Dear Readers, Happy Reading 💕
Jisoo panik sekali, ia langsung keluar dari ruangan dan berlari ke ruang meeting. Jisoo mengerem kakinya mendadak saat melihat Sehun dan beberapa petinggi kantor ini berjalan menuju ruang meeting. Jisoo mengejar mereka.
"Permisi, Pak." Jisoo menghalangi pintu.
Sehun menautkan kedua alisnya. "Kamu kenapa bersikap tidak sopan begini?"
"Bapak mau meeting?"
"lya. Tapi, kami akan terlambat meeting kalau kamu masih berdiri di situ."
"Biarkan saya cek keamanan ruangannya dulu ya, Pak," kata Jisoo.
"OB pasti sudah membersihkan dan mengecek semuanya. Sebaiknya kamu kembali bekerja dan jangan bersikap seperti ini lagi."
"hmm... tapi, jangan masuk dulu, Pak. Di dalam tuh ada...Sem..." Jisoo meringis saat mulutnya hampir saja keceplosan mengatakan 'sempak'.
"Sem?" Wajah Sehun kebingungan.
"Sem...semut, Pak. Biar saya cek dulu, ya. Biar Bapak-Bapak semua aman dan nyaman meeting-nya." Jisoo memutar otaknya mencari
cara agar mereka tidak melihat celana dalamnya yang bertebaran di dalam sana.Bisa gawat dan menjatuhkan harga dirinya di kantor. Andai celana dalamnya tidak memiliki
bordiran namanya, ia tidak akan secemas ini.Sehun menggeleng, ia segera mendorong pintu. Jisoo memegangi wajahnya stres, ia ikut masuk ke dalam.
"Pak, maaf...."
Ucapan Jisoo terhenti begitu melihat ruangan meeting tidak seperti yang ia bayangkan. Celana dalamnya sudah sirna.
"Ada apa?"
"Ah, ya sudah, Pak. Semutnya ternyata sudah pergi. Saya permisi." Jisoo menundukkan badannya lalu keluar dengan lega.
Ia bersumpah dalam hati, lain kali tidak akan menuliskan namanya dicelana dalam.
Jisoo melangkah kesal menuju ruangan Jero. la harus berbicara serius pada pria itu. Sejak pagi sudah membuatnya jantungan. la mengetuk pintu ruangan Jero tetapi tidak ada jawaban. la membuka pintunya perlahan, tidak ada siapa pun di sana.
Jisoo mengacak-acak rambutnya dengan stres. Mungkin saja saat ini Jero sedang meletakkan celana dalamnya di suatu tempat lagi.
Sepanjang jam kerja, pikiran Jisoo tidak tenang. Matanya sesekali mengawasi ke sekeliling, mungkin saja Jero datang dan menghamburkan semua celana dalamnya di ruangan ini. Jisoo mendesah kasar dan berharap semoga pria itu tidak membuat ulah lagi.
Sampai jam pulang kantor, kondisi aman terkendali. Jisoo harus berusaha agar Jero mengembalikan semua celana dalamnya sore ini.
Saat sampai di kontrakan, Jisoo melihat Ibu Hyeri membersihkan kontrakan Jero.
"Loh, Bu...kok Ibu yang bersihkan?" tanya Jisoo sambil menyandarkan dadanya di pagar beton.
"Ya, namanya udah kosong. Nanti kalau ada yang mau ngontrak lagi, udah bersih," jelas Ibu Hyeri.
"kosong?" Memangnya Jero ke mana, Bu?" Perasaan Jisoo mulai tidak enak.
"Ya kalau Jero dia memang bilangnya dari awal cuma sebulan di sini. kan sudah sebulan, sekarang dia pindah," ucap Bu Hyeri.
kini kepala Jisoo terasa pusing memikirkan nasib celana dalamnya. Masalah celana dalam, ia bisa beli lagi. Yang ia khawatirkan, pria itu berbuat aneh-aneh lagi.
"Ya udah, Bu, lanjutkan. Jisoo mau istirahat." Jisoo masuk ke kontrakannya dengan lemas. Pria itu menghilang.
Lalu, Jisoo teringat bahwa ia punya kontak Jero. Ia segera menghubunginya. Nada terhubung berkali-kali berbunyi, tapi sayangnya tidak ada jawaban. Jisoo mulai putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
UnderW(e)AR
FanfictionKisah cinta Jero dan Jisoo yang berawal dari celana dalam ●Genben ●AU STRAT: 01 Juni 2024