Part 3: Semuanya Demi Ibu!

114 0 0
                                    

Sore harinya, ayahnya Abdi kembali untuk menjemput anaknya di sana.

"Sudah puas gebukin perut Abdi?"
Tanya ayah Abdi sinis.

"Wahh, puas bangett untuk hari ini! Pertahanin terus perut anak kamu! Aku suka banget sama perut Abdi!"
Jawab bang Tora tersenyum puas.

"Ada lagi yang bang Tora inginkan?"
Tanya ayah Abdi lagi.

"Berikutnya, suruh dia makan dan minum dulu yang banyak sebelum dibawa ke sini lagi untuk disiksa...
Perutnya nggak boleh kosong lho supaya lebih enak buat disiksa!"
Jawab bang Tora kemudian.

"Baiklah kalau begitu, bang Tora..."
Ujar ayah Abdi nurut saja.

Ikatan Abdi dilepas oleh bang Tora. Abdi terjatuh ke pelukan ayahnya, namun Abdi segera bangkit dan berusaha berjalan sendiri meski tubuhnya nampak masih lemas.

"A-Abdi?"
Panggil ayah Abdi.

Abdi justru menolak dibantu karena sudah kecewa berat dengan ayahnya. Abdi berjalan memegangi perutnya tanpa ingin dibantu oleh sang ayah.

Sepanjang perjalanan, Abdi terdiam. Abdi tak mau berbicara satu patah kata pun dengan ayahnya, bahkan meratapi hidupnya yang pilu itu.

"Bapak jahattt... Bapak tegaa..." 😭
Protes Abdi sambil menangis.

Abdi tak mampu menahan air mata ketika sudah sampai di rumahnya. Ayahnya pun lekas memeluk Abdi.

"Aduhh kasihan banget kamu, Abdi... Pasti perutmu sakit bangett yaa..." 🥺
Ucap ayah Abdi sedih saat melihat perut si Abdi yang merah padam.

"Aaaaa... S-sakitt, jangan sentuhh!"
Jerit Abdi kesakitan ketika perutnya disentuh pelan-pelan oleh ayahnya.

"Maaf, Abdi... Ini satu-satunya cara yang bisa kamu lakuin buat bantu bapak lunasin seluruh hutang..."
Ujar ayah Abdi dengan hati pilu.

"Tapi Abdi nggak mau dipukulin di perut sama orang itu, pakk! Lebih baik Abdi cari kerja buat dapetin uang untuk bayar hutang bapak daripada harus disiksa, pak!" 😩
Keluh Abdi tidak terima.

"Kamu masih SMA, Abdi! Kamu itu cuma perlu belajar yang rajin aja! Nyari kerja itu nggak gampang!"
Bentak ayah Abdi.

"Abdi bisa sekolah sambil kerja, pak! Apapun kerjanya, mau itu kuli atau apalah... Asalkan bisa dapetin uang
buat ngelunasin hutang nya bapak, Abdi siap kok buat ngelakuinnya!"
Tegas Abdi bersikeras.

"Abdi mau ketemu sama ibu kan?"
Tanya ayah Abdi tiba-tiba.

DEEGGG!!!

Abdi seketika diam. Itu satu-satunya cara untuk bisa menenangkan Abdi. Sejak kecil, si Abdi memang belum pernah bertemu dengan sang ibu. Ayahnya sama sekali tidak pernah
mempertemukan mereka berdua.
Abdi ingin sekali bertemu dengan ibunya meski hanya sebentar saja.

"Abdi mau ketemu sama ibu, pak!"
Jawab Abdi mengangguk.

"Kalau begitu kamu harus mau pergi ke tempat bang Tora setiap minggu!"
Lanjut ayah Abdi.

"Bapak janji bakal mempertemukan Abdi dengan ibu kalau Abdi nurut?"
Tanya Abdi berbinar-binar.

"Bapak janji sama kamu, Abdi!"
Jawab ayah Abdi meyakinkan.

***

Waktu berlalu tanpa terasa, namun ayah Abdi belum mempertemukan Abdi dengan sang ibu meski sudah beberapa lama Abdi membiarkan perutnya disiksa oleh bang Tora setiap minggunya dengan patuh.

"Pak, kapan Abdi bisa ketemu ibu?"
Tanya Abdi menagih janjinya.

"Besok pagi kamu ikut bapak yaa..."
Ucap ayah Abdi, entah menjawab atau mengalihkan pembicaraan.

Dan keesokan paginya, Abdi tampak sudah siap dengan penuh semangat. Berbeda dari hari-hari sebelumnya.

"Abdi bahagia banget kayaknya?" 🤔
Tanya ayah Abdi penasaran.

"Kemarin, bapak sendiri yang bilang mau bawa Abdi ketemu sama ibu... Abdi sudah kangenn bangettt..." ☺️
Jawab Abdi berbinar-binar.

Ayah Abdi tidak memberi komentar apapun. Entah apakah beliau nanti benar-benar membawa Abdi untuk menemui sang ibu, ataukah tidak?

***

Abdi kaget. Bukannya dibawa untuk bertemu dengan ibunya, Abdi malah dibawa ke bangunan yang menjadi tempat mengeksekusi perutnya dan disambut oleh bang Tora yang telah siap menunggu kedatangan si Abdi.

"Ayo buka bajumu, Abdi!" 😋
Perintah bang Tora.

"T-tapi... B-bapak..." 😨
Keluh Abdi kebingungan.

"CEPAT BUKA BAJU KAMU, ABDI!"
Bentak ayah Abdi tiba-tiba.

Abdi pun langsung melepas bajunya dengan wajah lesu dan tak berdaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abdi pun langsung melepas bajunya dengan wajah lesu dan tak berdaya. Abdi tetap patuh kepada sang ayah. Otot perutnya berkotak-kotak enam. Perut sixpack Abdi begitu menggoda bang Tora untuk terus menyiksanya.

"Wow, perutnya mantapp!!!" 🤤😛
Puji bang Tora bersemangat.

"Bukannya bapak janji mau bawain Abdi untuk ketemu sama ibu?" 😞
Tanya Abdi mengeluh.

"Diam kamu, Abdi! Nurut aja dehh! Sana buruan ikut sama bang Tora!"
Perintah ayah Abdi.

Abdi nampak kecewa berat karena dirinya dibohongi oleh sang ayah.

*BERSAMBUNG*

Jangan lupa like dan komen yaa...

Jangan lupa like dan komen yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kisah Sedih AbdiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang