02

51 10 0
                                    

"Kamu kenapa senyum senyum sendiri?" Mama Asha kembali dibuat heran oleh tingkah laku anak pertamanya ini. Tidak seperti biasanya, hari ini Asha benar benar bertingkah aneh, tidak seperti Asha yang mamanya kenal.

"Gak ada mah, aku lagi senang aja," senyum Asha mengembang seakan bibirnya akan sobek.

Mereka ada dimeja makan sekarang, dengan Asha yang sedang memotong daging untuk ia makan dengan sangat brutal membuat mamanya menjadi bingung ditambah dengan senyum Asha yang terlihat mengerikan.

"Kenapa? Kamu dapat pacar hah?" Mama Asha ikut tersenyum melihat tingkah laku anaknya itu, tapi ia juga ikut senang dengan perubahan Asha saat ini.

"Gak lah, kek ada aja yang mau sama Asha," Asha cemberut dengan pertanyaan mamanya itu.

Mama Asha yang mendengar jawaban anaknya itu tertawa kecil, "ya adalah, lagipula kamu kan manis, siapa sih yang gak suka sama kamu," ibu Asha berbicara diiringi dengan tawa wanita itu.

"Ah iya, kemaren mama dapat laporan dari guru kamu, katanya nilai nilai kamu disekolah sangat buruk Asha?" Ekspresi mama Asha kembali berubah menjadi kurang bersahabat.

'wah bangsat'
"Hah, tau dari mana ma?"

"Dari pak Joni, kemaren dia baru pindah ke rumah dekat sini, jadi waktu tau dia guru disekolah kamu mama sekalian nanya gimana keadaan kamu disekolah," jawab mama Asha.

Aduh, sepertinya Asha melupakan guru tersebut. Kalau tidak salah kejadian ini juga pernah terjadi padanya.

"Iya ma, nanti aku bakal belajar lebih giat," berbeda dengan jawaban Asha ketika dulu yang terkesan membantah dan tidak terima, sekarang jawabannya lebih terima apa adanya.

"Mama harap itu bukan cuma omong kosong kamu saja, soalnya mama ingin lihat kamu lulus, lalu kuliah dan akhirnya bisa sukses, mama juga ingin lihat kamu punya keluarga, kan mama juga mau nimang cucu," ucap sang mama yang diakhiri dengan gelak tawanya.

"Iya ma, Asha juga mau kalau gitu mah," apalagi liat mama hidup sampai Asha punya keluarga, lanjut Asha didalam hatinya.

"Ya udah sana belajar, kamu punya pr kan sekarang?" Mamanya kembali menjadi sosok yang tegas. Asha sepertinya sangat merindukan hal ini.

"Iyaa ma"

~•~

Asha melihat kearah pr yang ia kerjakan. Belum ada satu soal pun yang Asha selesai kerjakan, kertasnya masih bersih tanpa coretan sedikitpun.

Asha mengernyit memperhatikan soal soal didepannya. Ia sudah lama tidak pernah belajar lagi semenjak lulus SMA, sedangkan saat SMA saja ia jarang mengerjakan pr bagaimana bisa ia menjawab pertanyaan ini.

Asha menghela nafas, ia sudah membolak-balikkan halaman di bukunya, tapi tetap saja ia tidak mengerti dengan apa yang dijelaskan didalam buku pelajaran tersebut, jadi Asha tidak bisa menjawab pertanyaan disoal pr nya.

Apa Asha lihat internet saja?
Dengan semangat Asha meraih ponsel miliknya. Namun kemudian semangat Asha menjadi pudar seketika, ia lupa ponselnya saat ini  hanya hp Nokia yang cuma bisa buat SMS dan telepon.

Sepertinya Asha harus menyerah saja, mungkin ia bisa bertanya dengan teman sekelasnya besok.

Iya, Asha harus tidur sekarang untuk bisa pergi cepat ke sekolah besok.

Keesokan harinya Asha bangun lebih pagi. Mamanya kembali terheran heran dibuatnya. Biasanya Asha tidak akan bangun sebelum ia membangunkan anaknya itu.

Walaupun satu jam lagi bel berbunyi Asha sudah siap untuk pergi menuju sekolahnya. "MAMA , ASHA PERGI DULU YAA," Asha berteriak kepada mamanya yang berada di dapur.

different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang