22. Nama Kecil

2K 230 9
                                    




Sasuke mengerutkan alisnya berkali-kali. Dan itu sudah dia lakukan yang ke sekian kalinya. Sesudah dia menemani istrinya minum teh setelah sekian lama, dia merasakan adanya kejanggalan dalam pikirannya. Sesuatu yang berputar-putar dalam kepalanya.

"Kakashi."

"Ya yang mulia?"

Kakashi baru saja masuk membawa setumpuk dokumen. Dia meletakkannya di hadapan sasuke yang jengah dengan dokumen-dokumen yang tiada hentinya berdatangan.

"Apa kau pernah mendengar kata saki sebelumnya disuatu tempat?"

Kakashi menelan ludahnya dengan pelan. Ini mungkin akan menjadi hal yang menyulitkan bagi tuannya. Hal-hal kecil seperti ini bisa membangkitkan jiwa kekanakan tuannya. Duke menjadi sensitif jika berkaitan dengan nyonya rumah. Jadi dengan berhati-hati dia menjawabnya.

"Mm... itu, ku dengar itu nama kecil nyonya."

Kepala sasuke menoleh dengan sangat cepat sampai kakashi terperajat dan jatuh. Dengan tergesa-gesa kakashi berdiri ingin membela diri.

"Istriku memberitahumu?"

"T-tidak yang mulia. Saat itu saya dengar lady himura memanggil nyonya secara pribadi dengan nama itu. Maka saya bertanya."

Nyonya kenapa kau tidak memberitahu tuan.

Kakashi merasakan sakit dibagian belakang kepalanya. Dia pikir duke sudah tau, karena itu dia lebih banyak diam dan tidak menanyakannya pada duke. Dia tidak ingin tuan dan nyonyanya kembali bermusuhan. Sangat tidak sedap di pandang mata.

Kakashi tau, shun tau, bahkan lady himura tau. Hanya aku yang tidak tau.

Dia tidak memberitahuku nama kecilnya.

Aku pikir hubungan kita sudah sedekat itu. Tapi nyatanya tidak.

Apa hanya aku yang menganggap kita dekat?

"Yang mulia, mungkin saja nyonya hanya belum siap memberitahumu."

Perkataan kakashi tidak berarti apa-apa baginya. Dia merasa bahwa istrinya terasa sangat jauh untuk dia genggam. Lagi dan lagi sasuke merasakan perih di hatinya.

***



"Dia sudah tidur."

Aku tidak ingin mengganggunya. Tapi melihatnya bisa tidur dengan nyenyak disaat aku tidak bersamanya membuatku jengkel.

"Sakura... Bangun. Aku pulang."

Meskipun sudah meremas payudara istrinya lembut. Istrinya tak kunjung bangun. Melihat istrinya terlelap nyaman membuat dia ingin menganggunya. Istrinya bahkan tersenyum dalam mimpinya seolah mimpinya sangat menyenangkan.

Hanya aku yang kesulitan tidur karena memikirkannya. Sedangkan dia bisa lelap tanpa beban sedikitpun.

Aku akan menganggunya.

Sasuke perlahan turun. Memasukkan kedua tangannya kedalam gaun tidur istrinya. Mulutnya mencium betis istrinya dengan kedua tangannya yang berhasil menarik celana dalam istrinya dengan sempurna. Dia melemparnya jauh ke sudut kamar.

Dia menyingkap gaun istrinya, menunduk tepat dibagian kewanitaan istrinya yang mungil. Kering dan mengeluarkan aroma yang sangat dia rindukan. Dia menaikkan kaki istrinya kebahunya dan membiarkan gaun istrinya menutupi kepalanya. Dia mengetes sejenak dengan cara menjilat pangkal paha istrinya. Namun gerakannya tak juga mengusik istrinya yang terlelap.

Dia tidak bangun. Apa mimpinya sangat menyenangkan? Apa dia memimpikan pria lain?

Darahnya mendidih hanya dengan asumsi bodoh yang tiba-tiba menyerang kepalanya.

Contract MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang