4

4.8K 441 3
                                    

Siang ini Elio sedang membantu pelayanan yang sedang mempersiapkan hidangan untuk tamu yang akan datang,Elio membantu menata meja.

Elio tidak mengenakan pakaian seperti pelayanan,tapi dia mengenakan baju berkain satin berwarna merah dengan perpotongan leher yang rendah bawahnya dia memakai celana hitam dengan sepatu bot coklat tua.

Pinggang ramping Elio terlihat jelas karena bajunya di masukkan dalam celana,dan rambut panjangnya dia ikat ke atas memperlihatkan tengkuk putihnya.

Elio yang sedang menata meja di buat terkejut oleh tangan kekar yang melingkar di perutnya, aroma Pinus basah itu adalah Vincent.

"Apa kau sengaja mencepol rambutmu agar mereka bisa menggigit tengkuk mu hm?" Vincent mengendus tengkuk Elio

"Ya-yang mulia, itu karena sedikit mengganggu saya saya menunduk" Elio menjawab dengan gugup

Vincent mengeratkan pelukannya menghirup rakus aroma teh dan mawar yang membuatnya candu,Elio diam dengan kaku.

"Elio lihat aku" Vincent berucap rendah

Elio segera berbalik,mata hijau pudar terang miliknya sedikit lembab.

Tanpa aba-aba Vincent langsung mencium bibirnya dengan penuh nafsu,Elio yang terkejut hanya bisa meremas baju depan Vincent.

Ciuman itu berlangsung beberapa menit hingga Elio merasakan sesak di dadanya, Vincent merasakan tepukan ringan di dada membuatnya melepaskan ciuman panas mereka.

"Hah..hah..is... istirahat ya.. yang mulia" Elio meraup oksigen sebanyak mungkin

Vincent juga terengah-engah,dia mengusap benang saliva yang menggantung di bibir Elio yang membengkak.

"Kau benar benar memiliki bakat seorang jalang" Vincent tersenyum puas

"Kembalikanlah ke kamar mu dan tunggu aku memanggilmu" Vincent pergi setelah meremas bokong Elio keras

"Aw... bokong ku.." gumam Elio

***

Seperti perintah Vincent dia diam di dalam kamarnya, karena dia tau pasti akan banyak tamu yang berkunjung hingga feromon mereka akan tercampur.

[ Tuan anda mendapatkan misi! ]

"Misi apa?"

[ Menyelamatkan seorang anak kecil di danau buatan belakang istana
Hadiah: pengenyal kulit
Hukuman: cacar air satu Minggu
Y

es/no ]

"Yes!" Elio bergegas pergi

' tunjukkan jalannya ' Elio dalam pikirannya

[ Lokasi ]

Elio dengan cepat berlari,di belakang istana terdapat seorang pelayan yang menangis di pinggir danau dan seorang anak kecil di tengah danau.

Pelayan yang menangis tersebut terkejut melihat seseorang melompat ke dalam danau, mengamati peria yang melompat tadi meraih tuan kecilnya lalu membawanya ke pinggir.

"Uhuk uhuk...huaaa" anak kecil itu menangis keras

Elio sedang memeluknya,dia menatap pelayanan yang juga sedang menangis.

"Bisakah anda mengambil handuk tau apapun yang hangat, tubuhnya bergetar kedinginan" Elio tersenyum lembut

Dengan segera si pelayan berlari ke istana untuk mengambil kain hangat,Elio mengusap punggung anak yang sedang menangis tersebut.

Elio Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang