REVADEL [One-shots]

Your presence is a gift (Adl x Marsha)

"Dooorrrr"

"Woah an- astagfirullah"

"Hahahaha kaget ya Del? Lagian serius banget lu" pelaku keisengan kecil ini hanya tertawa melihat temannya menatapnya datar sambil mengelus dadanya yang sakit

"Buset Flora jantung gue sakit banget" ucap Adel dramatis, tapi beberapa hari terakhir dia memang sering mengeluh jantungnya sakit, kalau kata abangnya sih karena kepala nya keseringan kena headshot saat main valorant, apa hubungannya kepala kena headshot sama penyakit jantung coba

"Lebay lu jamet" Flora mendudukan dirinya disamping Adel yang sedari tadi menyendiri dipojokan theater

Mereka baru saja selesai show, menunggu member ganti baju sebelum melakukan kegiatan wajib sebelum pulang yaitu evaluasi

"Liatin apaan sih daritadi gue perhatian kek orang tipes lu" Flora melirik ke arah ponsel Adel

"Kenapa kek orang tipes?" Adel memberikan ponselnya pada Flora. Saat Adel bilang kalau Flora itu setengah hidupnya orang-orang mungkin menganggapnya hanya bercanda atau terlalu hiperbola padahal emang iya, Flora memang separuh hidup Adel dalam konteks pertemanan ya. Seperti saat ini, dia dengan santai memberikan hpnya pada Flora, tidak ada yang dia sembunyikan

"Iya kek orang tipes, lemas tak berdaya" Flora melihat lihat ponsel Adel sambil mengangguk-anggukan kepalanya, sekarang dia tau alasan Adel kaya orang tipes

"Cemburu ya bang?" Flora mengembalikan ponsel Adel sambil mengelus pundak gadis berkacamata itu

"Emang boleh cemburu padahal bukan siapa-siapa?" Gumam Adel, dia mengantongi ponselnya. Dirinya muak melihat pujaan hatinya dikapalin sama member lain, tapi balik lagi emang dia siapa? Emang boleh cemburu? Fak kata saya mah

"Aduuuhhhh fakta ini menusuk ke jantung" Kali ini Flora yang dramatis

"Apa gue berhenti aja Flo?" Ucap Adel lirih

"Gila kali lu, lu udah ngejar dia hampir 4 tahun Del, semua effort lu buat dia selama ini jangan ditanya lagi kek apa, yakali liat gituan aja lu langsung pengen nyerah" Flora memukul kepala Adel cukup keras, dia gemes sendiri sama nasib percintaan sahabatnya itu

"Ya gimana dong? Dia tau gue suka sama dia, dia gak nolak tapi juga gak ngasih gue lampu ijo buat jalan terus, gue capek Flo hampir 4 tahun ngestuck doang, gue ngempet nahan cemburu liat dia dikapalin sama orang lain, mau marah bukan siapa-siapa, mau cemburu juga emang gue punya hak?" Ucap Adel pelan, dia takut ada orang lain yang denger percakapan dia sama Flora

Sebenarnya ini bukan pertama kali Flora mendengar keluhan Adel tentang kisah cintanya yang ngestuck bertahun-tahun, Flora biasanya jarang menanggapi karena mau Adel ngeluh atau enggak, effort Adel gak berubah jadi Flora menganggap keluhan Adel sebagai angin lalu saja

"Terus gimana? Lu beneran mau berhenti? Tapi Marsha lagi cantik-cantiknya loh Del" Flora meremas tangan Adel saat dia melihat member sudah selesai berganti pakaian, dia juga melihat gadis yang selama ini membuat seorang Adel bertekuk lutut.

"Gak tau deh, tunggu gue capek dan muak sama diri sendiri deh Flo"

Pembahasan mereka mau tidak mau harus terhenti, Adel tidak mau jika ada member lain yang tau perasaan dia. Sebenarnya member-member tau jika Adel sangat dekat dengan Marsha tapi mereka tidak tau kalau Adel menaruh rasa pada kedekatan mereka. Adel tau beberapa member yang dekat dengan dia, maupun yang dekat dengan Marsha mulai menebak-nebak tapi Adel tidak pernah mengiyakan, dia juga memperlakukan member lain tidak jauh beda dari dia memperlakukan Marsha, hanya saja banyak orang yang tidak tau apa effort Adel ke Marsha yang tidak mereka lihat

•

•

•

"Kamu dijemput gak Sha?" Adel berdiri disamping Marsha yang tengah membereskan barang-barang nya