•🎐
━━━━━━━━━━━━━━━━━━
𝐏𝐫𝐨𝐥𝐨𝐠
•
'𝐏𝐚𝐬𝐭'
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ DOR!!
'..apa yang terjadi"!?
Pupilku membesar, telingaku berdengung, mataku kabur, terlihat beberapa bercak darah menyiprat ke wajahku.
Didepanku tergeletak seseorang yang berharga bagiku, dia sahabatku, teman yang mengerti diriku, orang terkasih ku, tewas mengenaskan tergeletak tengkurap dengan timah panas menembus punggungnya. Memperlihatkan gaun putih nya yang indah nan anggun miliknya ternodai bercak merah yang menutupi kesucian warna di bajunya.
Aku tidak percaya apa yang terjadi, tak bisa yang aku lakukan saat itu selain menghampirinya dengan tangan gemetar mencoba meraih tubuhnya. Mulutku tak henti-hentinya meneriaki namanya mencoba berharap untuk ia masih ada.
"Mika?..ugh MIKA! JAWAB AKU! AAAAAA MIKAAA! JAWABB.... MIKA!?"
Namun
.. Tidak ada yang merespon ucapanku, selain si pembunuh yang merasa terganggu oleh teriakanku.
Ia mendekatiku dan menendang tubuh ringkih penuh luka lebam menjauhi sahabatku yang tergeletak tak jauh dariku. Badanku terasa remuk, terengah-engah mencoba menghirup udara yang terasa tersedot habis didalam paru-paruku.
Kulihat pembunuh itu terlihat ingin mengarahkan pistolnya kepadaku, saat ingin menarik pelatuk, dari kejauhan terdengar sirine polisi tak jauh dari bagunan tempat bedarah ini berlangsung.
"Cih! pengganggu" Decihan kekecewaan terdekat dari orang itu, lantas ia terburu-buru berlari tuk menyelamatkan dirinya sebelum pihak berwajib datang, meninggalkan dua anak dengan salah satu dari mereka sudah tak bernyawa.
•
Tak lama pintu besi sebagai tempat keluar masuk bagunan ini didobrak paksa oleh anggota kepolisian karena mereka mengecek bahwa pintu terkunci.
Saat mereka masuk, terlihatlah tempat tak terawat penuh debu nan jaring laba-laba bertengger apik diplatfom atas. Namun paling menarik perhatian mereka adalah, tangisan pilu seorang anak kecil yang sedang memeluk seorang anak lain yang bersimbah darah serta genangan darah tepat ditempat mereka.
Tak banyak waktu tuk ber bengong melihat kondisi, mereka langsung melakukan penolongan akan dua anak tersebut.
Anak dengan rambut berwarna merah terlihat sudah ditutupi oleh sebuah kain. Pihak medis yang telah datang memberikan informasi bahwa anak itu sudah tidak bernyawa, bahkan sebelum mereka datang.
Anak satunya yang memiliki mahkota hitam, terlihat bergumam dengan kata yang tak terlalu jelas, dan matanya yang masih menetes air mata, menatap kearah sahabatnya yang dikerumuni oleh tim-tim medis.
"Aku akan selalu mengingat wajahnya, pembunuh. Aku akan selalu mengingat wajahnya, si pembunuh. Pembunuh sahabatku, aku- aku akan selalu mengingat wajahnya"
Kira-kira inilah yang didengar oleh salah satu polisi dan anggota medis yang menenangkan anak itu.
Mereka saling pandang, merasa iba akan nasib yang menimpa anak sekecil ini.
•
KAMU SEDANG MEMBACA
'Dαϝϝσԃιʅʂ!?' || 𝗪𝗶𝗻𝗱 𝗕𝗿𝗲𝗮𝗸𝗲𝗿 𝘅 𝗙𝗲𝗺!𝗿𝗲𝗮𝗱𝗲𝗿 •
Acción━━ 𝐤𝐞𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐡 𝐭𝐚𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐚𝐫𝐢 𝐭𝐢𝐭𝐢𝐤 𝐭𝐞𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐦𝐛𝐮𝐧𝐮𝐡 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐧𝐲𝐚. 𝐌𝐞𝐬𝐤𝐢 𝐭𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐤 𝐬𝐮𝐜𝐢, 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐧𝐮𝐡𝐢 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐝𝐚𝐫𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐝𝐨𝐬𝐚 𝐲𝐚𝐧...