𝑂𝑛𝑒

4 2 1
                                    

𝑯𝒂𝒍𝒐𝒐 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂𝒕 𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈𝒈.
𝑺𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂 𝒚𝒂𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒂𝒂 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒏𝒚𝒂𝒂.

𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈.
──────────────

"Lihat jam, sekarang sudah jam berapa?? Baru mpls saja sudah telat, bagaimana dengan hari-hari lainnya??." Ketua osis dari SMA Mandala itu menatap seluruh peserta mpls yang datang terlambat.

"Dalam perjanjian harusnya datang jam berapa?." Tanya nya dengan nada tajam.

Sontak seluruh peserta mpls yang terlambat itu manjawab. "Enam tiga puluh kak."

"Lalu kenapa kalian terlambat?."

"Jika memang tidak niat, tidak perlu datang ke sekolah." Lanjut nya.

"Maaf kak, kami mengaku salah."

"Huft baiklah, silahkan kembali mengikuti kegiatan mpls hari ini, besok jangan ada yang terlambat lagi."

"Baik kak, siap laksanakan." Para peserta mpls itu akhirnya berjalan menuju barisan peserta mpls lainnya.

"E-eh kak maaf, izin mau nanya." Gadis bertubuh mungil tiba tiba saja ada di hadapan nya, dengan kepala yang menunduk.

Lelaki itu memutar bola mata nya malas, "Kalo ngomong liat wajah orang nya, bukan malah liat tanah."

Akhirnya gadis itu mengangkat pandang nya. "Maaf kak hehee." Gadis itu menyengir sembari menatap kepada ketua osis di hadapan nya.

"Mau nanya apa??." Tanya sang ketua osis.

Gadis itu tampak berfikir sebentar, lalu setelah nya, "Umm kamar mandi dimana ya kak?." Tanya gadis itu.

"Lo jalan aja di koridor kelas sepuluh, lurus nanti belok kiri dikit." Ucap lelaki itu sedikit malas.

"Ahh okey kak makasih." Gadis itu terseyum, dan berlalu dari hadapan sangat ketua osis.

♠︎♠︎♠︎

Saat akan melangkah kan kakinya menuju ruang osis, tiba-tiba panggilan dari salah satu osis mengaget kan nya. "ARR SINI BENTAR."

Arlian menghembuskan nafas nya pelan. Dia berjalan dengan wajah datar dan dingin andalannya.

"Hm?." Arlian bertanya dengan sebelah alis terangkat, ia menatap gadis yang tadi memanggilnya.

"Perkenalan dulu bego, biar mereka kenal sama kita kita." Ucap gadis yang memanggil Arlian tadi, Arlian hanya menatap malas gadis itu.

"Nahh jadi adik adik, nama saya Aur-."

"Ga usah perkenalan." Sela Arlian cepat.

Gadis itu memberenggut sebal. "Si anjing, gue belum selesai ngomong su."

Arlian hanya menatap gadis itu malas. Dia berjalan menuju ruang osis, lalu kembali dengan sebuah tangan yang memegang kardus yang lumayan besar.

"Bagiin, satu orang satu." Ucap nya memberikan kardus itu kepada gadis yang di ketahui sebagai sekertaris osis.

Gadis itu hanya menurut, setelah selesai membagikan gulungan kertas itu, gadis itu bertanya. "Terus ngapain?."

𝑨𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑨𝒅𝒉𝒊𝒑𝒓𝒂𝒕𝒂𝒎𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑨𝒚𝒏𝒂𝒓𝒂 𝑬𝒏𝒛𝒊𝒂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang