02

236 50 2
                                    

🦋🦋🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

"YAAAAAAAAAKKKKKKKK"

Papa Kim sampai tersedak kopi yang sedang ia minum saat mendengar teriakan putrinya yang teramat memekakkan telinga, padahal gadis itu sedang berada di luar rumah.

Dengan tergesa, ia dan istrinya berlari untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada putri semata wayangnya itu.

Di depan pintu utama, terlihat Jennie berdecak pinggang dengan wajah yang memerah serta sorot mata yang begitu tajam. Padahal mobilnya telah terparkir sempurna di depan mata, siap untuk ia kendarai menuju kantor.

"Sayang ada apa, mengapa kau bertiak sebegitu kerasnya?" Mama Kim tergopoh-gopoh di samping suaminya.

"Siapa yang sudah mencuci mobilku?" marahnya.

"Tentu saja Pak Supir" Jawab Papa terlewat santai.

"Panggil dia sekarang juga" Teriaknya memerintah entah pada siapa. Pelayan yang sejak tadi memerhatikan kemarahan Jennie tergopoh-gopoh mencari pelaku yang diduga membuat Nona semata wayang mereka murka sedemikian rupa. 

"Jennie, bisakah bersikap sopan kepada para pelayan?" Tegur sang Ibu, kesal dengan sikap putrinya yang ia rasa tidak sopan.

"Tidak bisa, Ma. Mereka benar-benar membuatku murka" Tanduk banteng telah menghias kepala cantiknya. Papa serta Mama Kim hanya mampu menggelengkan kepala melihat kelakuan Jennie yang sangat sensitif, mudah sekali marah.

"Maaf Nona Jennie, apakah saya membuat kesalahan?" Seorang pria paruh baya, yang diduga sebagai pelaku perusak suasana hati Jennie berdiri tepat di depannya. Tangannya telah keringat dingin sedangkan dahinya basah oleh keringat sebesar biji jagung.

"Siapa yang menyuruhmu untuk mencuci mobilku?"Kesalnya.

"Maaf Nona, saya melihat banyak sekali coretan yang mengotori mobil anda. Maka dari itu saya membersihkannya supaya langsung bisa dipakai" Jelasnya, sedikit banyak takut sebab melihat hawa menyeramkan pada mata tajam milik Nona mudanya.

"Aiisshhh, kenapa tak bilang dulu padaku sih Pak. Apa kau tau jika coretan yang menurutmu kotor itu sangat penting bagiku" Geramnya.

"Jennie sudah, kau ini apa-apaan? Itu bukan masalah besar Jen" Papa Kim yang sejak tadi menyimak mulai angkat bicara, pun dengan Mama yang hanya mengangguk menyetujui ucapan suaminya.

"Bukan masalah besar kata Papa? Bahkan Papa dan Mama tidak tau jika itu mampu menyelamatkan hidupku" Ujarnya bertambah kesal.

"Memangnya coretan seperti apa?" Tanya Mama.

"Gambar kartun kesukaanku" Singkatnya.

"Hahhhh?" Kedua orang tua yang biasanya tampak berwibawa itu nampak kaget, tak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar.

"Bahkan tadi tak membentuk gambar kartun sama sekali" Lirih pelayan, Si pelaku yang membuat Jennie makin murka.

"Tutup mulutmu, Pak Tua" Geramnya semakin menjadi.

M.F.W - J E N S O OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang