5

4.7K 448 4
                                    

Ke esoknya,Elio membuka matanya di kamar Vincent,dia melihat kebelakang ada si pemilik kamar yang masih tertidur lelap.

Ya mereka melakukannya lagi, karena Vincent tergoda oleh bokong kenyal Elio.

Alah bilang aja emang pengen - Mimin

Pinggangnya di rengkuh erat oleh Vincent,dia memilih diam sambil melamun.

[ Tuan anda baik baik saja? ]

' aku baik baik saja sistem ' Elio menjawab di pikirannya

[ Kenapa anda melamun ]

' aku rindu puding karamel yang sering aku buat '

[ Anda bisa memintanya pada saya tuan ]

' tidak,aku ingin membuatnya sendiri ' Elio menggeleng pelan

"Ugh..." Vincent bergerak

Perlahan dia membuka matanya melihat seorang pria kecil berada di peluknya,dia membalik tubuh Elio

"Dia masih tidur..." Suara serak Vincent

Elio bukan tidur hanya menutup mata membayangkan puding karamel kesukuannya,dia memilih diam saat Vincent membalik tubuhnya.

"James!" Vincent sedikit berteriak

"Menghadap yang mulia" James di pintu

"Bawa dia ke kamarnya" Vincent mengunakan jubah tidurnya

James mengangguk, saat hampir mengambil tubuh Elio perkataan Vincent menghentikannya.

"Ah tidak, jangan sentuh dia kau suruh pelayanan mengambil bajunya dan antar ke mari" Vincent menatap James datar

"Baik yang mulia" James walupun bingung tetap keluar

"Hah... kenapa aku tidak rela kau di sentuh orang lain..." Vincent menatap wajah Elio yang damai

"Ugh..." Elio perlahan membuka matanya berpura pura bangun tidur

"Kau sudah bangun"

"Yang mulia" Elio memasang wajah terkejut

"Kau mandi si sini saja pelayan akan mengantar bajumu ke mari" Vincent berjalan ke pemandian

Tapi dia berhenti lalu menoleh ke belakang,Elio memandang Vincent bingung.

"Ada apa yang mulia?" Elio memiringkan kepalanya

"Ayo mandi bersama" senyuman miring tercipta

"Akhh" Elio terperanjat karena di gendongan tiba-tiba

"Yang mulia?!" Elio memerah

"Aku masih ingin menyentuh tubuh mu" Vincent dengan Elio di gendongannya memasuki bak mandi

"A-anda bisa menyentuh saya kapanpun ya-yang mulia" Elio menunduk malu dengan pipi merona

"Hari ini akan sibuk karena rapat kemarin belum mendapatkan akhir" Vincent menghirup aroma yang Elio keluarkan

"Baiklah yang mulia" Elio hanya diam membiarkan dirinya di peluk dari belakang dengan hidup Vincent di kelenjar feromon Elio

Tangan Elio memegang lengan Vincent yang melingkar di perutnya, sesekali dia akan mengusap lengan tersebut.

Setelah memakan waktu cukup lama akhirnya mereka selesai mandi, keduanya sama sama menggunakan jubah mandi.

Elio berganti di pemandian dan Vincent berganti di bantu pelayan, setelah keluar dengan pakaian rapi Vincent masih di sana.

"Saya kira anda sudah pergi tuan" Elio mendekat

"Aku tidak bisa pergi sebelum sarapan" Vincent tersenyum kecil

Vincent mendekati Elio dan langsung mencium bibirnya,Elio mulai terbiasa dengan ciuman tiba tiba dia hanya mengalungkan tangannya di leher Vincent.

Setelah puas Vincent melepaskan ciumannya, nafas keduanya sama sama terengah-engah benang saliva menghiasi dua bibir yang berdekatan itu.

"Muach" Vincent mengecup bibir Elio lalu pergi ke luar

Elio mengusap bibirnya dia berjalan ke luar kamar menuju dapur,di dapur terlihat para pelayan sedang sibuk menyiapkan sarapan dan beberapa hal lainnya.

"Emma ada yang bisa aku bantu?" Gadis bernama Emma itu menoleh dengan senyuman lebar

"Tentu! Ayo bantu aku membawa makanan ini ke kamar yang mulia Rosella" Emma menyerahkan troli makanan ke Elio

"Baiklah"

Elio mengetuk pintu kamar dengan sabar, tidak lama pintu itu di buka.

"Ah kakak cantik!!" Liam beraut bahagia

"Saya membawa sarapan untuk anda dan yang mulia" Elio tersenyum

"Baiklah ayo!" Liam masuk di ikuti Elio yang mendorong troli makanan

"Oh ternyata kau yang mengantarnya" Rosella tersenyum

"Selamat pagi yang mulia" Elio membungkuk sebentar lalu menatap makam di meja yang ada di kamar tersebut

"Ayo Elio makan bersama" Rosella mengundang

"Terima kasih yang mulia tapi saya akan makan nanti" senyuman kecil di berikan Elio

"Baiklah, jangan lupa untuk makan karena menghadapi stamina alpha yang luar biasa butuh banyak tenaga.

"Ahaha... anda benar ya mulia" Elio menjawab dengan wajah memerah malu

"Hihi wajah kakak cantik seperti mawar merah" Liam terkikik walupun tidak tau ala yang mereka bicarakan

"Terimakasih pangeran" Elio menatap Liam yang mengangguk semangat

"Elio... mungkin ini lancang tapi kenapa kau bisa berkahir sebagai jalang Vincent,jika di lihat oleh baumu kau seorang omega kan. Biasanya omega hanya berasal dari kalangan bangsawan,apa kau keberatan menjawab?" Rosella menatap Elio dengan sedikit rasa bersalah

"Tidak apa apa yang mulia,saya awalnya adalah putra bungsu dari kerajaan Abraham. Saya di sini sebagai tebusan perdamaian agar kerajaan Abraham tidak runtuh yang mulia" Elio menjawab tenang

"Kau pangeran dari Abraham?!" Rosella terkejut

"Itu dulu yang mulia, sekarang saya hanyalah orang biasa"

"Astaga bagaimana bisa ron sialan itu menyerahkan mu sebagai tebusan perdamaian!" Rosella merenggut marah

"Yang mulia mengenal ayah saya?" Elio menatap Rosella

"Dia adalah teman ku di academy dulu,dia memang alpha terbodoh yang pernah aku kenal" Rosella mendengus kesal

Rosella dan Liam selesai sarapan,dia langsung mengambil piring kotornya.

"Saya permisi yang mulia" Elio ingin keluar

"Ah, Elio bisa kau katakan pada pelayan untuk menunjukkan puding untuk ku dan Liam"

"Baik yang mulia"

Elio keluar, Rosella memandang mawar di kamarnya dengan sendu.

"Bagaimana perasaan mu melihat putra mu berkahir sebagai seorang jalang rose?"

Rose adalah nama ibu dari Elio sekaligus teman dekatnya, mereka dekat karena nama mereka sama.

"Ron sialan, maafkan aku yang tidak bisa melakukan apapun untuk membantu anak mu" Rosella mengelus kelopak mawar itu

"Dia terlihat cantik,semua gen mu menurun padanya. Baguslah dia tidak mirip Ron yang bodoh itu!"

Liam hanya diam memperhatikan ibunya yang berbicara dengan mawar, sepertinya sang ibu sedikit lelah hingga berbicara dengan mawar. Pikir Liam.

















Huang Wu

Elio Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang