Jealous But Not Jealous (Davin)

340 27 6
                                    

Mentari belum timbul tapi gelap
sudah mulai pudar. Pemuda manis bermata bulan sabit itu terbangun, mengucek matanya pelan dan menguap lebar tanda kantuknya masih tersisa. Menggeliat pelan sekedar meregangkan otot-ototnya yang masih tertidur untuk kemudian beranjak duduk sembari meraih botol yang selalu ia siapkan agar ia bisa minum ketika bangun tidur.

Ia meletakan kembali botol minum itu pada tempatnya setelah ia minum beberapa teguk. Ia kembali menguap lebar disusul suara decit kasur juga langkah kakinya menuju kamar mandi. Namun sebelum masuk pemuda manis itu kembali berbalik dan menatap pemuda lain yang masih memejam kendatipun ia tahu benar bahwa teman sekamarnya itu sudah bangun.

"Bang Lex, Davin mandi duluan ya!" Izinnya sebelum benar-benar masuk ke kamar mandi tanpa mendengar jawaban dari pemuda yang ia panggil Bang Lex.

Davin, pemuda manis pemilik mata bulan sabit, dua lesung pipi dan senyum manis dipadukan dengan tinggi badannya yang bak gapura kabupaten menatap pantulan wajahnya pada cermin kecil, menelisik wajah tampan berhias sedikit kerak liur di ujung bibir.

"Iuu, jorok banget lu." Tudingnya pada sosok di dalam cermin -Terkadang jika sedang kelelahan iler memang suka keluar tanpa persetujuan- lalu membasuh wajahnya guna menghilangkan kerak liur serta gurat kantuk di wajahnya. "Nah gini kan ganteng." Monolognya untuk kemudian mulai ritual paginya.

Ia raih sikat gigi serta odol untuk kemudian mulai menggosok gigi diiringi senandung asal yang ia lantunkan. Kaki jenjangnya ia hentak-hentakan diikuti gerakan kedua tangannya seolah memainkan sebuah drum, gerakan itu tentu seiring dengan senandung asal yang sejak tadi ia lantunkan.

Suka-suka Davin sajalah.

5 menit berlalu dan Davin baru saja menyelesaikan ritual gosok giginya. Gapura kabupaten itu terlihat tersenyum lebar di depan cermin, menelisik deratan rapi gigi putih itu, takutnya ada yang nyempil. Setelah yakin bahwa tidak ada yang tertinggal di sela giginya kini Davin tengah bimbang, menimang-nimamg antara mandi atau tidak.

"Mandi gak ya? Kalo mandi dingin tapi kalo gak mandi nanti pas latihan gak enak, panas." Gumamnya tak jelas. "Mandi, gak, mandi, gak, mandi, gak, mandi, gak, mandi, gak... Masa gak mandi sih? Ntar gue kepanasan gimana?" Monolognya. Menggunakan jari-jarinya untuk menentukan apakah dia mandi atau tidak pagi ini.

"Coba lagi aja deh." Ucap Davin lalu menatap kesepuluh jarinya untuk dia gunakan lagi sebagai penentu keputusan. "Gak, mandi, gak, mandi, gak, ma-"

"KIM DABIN!!"

Namun belum juga menyelesaikan hitungannya, suara menggelegar itu sudah terdengar membuat Davin terperanjat.

"LAMA BANGET, SEMEDI LOE??"

"Sabar, Bang baru juga 10 menit."

"10 MENIT KEPALA LOE BOTAK!! CEPET, 5 MENIT GAK KELUAR GUE BUANG BAJU KESAYANGAN LOE ITU." Ancam Lex. Memang seharusnya ia tidak mengizinkan gapura kabupaten itu mandi duluan.

"Ngegas banget pagi-pagi udah tua juga, makin tua tau rasa. Lagian rambut gue lebat gini dibilang botak, aneh." Dumel Davin disusul gemercik air dari shower yang ia hidupkan. Memulai ritual mandinya pun diiringi senandung rapp lagu Heyday yang ia nyanyikan berulang-ulang.

Awalnya hanya bagian rapp Heyday tapi detik-detik berlalu senandung lagu yang Davin lantunkan terus berganti dengan lagu-lagu lainnya pun senandung asal turut mengisi acara mandi pagi Davin hari itu hingga waktu yang seharusnya 5 menit itu bertambah menjadi 20 menit dan membuat Lex menghela napas kesal dan benar-benar berniat membuang baju kesayangan salah satu maknae titannya itu. Beruntung dia masih punya stok kesabaran seluas daun kelor.

"KIIIIMMMM DAAABBBBIIIINNN!!!"

...

Setelah selesai bersiap dengan kaos hitam sebagai dalaman dan kemeja coklat muda sebagai luaran dipadukan dengan celana senada serta setelah menerima omelan panjang dari Lex Sang Leader merangkap Appa Xodiac itu akhirnya Davin siap dan kini tengah membawa langkah kakinya menuju ruangan yang biasa digunakan para member untuk berkumpul.

Special Event XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang