1 🌻

10 3 0
                                    

Sebelom baca vote dulu ya🤗😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelom baca vote dulu ya🤗😚
.
.
.
.
.
.

" Bang, Pusing gua". Ucap Raka pada Abang nya itu.

" Istrhattt dek". Ucap raga pada adik nya.

" Gabisa, gua hari ini ada presentasi soal kemarin itu " . Sambung Raka

" Temen lu ada kan? Daripada lu kenapa napa mending lu nurut sama gua" sambung Abang nya.

Raka berdecak kesal, selalu saja raga begitu.

" Ck, padahal gua kuat, ga lemah lemah amat. Gua juga laki laki, sialan ah!" Gumam Raka yang masih bisa di dengar Abang nya.

" Gua denger dek, kalau lu mau berangkat yaudah terserah, bareng gua aja naik mobil gausah pake motor" ucap raga

Lagi lagi Raka kesal, tapi jika ia menolak maka ia tak dapat berangkat kuliah.

" Gua sama Gilang aja bang" ucap Raka

" Lu bisa ga sih nurut sama gua?" Ya, raga benar benar takut Adik nya kenapa Napa, hanya raga yang ada saat ini, ia mau menjaga adik nya semampu dia.

Raka kesal dan berjalan masuk menuju mobil.

Mereka mulai mengendarai mobil nya, kali ini yang nyetir raga.

Perjalanan ke kampus itu memakan waktu 30 menit lama nya. Mereka mengendarai santai karna memang berangkat sangat pagi.

" Lu ga laper dek?" Tanya raga pada adik nya yang sibuk memainkan ponsel

Adik nya diam saja

Raga belok ke rumah makan dan berniat sarapan terlebih dahulu. Sebenarnya mereka ga pernah sarpan pagi, namun hari ini raka mengeluh sakit akhirnya raga memutuskan untuk sarapan.

Mereka berdua turun dan memesan makan.

Raka nampak sangat pucat sekarang.
Raga yang melihat bergegas ke mobil untuk mencari obat nya.

" Duh, mana sih. Di taruh mana sih sama anak ini" gumam raga. Pasalnya ia mencari obat itu tidak ketemu ketemu.

" Dek, mana obat lu?" Tanya raga

Raga berpikir sejenak

" Bang, sumpah obat gua ketinggalan"

" Bego banget sumpah" kesal raga.

" Udah lah. Gua ni bukan anak kecil, gua kuat. Ayo lanjut kampus" putus raka dan berjalan mendahului raga yang sedang membayar

BEDA WATAK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang