Masa - 01

21 3 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya🕸️

Happy Reading!

Sekolah, seperti biasa Hasa harus sekolah. Dan itu adalah hal yang paling ia benci, apalagi hari Senin.

"Sa bangun sa, siang sa." Mara menggoyang-goyangkan badan adiknya.

"Aaaa males kak. Hasa boleh bolos aja nggak sih sekali?"

Mara menggeplak tangan adiknya, "enak aja tuh mulutnya ngomong! Belajar heh, kamu pikir kakak kerja tuh buat siapa sa?"

Hasa bangun dengan malas, "iya kak, maaf." Ucapnya pelan, Mara menghela napas, "iya, di maafin. Udah sana ke kamar mandi."

Hasa berjalan malas menuju kamar mandi.

Sesudah siap, Hasa langsung ke meja makan, ia sudah terbiasa sarapan sebelum berangkat karena di sekolah ia akan menghemat uang jajan yang di berikan Mara. Ia tahu Mara bekerja mati-matian untuknya, maka dari itu uang jajan pemberian Mara sebagian Hasa tabungkan.

"Wih, tumben kakak masak beraneka gini."

"Iya buat bekel kamu, terus sebagian buat bekel kakak, hari ini kakak pulang sore sa." Jelas Mara

Hasa berubah sendu mendengar Mara akan pulang sore, itu pasti sangat melelahkan. "Kakak, kalo kakak cape, bilang ya? Ada Hasa kok yang bisa kakak jadiin sandaran, jangan simpen beban Kakak sendiri."

Tiba-tiba saja suasana menjadi hening, Mara mengalihkan pandangan, setetes air mata baru saja lolos begitu saja. Perasaan hangat menyelimuti hatinya.

"Iya, sa." Ucapnya pelan.

"Maaf belum bisa jadi kakak yang baik." Ucap Mara di dalam hati.

Mara menyeka air matanya, "udah sana kamu sekolah. Nanti telat." Hasa mengangguk patuh, lalu menyalimi tangan Mara

"Hasa berangkat ya kak, assalamualaikum."

"waalaikumsalam."

..

Sekolah adalah tempat dimana Hasa bertemu dengan teman-temannya, yang juga saudara sambungnya. Betul. Teman-temannya yang selalu bersama nya adalah saudara sambung dari Ayah dan ibunya.

Kebetulan yang Hasa sendiri terkejut mengetahuinya, tetapi teman tetaplah teman. Sekalipun Hasa membenci Kedua orang tuanya, Teman-temannya adalah anak yang juga hancur seperti dirinya.

Mereka senasib, hanya berbeda pandangan.

"Sa, bunda titip ini, katanya buat lo." Ucap Naka, Saudara sambungnya dari pihak ibu.

"Iya, tadi waktu gue sama Naka sarapan, bunda siapin bekel 3, gue kira buat Papa satunya, ternyata buat lo." Noah, saudara kembar Naka dan saudara Sambung Hasa tersenyum tipis.

"Buat lo berdua aja, gue ada dari kak Mara." Ucap Hasa pelan, Naka menghela napas, "Sa, bunda tuh sayang sama lo. Jadi gue mohon terima ya? Setidaknya meskipun lo nggak makan, lo terima aja."

Hasa menatap Naka dan Noah, kedua anak itu memohon. Akhirnya Hasa terpaksa menerima bekal dari Bundanya itu.

Hasa tersenyum tipis, "bilang sama bunda, makasih. Tapi gue nggak butuh, gue butuhnya dia datang dan peluk gue, sama Kak Mara, sekali aja." Ucapnya lirih.

Tentang Masa | Mark, haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang