Duit ariya kemaren ilang delapan puluh rebu bjir
Shock dikit sisanya kejang-kejang sampe salto
Btw inpo dong onk s2 tayang kapan
*
"Lupakan saja"Aku ngibrit, kek author yang suka lari dari tanggung jawab
"Hei!"Aqua memanggil-agak teriak ya bund-Aku menghiraukan Aqua dan langsung membanting pintu bukan banting setir
💀💀
Fak ini yang nulis skripnya ada masalah apaan sih?!
Aku menghela napas, eh lah iya baru inget tehnya ketinggalan di dapur
Ambil gak ambil gak
Gausah lah yaa
Aku berbalik kearah ruang tivi, melihat Ruby dan Memcho yang sedang nobar sinetron azab yang ada may4t muter-muter di mesin cor
"Tuh, liat. Azab durhaka sama temen nanti kalau matiy mayatnya muter-muter di mesin cor"Ruby menunjuk ke tipi
"Kata siapa?"Memcho heran, sama kok aku juga :)
"Kata aku"Ruby nyengir, Memcho hanya bisa menepuk dahi frustasi dengan kelakuan temannya satu ini
"Infokan link website tukar tambah teman sama pukis lima kardus"Aku duduk disebelah Memcho, ikut nimbrung
"Darkweb, nanti aku kasih linknya tenang aja"Ruby menunjukkan ponselnya-bjir dia dapet link masuk darkweb darimana 💀💀
"Kau penjual organ ya?"Memcho bertanya ngeri-ngeri sedep, bahaya kalo ternyata temennya itu orang yang hobinya nyulikin cewek-cewek terus organnya diambil buat dijual di darkwep/deepweb
Hmm...kita sepemikiran Tante mem
"Enak aja!"Ruby menyanggah sambil cekikikan horor,, "Kemarin aku pake buat nonton boku no Pico disini"
"Boku no Pico?!"
"Ga, canda deh"Ruby nyengir lima senti, mem meringis kesel. Tangannya udah ancang-ancang mukul tapi hati kecil mungil lembutnya berkata jangan dipukul ntar Cepu, si Ruby tukang ngadu soalnya
"Terus tadi apa?"Aku menahan tangan mem yang lengan bajunya sudah ditarik sampai ke siku, biar enggak ada gelud disini, aku masih males kedapur ambil popcorn
"Nyolong dari pinterest"Ruby meng-scroll layar hapenya, menunjuk ke mentahan aslinya dipinterest
"Waw beneran ada dong"Memcho nimbrung, dia udah enggak ngambek lagi ged
*
"Gimana?"Kana bertanya, aku menoleh
"Gimana apanya?"Maafkan aku yang berotak lemot ini kana-senpai 🙏 akw engga paham kamu ngomongin apa pls
"Ituloh...inikan udah h -2, kau tidak gugup gitu?"Kana menjelaskan, hmm...gugup ya? Kalau aku pribadi sih enggak gugup-gugup banget tapi...eh gimana jelasinnya ding?
"Kalau aku sih enggak terlalu, tapi kalau bisa usahakan jangan terlalu gugup sih...soalnya ntar juga kebawa sendiri"Toh, Aku juga udah tau alurnya sampe adegan Aqua sama Ruby c-/sensor ged ini sepoiler/
Kana menghela napas, "Aku agak takut...?"
"Kamu enggak takut, Bicaranya saja ragu-ragu. Perasaan dulu pas masih bocil imoet-imoet kerjaannya tampil di tv terus kan?"Aku berusaha meyakinkan-ya kalo emang segampang itu, Kana itu kepala batu. "Sekarang enggak jauh beda, kamu enggak takut tampil, yang kau takuti adalah opini publik."bjier bijak banget akutuh
"...terimakasih, (Name)"Kana tsundere, jadi dia ngomong makasihnya malu-malu walau biasanya enggak tahu malu, soalnya dia punyanya tempe
"Sama-sama"Aku nyengir, Merapikan tas berisi pakaian senam, daritadi kita ngobrol sambil latihan koreografi. Aku masih belum hapal jadi aku minta ajarin Kana. Berabe kalau aku minta ke Ruby atau Tante Memcho
*
"Kau mau lighstick warna apa? Aku merah, mem-san kuning dan kana-senpai putih"Tanya Ruby sembari menunjukkan selebaran random yang ia pungut dari pinggir jalan, menunjuk kebagian lighstick yang diiklankan
"Eh...kau saja yang menentukan"Aku menggaruk leher yang tidak gatal, aku males mikir walau hidup gini masuk dunia animek gak tau cara balik lebih bikin aku mikir, tapi aku tipe yang yaudah sih. Jalani aja
"Mana bisa gitu elah"Ruby mengerucutkan bibirnya, "Tentukan sendiri dong"
Aku memasang pose berpikir ala-ala detektif, apa ya...? Kira-kira hitem bisa enggak ya? Tapi jangan Deng enggak estetik
"Biru saja"
Tebece
KAMU SEDANG MEMBACA
Star Syndrome (Be The Perfect Idol!!) •|| OnK x F!Reader ||<REVISI>
Fanfiction"Jadi orang itu harus punya ambisi dong!" Ini cerita tentang aku, dan dunia ini. Cerita kenapa aku dikirim kesini, bagaimana cara menyeimbangkan alurnya dan lain-lain. Aku tidak memiliki ambisi, Kurasa? "Kalau tidak ada ambisi maka carilah!" © Oshi...