Bab 3. Stalker Sinting

236 27 2
                                    

Sejak menyadari adanya stalker baru yang menguntit dirinya, Jeongwoo mulai bersikap waspada. Ia sengaja memblokir nomor sang stalker dan memprivat semua sosial media yang ia punya. Jeongwoo pikir sang stalker akan berhenti dan menyerah. Nyatanya Jeongwoo salah. Beberapa akun baru dan nomor baru justru mulai memenuhi bilik pesannya dengan kalimat-kalimat yang membuat Jeongwoo mual. Bukan hanya pesan berbentuk chat, namun juga pesan suara yang sudah sedikit dirubah hingga Jeongwoo tak dapat mengenali siapa pemiliknya.

Mulanya, Jeongwoo berniat mengabaikan semua chat itu. Namun begitu menginjak hari ke-7 sejak setelah teror itu dimulai, sang stalker bertindak lebih berani dengan mengirimkan foto-foto keberadaan Jeongwoo di berbagai tempat lengkap dengan kalimatnya yang intim dan vulgar.

Seperti saat ini, Jeongwoo yang tengah berada di Arena dan baru saja selesai bertanding kembali di buat mengumpat lantaran sang stalker rupanya juga tengah berada di kawasan yang sama. Sengaja mengambil fotonya dari arah samping.

<Stalker Sinting>

Kau hebat sekali di arena. Apa kau juga hebat di atas ranjang, baby ?

Ah, aku menantikannya. Hari di mana kau mengungkungku di bawah tubuhmu xi xi xi

"Fuck ! Aku akan cari dia !" Jeongwoo berjalan menuju motornya. Berniat untuk mengelilingi seisi Arena, namun di tengah jalan, Haruto yang baru saja membeli minuman menghadang langkah Jeongwoo.

"Yak ! Mau kemana kau ? Aku akan bertanding di round ketiga."seru Haruto pada Jeongwoo.

"Dia ada di sini. Aku akan mencarinya." Sahut Jeongwoo yang sepertinya masih belum dapat dicerna oleh sang namja Watanabe. Terlihat dari keningnya yang mengernyit bingung.

"Huh ? Dia ? Siapa ?"tanyanya lagi pada Jeongwoo.

"Ck, stalker itu bodoh. Dia di sini, minggir...." Jeongwoo menyingkirkan tubuh Haruto dari depan matanya. Kembali melangkah menuju tempat di mana ia sempat memarkirkan motor. Sementara Haruto, tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada sang sahabat, ia pun lekas memberikan minuman yang ia pegang pada orang-orang di sekitarnya. Berlari secepat kilat untuk menyusul Jeongwoo. Untungnya, Haruto masih sempat untuk membonceng di belakang sang namja Park. Menemani Jeongwoo mengelilingi arena.

15 menit menyusuri arena, dan memperhatikan satu demi satu orang yang ada di sana, Jeongwoo dan Haruto tak melihat ada satu sosokpun yang mereka yakini sebagai stalker Jeongwoo. Bahkan saat nomor itu terus di telpon oleh Haruto, tak ada bunyi ponsel yang bisa mereka dengar.

"Susah jika kita tidak tahu siapa orangnya, Jeongwoo-ya." Ucap Haruto begitu Jeongwoo memarkirkan motornya di halaman arena. Keduanya kini duduk di atas motor sembari tangan Haruto sibuk menscroll isi pesan yang sang stalker kirimkan pada Jeongwoo.

"Kau benar. Dia bukan Keita,bukan juga Jaehyuk."balas Jeongwoo lirih. Balasan yang cukup membuat Haruto terkejut dan sontak mengalihkan atensinya pada sang namja Park.

"Tunggu. Kau sempat mencurigai Jaehyuk-sunbae ?"tanya Haruto yang lantas dibalas anggukan malas oleh Jeongwoo.

"Ya. Saat pertama kali aku mendapatkan pesan itu. Aku juga sempat mendorong tubuhnya karena kukira itu adalah dia."aku Jeongwoo tanpa rasa bersalah. Membuat Haruto geram dan geleng-geleng kepala.

"Kau ini benar-benar. Sudah kubilang dia sudah berubah, kau tak lihat sekarang dia jadi introvert dan terkucilkan. Lagipula jika itu Jaehyuk-sunbae dia hanya akan mencuri fotomu, mengikuti kemanapun kau pergi dan mengirimkan pesan tanpa berbicara vulgar semacam ini."omel Haruto begitu menggebu.

"Jika kau jadi aku kau juga akan mencurigainya bodoh."sanggah Jeongwoo tak terima di salahkan. Ia paham maksud ucapan Haruto, tapi sang sahabat juga harus tahu bahwa apa yang Jaehyuk lakukan menyisakan sedikit rasa trauma bagi dirinya. Rasa trauma yang membuatnya selalu merasa waspada dengan hal-hal semacam ini. Bahkan, terkadang Jeongwoo menyalahkan Tuhan yang memberinya fisik dan keistimewaan yang banyak di sukai oleh orang-orang. Membuatnya selalu menjadi incaran orang-orang yang terobsesi untuk memilikinya.

STALKER || JEONGJAE (PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang