dan Lili dateng ke sana. Fortunately nothing's wrong with the facilities, the bedroom is into their liking and its bigger than their previous room.
"Mungkin Sabtu ya Pak kami baru bisa pindahan kesini," ujar Lili.
"Oh iya Mbak, nanti dikabari saja via WhatsApp biar saya bisa bantu juga," ujar si Bapak pemilik kosan.
Sementara Millie celingukan melihat kamar lainnya juga sudah terisi, begitu ia mendongak ke lantai dua ia melihat laki-laki baru keluar dari kamar. Millie otomatis menoleh ke arah Lili yang masih sibuk mengobrol dengan si pemilik kosan.
Laki-laki yang tadi baru keluar kamar kini turun ke bawah dan menuju pintu keluar. Millie langsung mengernyitkan keningnya sementara Lili belum sadar.
Millie malu mau nanya ke bapak kosan, makanya dia diem aja sampe akhirnya dua perempuan ini balik ke mobil Millie.
"LI ANJIR INI KOSAN LV," seru Millie.
"Hah? LV apaan? Louis Vuitton?" tanya Lili clueless.
"LAS VEGAS, KOSAN CAMPUR," semprot Millie.
"HAH DEMI APA."
Mata LIli membulat, panik. Dia langsung buka WhatsApp si Bapak dan bener aja di awal si Bapak bilang kalau ini kosan campur. LIli gak baca karena udah fokus liat kamarnya yang bagus. To be fair, ini salah Millie juga karena iya iya aja tanpa crosscheck lagi.
"Bangsat kita udah DP ternyata ini kosan American Style," seru Lili, beneran panik sepanik-paniknya. Bukan apa-apa, kalau nanti Mamanya atau Abangnya tiba-tiba pengen mampir ke kosan terus tau kosan anaknya campur itu GIMANA CERITANYA.
Jujur Millie juga mikirin hal yang sama. Tapi lebih ke kenyamanan aja sih. Millie tuh takut sama laki-laki.
"Mil sorry banget ya sumpah gue gak teliti," ujar LIli, beneran ngerasa bersalah.
