03

259 43 1
                                    

Dear Readers, Happy Reading 💕

Pagi ini Jero terlihat sedang berjalan menuju ruangannya.

"Selamat pagi, Pak," sapa para karyawan.

Jero menjawabnya dengan wajah ceria dan ramah. Tiba-tiba saja matanya tertuju pada
Jisoo yang sedang berada di lantai yang sama.
Tiba-tiba Jero tertawa sendiri. Hari ini ia belum
berniat melakukan sesuatu dengan celana dalam Jisoo. Hari ini ia akan sangat sibuk harus bertemu dengan beberapa orang penting.

Setengah jam berlalu, meeting akan segera
dimulai. Jero melangkah ke ruang meeting. Pagi ini ia begitu semangat memimpin rapat untuk
pertama kalinya. Semua orang juga sudah
berkumpul. Infocus juga sudah menyala. Tapi ia heran melihat layar justru tergulung.

"Joy, buka layarnya." Jero memerintahkan Joy, sang sekretaris.

"Oh, Maaf, Pak sepertinya tergulung karena
kurang kencang." Joy menarik gulungannya hingga ke bawah.

Semua orang yang ada di ruangan meeting terkejut, terkecuali Jero. Mereka bertukar pandang. Sementara Joy menunduk malu.

"Baik, kita mulai saja meeting kita pagi ini."

"Dengan tampilan seperti ini?"

Jero mengangguk."Iya. Ini adalah bahan presentasi saja. " Ia belum melihat ke arah belakang.

"Materi yang bagus, menarik, dan...unik."

Jero tersenyum senang, lantas ia melihat ke belakangnya. Ia tercengang melihat celana
dalam tergantung di layar itu. Jero melotot ke
arah Joy.

"Apa-apaan ini, Joy?"

"Maaf, Pak, saya tidak tahu."

"Ah, maafkan kami. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi." Jero menarik celana dalamnya, lalu menyimpan ke laci.

Dengan wajah merah padam, Jero mulai memimpin rapat.

.
.
.
.

Jisoo terlihat fokus di depan komputer. Lalu teleponnya berbunyi.

"Jisoo, kamu dipanggil Pak Jero di ruangannya."

Jisoo mendelikkan matanya. "Oke."

Jisoo menuju ruangan Jero, mengetuknya berkali-kali tetapi tidak ada jawaban. Jisoo
memutuskan membuka pintu ruangan itu. Tapi, tidak ada siapa-siapa. Akhirnya ia memutuskan
kembali bekerja. Jika memang Jero membutuhkan, pria itu pasti akan mencarinya.

Usai jam makan siang, Jisoo ke ruangan Jero lagi. Tapi, pria itu juga tidak ada. Jisoo teringat dengan kelakuannya tadi pagi. Beruntung pagi ini ia tidak sengaja bertemu dengan Joy di Lift dan ngobrol singkat.

Dari obrolan ia mendapatkan informasi kalau Jero ada meeting pagi ini. Jisoo tahu, Jero memanggilnya karena hal tersebut.

.
.
.
.

Hari sudah sore, jam pulang sudah tiba. Jisoo berjalan ke lobi.

"Heh! Kenapa kamu dipanggil enggak
datang ke ruangan saya?" Hardik Jero saat Jisoo berhenti di lobi.

Jisoo memasang tampang sok kaget."Loh, tadi saya ke ruangan Bapak enggak ada. Saya balik dua kali loh, Pak."

"Saya si ruangan terus seharian ini, Jisoo. kalau pun enggak ada, kamu bisa tanya ke Joy, kan?"

"kok tanya Joy, sih?" Jisoo menggaruk kepalanya bingung.

"Memangnya ada apa, Pak?"

"Sini..." Jero menarik Jisoo ke parkiran.

UnderW(e)ARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang