EPS 4 - same disease

270 32 3
                                    

Arion menyadandarkan tubuhnya pada dinding rumah sakit yang dingin, tangan kanannya terlipat bersidekap dada, dan tangan kirinya memijat kepalanya yang sakit.

Harris yang bersebelahan dengan Arion, juga menyandarkan tubuhnya dengan postur sama. Kepalanya terus menunduk, bak mengangkat sebatang kayu yang teramat berat. Kedua matanya terlihat kosong, menatap lantai putih gading yang sejuk.

Gin merekatkan kedua tangannya yang menggenggam dengan dinding rumah sakit, kepalanya bertumpu pada lengannya yang menyiku. Tubuhnya terlihat lemas menatap dinding yang hampa.

Souta duduk di bangku besi rumah sakit yang dingin. Kedua kakinya terbuka. Kedua siku dan lututnya bertemu. Kepalanya menunduk menatap lantai dengan kedua kaki yang mulai membeku.

" sial, sial, sial. Gue nyesel ajak dia ke gunung itu. Kenapa ya?! " gumam Arion seraya memukul - mukul kecil kepalanya.

Harris berdiri tegap, kepalanya berputar sembilan puluh derajat menatap seorang pria bersurai putih yang tengah kecewa berlebih.
" udahlah rion, ga usah nyalahin diri sendiri kayak gitu. Kita semua juga ga tau, bakalan begini. Kebetulan aja, mungkin emang udah waktunya. Dan pas banget kita lagi di sana. " ucapnya, menenangkan.

Arion berdecak kesal. " sial*n, kenapa harus sekarang?!. " Gin menyentakan napasnya. " gue ga siap, gue ga siap. Gue masih mau tinggal bareng y/n, jalan - jalan bareng dia, ngebahagiain dia, ngeliat tawa riang dia. " ujarnya dengan tangan kanannya yang terus memukul dinding.

Setelahnya, mereka kembali membisu. membuat ruangan dingin itu semakin gembira melahap mereka dengan sunyi. Kepala keempatnya dibuat terbang melayang, dengan kalimat buruk yang terus berputar - putar di dalamnya.

Kesunyian pecah, ketika seorang dokter membuka pintu kaca yang tampak buram. Dengan membawa berita kabur yang akan tersampaikan.

" pasien bernama y/n, nampaknya mengidap sebuah penyakit langka berbahaya. Kemungkinan penyakit ini menular, dan dia akan diisolasi di ruangan khusus. Untuk waktu kehidupannya sudah tidak terjamin lama. Karena penyakitnya begitu ganas, menggerogoti tubuhnya dengan imun yang lemah. "

Penjelasan panjang seorang dokter, yang membuat jantung keempatnya berdetak kencang dengan tempo tak karuan. Arion menghampiri, dengan kedua matanya yang seakan tak percaya.

" dokter, apa y/n ga bisa disembuhin dengan pengobatan apapun?. Saya berani bayar mahal hanya untuk kesembuhannya. " ucap arion meyakinkan.

" maaf, untuk pengobatan apapun sepertinya belum bisa ditemukan untuk penyakit sejenis ini. Jika banyak interaksi dengan pasien, ditakutkan penyakit ini akan menjadi wabah berbahaya. "

Jawaban singkat, yang membuat Arion menggigit bibirnya sekuat tenaga, menahan amarah.

Harris sadar dengan amarah arion yang mulai tak terkendali jika dibiarkan. Ia berjalan menghampiri " kalau begitu, baik. terimaksih atas informasinya dokter. " ucap Harris lembut.

Dokter itu membalasnya dengan tuturan sopan. Kemudian berjalan pergi meninggalkan mereka.

Arion melukai bibirnya. Kedua alisnya menyudut marah, ia mulai tak sadar dengan dirinya sendiri. " dokter sial*n, gue berani bayar mahal buat kesembuhan adik gue, bangs*t. Gobl*k, tol*l!, Masa iya ga bisa disembuhin?! " gerutunya dengan makian yang mulai tidak terkendali.

Kedua bola mata putihnya mulai berubah menghitam. Gin yang tersadar dengan perubahan iblis pada tubuh Arion, segera mengeluarkan kekuatan domainnya untuk meredam teriakan yang akan terlepas bebas saat ini.

" AARGHH!, RUMAH SAKIT SIAL*N. AWAS LO SEMUA! GUE HANCURIN RUMAH SAKIT INI! GUE BAWA LO SEMUA KE NERAKA, BA*GSA*! "

Untung saja, gin sempat membuat domain khusus yang mengunci mereka berdua di dalamnya. Manusia rubah itu menghela napas. " hahh, rion, rion. Setelah sekian lama, kita duet battle lagi ni? " ujarnya.

4CEGUARD-(SOL4CE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang