melodi*4

6 1 0
                                    

"saya juga kurang tau mbak"
"Yasudah kalo gitu saya pamit mbak"

"Iya, terimakasih pak"

Melodi perlahan lahan membuka matanya.

"Ee, buk melodi dimana?"tanya bingung melodi sembari bangkit dari pingsannya.

"Ya kamu dirumah lh, ngapain sih kamu acara pingsan segala nyusahin aja" ucap si ibu dengan amara

"Eh denger ya, sampai kapanpun saya ga Sudi kamu manggil saya ibu, ngerti kamu!!!"ucap si ibu.

"Ta...tapi Bu melodi cuma butuh perhatian ibu"jawab melodi dengan mata yg berkaca kaca.

"Apa? Perhatian? Minta sana sama ibu kandungmu tu di kuburan, awas aja kalo kamu berani ngadu ke ayah kamu bahwa ibu bentak kamu"
Ucap si ibu sembari meninggalkan melodi yang masih lemas.

"Bu...bukkk"
Melodi hanya bisa termenung di sudut ruangan yang gelap,sembari menulis diary nya
Karena iya tak punya siapa siapa lagi buat tempat bercerita

"Ya Allah berilah hamba kebahagiaan yang layak, hamba cape dengan keadaan yang sekarangKalo emang kebahagiaan tidak datang dalam hidupku tolong jemput hamba ya Allah,bawa hamba ke tempat ibu kandung hamba" ucap melodi diiringi tangisan yg pilu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya Allah berilah hamba kebahagiaan yang layak, hamba cape dengan keadaan yang sekarang
Kalo emang kebahagiaan tidak datang dalam hidupku tolong jemput hamba ya Allah,bawa hamba ke tempat ibu kandung hamba" ucap melodi diiringi tangisan yg pilu.

Usai sudah menulis, melodi tertidur lelap sepertinya dia sangat kecapean

Disisi lain ibu tiri melodi sedang menunggu ayah melodi pulang

"Tokk tokkk!!!"
"Assalamualaikum... sayang"
Gedur ayah melodi.

"Iya bentar mas..."sahut ibu

"Sayang, melodi udah pulang?" Tanya sang ayah.

"Melodi udh pulang kok mas,dia lagi istirahat kecapean kek nya, tapi tadi udah aku pijit kok" ujar ibu dengan berbohong.

Sebenarnya ibu tiri melodi sangat benci dengan melodi, iya hanya mau ayahnya saja.

Waktu terus berputar, yang menunjukkan pukul 00.00

"Yasudah kalo gitu, kita istirahat ya ini udah larut malam" sahut ayah melodi.

"Yok mass, sini biar aku bawa tas nya"ujar ibu tiri melodi

***

*Kukuruyukk*bunyi ayam yg berkokok yang menandakan hari sudah pagi.

"Buk...buk, ayah pamit kerja ya" teriak ayah.

"Loh, ga sarapan dulu mas? Ini aku udah masakin kamu"sahut ibu

"Nanti aja buk, ayah dapat jatah nasi kotak dari pak Hardi" ujar ayah melodi.

Ayah melodi yang bernama Hartono
Kerja sebagai kuli bangunan,yang dimana iya harus mencukupi kebutuhan keluarganya.keluarga melodi bisa dibilang kurang mampu
Maka dari itu ayahnya harus berkerja keras.

"Buk, udah sana bangunin melodi nanti dia telat Lo ke sekolah "ujar ayah.

"Iya mas, kamu hati hati ya"

"Iya, wassalamu'alaikum "

Ibu melodi berjalan mengarah ke kamar melodi

"Hee!...bangun kamu, kamu pikir kamu ratu disini ya"ujar angkuh ibu tiri melodi.

"Iya buk,ini melodi udh bangun kok"sahut melodi sembari mengucek ngucek matanya.

"Lo emang ga ada kapok kapoknya ya,saya sudah berkali-kali bilang jangan panggil saya ibu, saya ini bukan ibu kamu"ujar ibu tiri melodi dengan angkuhnya.

"Ta...ta...tapi Bu"

"Gaada tapi tapian, cepet kamu cuci piring, saya ga mau tau pokoknya rumah ini harus bersih" ujar ibu tiri melodi yang bernama buk Titin.

"Melodi harus sekolah buk, nanti melodi telat"sahut melodi

"Pokoknya harus bersih, mau telat kek itu urusan kamu" ujar ibu Titin sembari meninggalkan kamar melodi

akhir diary melodi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang