10 February 2023
06.30 WIB
Pagi hari yang seperti biasa Cempaka sudah duduk manis sambil menyantap sarapan yang sudah disiapkan.
Dan sepertinya Cempaka tidak akan diantar oleh sang supir pribadinya, karena dirinya akan mencoba untuk pergi ke sekolah menggunakan kendaraan umum, bukannya apa karena ia hanya ingin mencoba saja seperti teman-temannya yang berada di luar sekolahnya.
"Non, pak Karman sudah menunggu anda di depan." Yang terpanggil pun menoleh kearah sumber suara.
"Maaf bi, aku pergi ke sekolah naik bus saja aku tak mau membuat pak Karman capek karena antara jemput aku."
"Benar non? Daripada non cempaka naik bus lebih baik di antar oleh pak Karman saja non." Cempaka pun tersenyum kecil.
"Tidak apa bi, aku mau nyoba naik angkutan umum ke sekolah lagipula aku ingin ngerasain apa yang orang-orang biasa pakai kalau mereka tidak punya kendaraan pribadi."
"Baiklah non, kalau begitu non Cempaka hati-hati naik bus, kalau tidak paham dengan rutenya non Cempaka bisa tanyakan ke supir bus."
"Iya, bi... Aku berangkat ke sekolah dulu ya, bi."
Dan setelahnya ia menuju kearah halte bus yang untung saja jarak halte bus dengan rumahnya tidak terlalu jauh, jadi ia tak merasa lelah.
(・∀・)
Sembari menunggu bus menuju ke arah sekolahnya, Cempaka melihat di keseliling halte bus dan ia menyeritkan keningnya saat melihat seorang anak kecil yang duduk dengan menekuk kedua kakinya dan wajah anak itu juga tertutup di antara lingkaran tangan.
Cempaka pun bangkit dari duduknya dan dirinya segera menghampiri sosok anak kecil itu.
Tanpa rasa jijik dengan penampilan anak kecil itu, ia menepuk pundak mungil anak itu.
Perlahan kepala anak itu terangkat dan sedikit terkejut dengan kedatangan dirinya, seolah paham Cempaka pun memperkenalkan dirinya terlebih dahulu.
"Hai nama kakak Cempaka Aina Kasmirah salam kenal."
Cempaka yang dikenal sebagai perempuan jutek dan dingin itu ternyata berubah menjadi perempuan yang lembut, terbukti dari tatapan matanya yang menatap lembut pada anak kecil di hadapannya itu.
Dengan takut-takut anak itu pun memperkenalkan dirinya juga pada Cempaka.
"N-Namaku Hazelyn."
"Nama yang cantik sama kaya orangnya, kalo boleh tau kenapa kamu disini sendiri? Orangtua kamu mana?"
Mimik wajah anak itu seketika menjadi sendu, dan membuat ia bingung dengan anak kecil di hadapannya itu.
"Hei kenapa?"
"Hikss H-Hazel dibuang sama Mama hikss."
Cempaka tidak bisa untuk tak terkejut saat ia mendengar jawaban dari anak kecil itu.
"Kenapa hmmm?"
"M-Mama benci sama Hazel kak hikss M-Mama bilang kalo hikss Hazel anak haram hiks."
"Ya, ampun kasian banget kamu dek."
Jujur disaat seperti ini ia merasa bingung dan tak tau harus berbuat apa, karena bus yang ia tunggu sudah datang sedangkan ia merasa kasihan pada anak kecil ini.
Namun, satu-satunya cara yang ia punya adalah menghubungi penjaga di rumahnya itu, agar anak ini bisa berada di rumahnya selagi ia berada di sekolah.
Tak lama bodyguard Cempaka pun datang, dan yang empu pun menyadari kehadiran bodyguard yang di perintahkan oleh sang Papa untuk menjaga dirinya selama ia berada di Jakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 element
General FictionKisah tentang kedua sahabat yang awalnya sedang menghabiskan waktu liburan bersama, dan tidak bertemu dengan kedua pemuda di sebuah taman Akankah kedua sahabat itu berhasil masuk kedalam kehidupan kedua pemuda itu? Penasaran dengan kelanjutan cerita...