05. Sambutan

223 22 1
                                        

Happy Reading!!!!!




-:-





Malamnya Andara yang sedang rebahan santuy sambil bermain handphone itupun dikejutkan dengan ketukan pada pintu kamarnya.

Saat dia membuka pintu, terpampang lah Salma yang berdiri di depan pintu kamarnya sambil tersenyum. Diajak lah Andara untuk turun dan ikut berkumpul dengan cewek-cewek penghuni kos disini.

Disinilah Andara sekarang berada. Di kelilingi oleh sembilan wanita pekerja keras. Mereka dengan niatnya menggelar tikar di dapur sisi cewek dan menghidangkan cemilan seperti martabak manis, martabak telor, sate tahu, cilok, dan telur gulung, tidak lupa minumannya sprite bro.

Andara tersenyum canggung menyapa semua yang ada di sana. Dirinya dibawa untuk ikut duduk dikelilingi mereka.

"Nah, sebagai ucapan selamat datang dari kita, kita ajak lo makan-makan sambil ngerumpi sampai malam, mumpung besok weekend," ucap Jema yang berhadapan dengannya.

Andara tersenyum canggung, dia menggaruk tengkuknya. "Sebelumnya terima kasih banyak ya, Kak. Jadi gak enak."

Dania menggeleng. "Dienakin aja, Dar."

Andara tersenyum. "Nama aku Andara Mayanaka. Mahasiswa semester 2. Umurku 19 tahun. Kamarku nomor 10. Aku baru dua hari disini, Kak."

Dengan tiba-tibanya salah satu dari mereka yang duduk di samping kanan Andara mengulurkan tangannya. "Gue Fina, salam kenal Andara."

Andara menerima uluran tangan satu-satunya wanita yang menggerai rambut panjangnya disini. "Salam kenal, Kak."

Wanita itu menggeleng. "Umur gue sama kayak lo, jadi panggil nama aja." Andara mengangguk.

Fina merangkul wanita yang duduk di samping kanannya. "Kalau ini namanya Mbak Gigi, bukan istrinya Raffi Ahmad dan bukan Mamanya cipung, tapi dia Mamanya kita semua dan calon istrinya Mas Yuda, masih cooming soon sih."

Wanita bernama Gigi itupun reflek memukul lengan Fina. "Jangan didengerin ya omongan Fina. Salam kenal, Dara."

Andara tersenyum menanggapi ucapan Gigi. Ternyata laki-laki yang baru tadi pagi dia temui sudah berlabel kekasih orang.

Fina beralih menunjuk orang yang berhadapan dengan dirinya sendiri, atau yang sedang duduk disamping Salma. "Kalau yang itu Kak Hesa namanya, beliau yang paling tua setelah Kak Dania disini."

Andara menoleh pada sosok bernama Hesa, wanita yang terlihat pendiam dimatanya. Saat Andara tersenyum pun, dia hanya menjawab senyuman itu dengan singkat.

Fina beralih menunjuk seseorang yang duduk disamping Hesa. "Namanya Rai, dia seumuran sama kita, dia suka nge-vape jadi jangan kaget, anaknya asik kok, meskipun radak begajulan."

Sosok Rai yang tidak terima pun langsung menyolot. "Di depan orang baru yang baik-baik lo deskripsiin gue."

Fina balik menyolot. "Lo mau ditutup-tutupi model apapun dan pakek apapun, gak bakalan ketutup."

Andara terkekeh mendengar ucapan dua orang di depannya ini.

"Yang terakhir Dar, namanya Mbak Juwi, orangnya baik kok, tapi emang mukanya aja yang kelihatan judes, aslinya baik polllll, iya kan Mbak Juwi?" ucap Fina sambil memberi satu jempolnya untuk Juwi.

Mbak Juwi tersenyum menatap Fina dan beralih menatap Andara. "Salam kenal, Andara. Semoga betah ya disini."

Andara mengangguk. "Makasih ya Kakak-Kakak, Fina, dan Rai atas sambutannya."

Mereka bersembilan mulai menikmati makanan yang telah mereka siapkan dengan diselingi menghibah ria.

Andara merasa aneh. Danu dan Hanin bilang disini yang tersisa hanya satu kamar cewek, tapi mengapa yang ada di kelilingnya hanya delapan orang? Bukankah harusnya sembilan?

"Disini ada sepuluh kamar, kok kita cuman sembilan?" tanya Andara.

Fina yang baru selesai mengunyah telur gulung ya itupun menyaut, "Satunya lagi pulang kampung, ntah pulang kapan, mending gak usah pulang deh."

Andara mengerutkan keningnya. "Kenapa?"

"Yang satu itu namanya Cani, kamarnya nomor 5, anaknya emang radak ngeselin jadi kita agak enggak deket, untungnya dia lagi pulang kampung, jadi agak tenang aja disini," jelas Fina.

"Pokoknya kalau dia balik, lo jangan deket-deket deh sama dia, takut sawan," ucap Rai yang langsung mendapatkan geplakan dari Mbak Gigi.

Andara hanya mengangguk. Lagipula dia bukan tipe orang yang suka sok kenal sok dekat, dia akan mendekat ketika dirinya disambut dengan baik.

Matanya mengedar ke setiap sudut kos-kosan. Di lantai satu bangunan cowok terlihat sepi, tetapi di lantai dua, hanya ada dua kamar yang menyala dan terbuka. Sepertinya mereka tengah menemani Asbani yang sedang sakit.

"Udah kenal sama cowok-cowok?" tanya Jema.

Andara menggeleng. "Belum semua, Kak. Cuman kenal Danu, Jehan, Jona, Asbani, Hakim, Kak Yuda, sama Panji."

"Aaahh lo belum kenal Kak Yoyo sama Bang Jul," tebak Fina.

Andara mengangguk. "Iya, itu."

Rai menepuk dadanya. "Tenang nanti gue kenalin lo ke mereka." Andara mengangguk.

Fyi, martabak telor adalah salah satu yang masuk list makanan kesukaan Andara. Tangannya sudah siap untuk mengambil makanan itu jika saja tidak ada suara yang menginterupsi tiba-tiba...

"Ada acara apa nih?" tanya orang yang sudah berdiri di belakang Andara.

"Hai, Yo," sapa Mbak Juwi.

Yo itu tersenyum. "Hai, Ju."

"Yang ini namanya Yoyo, Dar. Kak Yoyo, manusia terpintar di kos ini, lo kalau mau les privat ke dia bisa aja, kalaupun ada tugas gue jamin dapat nilai sempurna," ucap Fina dengan penuh excited.

Yang bernama Yoyo itupun terkekeh, dia mengusap rambut Fina. Aishh, jangan berpikir aneh-aneh. Yoyo sudah menganggap Fina seperti adiknya sendiri.

Yoyo beralih menatap Andara. "Nama aku Yoyo, bisa dipanggil Kak Yo. Aku tau kamu dari anak-anak tadi, semoga betah ya, Dar."

Andara mengangguk. "Makasih, Kak Yo."

"Yo, ayo! Lo jadi beli cola apa kagak?

Semua orang menoleh pada seseorang yang baru saja berjalan dari arah tangga menuju ke arah mereka, lebih tepatnya menghampiri sosok Yoyo.

Andara mati-matian menahan kesalnya. Lagi dan lagi si Panji petualang ini. Sekarang laki-laki itu sedang memakai piyama berwarna biru navy dan membawa kuci motor Scoopy milik Yoyo.

"Ah oh iya, ayo Ji," ucap Yoyo langsung pergi mendekat ke motornya.

Tak sengaja mata Panji dan mata Andara bertemu. Reflek mereka membuang pandangan masing-masing.

Mereka beralih ke aktivitas mereka sendiri, Andara yang kembali berbincang dengan yang lainnya dan Panji yang sudah membonceng Yoyo untuk keluar dari halaman kos.

"WOY MAU KEMANA LO BERDUA?"

Mereka reflek menoleh pada sumber suara. Andara dapat melihat ada satu lagi orang asing di pandangannya. Sepertinya penghuni kos laki-laki yang bernama Jul itu.

Lucunya Jul itu keluar dari kamar dengan muka bantal, rambut berantakan, dan piyama shincannya.

Dan terkaget lagi saat tiba-tiba sosok Jul itu meloncat ke atas motor dan duduk di boncengan belakang sendiri. Jadilah mereka boti (bonceng tiga) .

"Jangan kaget ya Dar, disini cowoknya pada spesial, kecuali ayang Danuku," ucap Fina yang langsung mendapatkan tonyoran dari Rai.







Note's:
Aku punya rencana buat update dua chapter setiap hari sabtu, biar bisa menemani malming bagi kalian yang jomblo, kalau aku mah udah punya Yoon Jaehyuk.

Anak Pemilik Kos | Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang