untuk pembaca di bab pertama cerita "Echoes of Destiny":
---
Selamat datang di bab pertama dari "Echoes of Destiny". Saya sangat menyarankan Anda untuk mendengarkan lagu ini saat membaca cerita: [Lost Boy - Ruth B.](https://open.spotify.com/intl-id/track/2kfGoV9a5dbSKCNmUWH2ZF?si=139fe6c08e7840a2)Semoga lagu ini dapat menemani Anda dalam petualangan Ronan dan Rylie. Selamat menikmati!---
Di kota kecil yang sunyi bernama Willow Creek, hujan turun dengan gemuruh pada sebuah sore yang mendung. Jalan-jalan yang biasanya sepi menjadi semakin sunyi, hanya ada beberapa orang yang berani menghadapi cuaca buruk ini. Di sebuah rumah batu besar yang terletak di pinggiran kota, seorang pemuda berjalan menuju pintu depan dengan mantel hitam yang basah dan tas kulit di pundaknya.
Ronan Adams, sosok yang selalu terlihat misterius dan penuh dengan beban yang tidak diketahui, telah kembali ke rumah keluarganya setelah lima tahun menjalani hidup sulit di kota besar. Matanya yang tajam memandang sekeliling dengan ekspresi datar, seolah-olah mencari kenangan yang hilang di antara reruntuhan masa lalu.Dia mengetuk pintu dengan perasaan aneh yang menggigit dirinya. Ronan selalu merasa seperti orang asing di kota kecil ini, meskipun ini adalah tempat di mana dia dibesarkan. Namun, ada sesuatu yang menenangkan tentang rumah ini yang tidak bisa dia jelaskan.Pintu terbuka dengan lambat, dan dia segera disambut oleh sosok yang lebih dikenalnya dari yang lain.
"Ronan!" seru Rylie Grace Donovan, seorang gadis muda dengan senyum lebar di wajahnya. Rambut pirangnya yang panjang terikat di belakang kepalanya, dan matanya berbinar-binar dalam kegembiraan. "Kau kembali!"
Ronan merespons dengan senyum lemah. "Hai, Rylie," kata Ronan dengan tenang.Rylie melangkah ke depan dan memeluknya dengan erat, memaksakan Ronan untuk melupakan bagaimana dia telah merasa seperti asing di rumah ini, dan betapa tidak dihiraukan selama bertahun-tahun ini. Rylie adalah satu-satunya orang yang selalu melihat dia dengan cara yang berbeda, meskipun dia terkadang tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan itu.
"Kau tahu betapa aku merindukanmu?" tanya Rylie, memecahkan diam mereka.Ronan menggelengkan kepalanya. "Aku juga merindukanmu," katanya tulus.Mereka melepaskan pelukan mereka, Rylie melingkarkan tangan ke lengan Ronan dan membawanya ke dalam rumah.
"Ayo masuk, kau pasti kedinginan," kata Rylie, menutup pintu di belakang mereka.Ronan menarik napas dalam-dalam saat dia menatap sekeliling rumah itu. Setiap sudutnya diisi dengan kenangan masa kecilnya bersama keluarga Donovan. Ada aroma harum buku-buku kuno dan lilin di udara, seperti biasa, membuatnya merasa seperti di rumah.Mereka berdua duduk di ruang tamu yang nyaman, duduk di sofa berwarna krem. Rylie menatap Ronan dengan penasaran. "Jadi, bagaimana kota besar itu?" tanya Rylie, mengalihkan perhatiannya kembali kepada Ronan.
Ronan mengerutkan keningnya sedikit. "Tidak sebagus yang kuduga," jawabnya singkat.Rylie menatapnya dengan tatapan penuh pertanyaan, tapi dia tidak bertanya lebih jauh. Dia tahu Ronan selalu merahasiakan hal-hal tertentu dari dirinya."Dan kau? Bagaimana semuanya di sini?" tanya Ronan, mencoba mengalihkan pembicaraan.Rylie tersenyum lebar. "Oh, kau tahu aku tidak pernah punya kehidupan yang membosankan di sini," jawabnya, suaranya penuh kegembiraan. "Ayah dan aku melakukan banyak penemuan menarik di toko buku. Baru-baru ini, kami menemukan sebuah buku kuno yang menurutku memiliki kisah yang menarik."
Ronan menatap Rylie dengan antusias. "Buku apa itu?"
Rylie mengangkat bahu. "Aku tidak yakin. Namun, menurut cerita, itu milik seorang ksatria bernama Rowan Everhart. Dia tampaknya memiliki sejarah yang sangat menarik. Aku pikir aku akan memulai menyelidiki sejarahnya suatu hari nanti."Ronan mendengarkan dengan tertarik. Buku kuno ini mungkin memiliki beberapa petunjuk tentang masa lalunya dan rahasia yang dia simpan. Namun, dia tidak ingin membuat Rylie khawatir. Dia harus memilih dengan bijak kapan dia akan mengungkapkan rahasianya.Mereka duduk berdampingan dalam beberapa menit kemudian. Rylie memandang keluar jendela, melihat air hujan yang turun dengan lebat.
"Kau tahu, Ronan," katanya tiba-tiba, suaranya penuh dengan kehangatan. "Aku senang kau kembali."Ronan menatap Rylie dengan tatapan lembut. "Aku juga senang kembali," katanya dengan tulus.Mereka tersenyum satu sama lain, ketenangan meluas di antara mereka. Mungkin tidak ada tempat seperti rumah. Dan mungkin, di sini, di kota kecil yang sunyi ini, mereka berdua bisa menemukan takdir mereka yang terhubung.
---------
Terima kasih telah membaca bab pertama dari "Echoes of Destiny". Saya harap Anda menikmati perjalanan ini bersama Ronan dan Rylie. Jangan lupa untuk terus mendengarkan lagu "Lost Boy" oleh Ruth B. yang saya sarankan untuk menemani cerita ini.Saya sangat menghargai waktu dan perhatian Anda. Sampai jumpa di bab-bab selanjutnya!
---------
![](https://img.wattpad.com/cover/369936411-288-k958596.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Echoes of Destiny
Teen FictionDi kota kecil yang sunyi, dua jiwa yang terhubung oleh takdir yang tidak terduga. Ronan Adams, seorang pemuda yang berhati dingin dan misterius, kembali ke kampung halamannya setelah menjalani masa-masa sulit di kota besar. Rylie Grace Donovan, gadi...