Mau ikut main!

47 5 7
                                    

Musim dingin tiba. Dikesempatan seperti ini, hanya beberapa anjing yang dibiarkan berada diluar, contohnya Wonwoo, Mingyu dan Jun karena mereka terbiasa dengan cuaca dingin. Dino sebenarnya juga terbiasa, namun Husky Blanco itu lebih memilih menetap didalam kehangatan rumah bersama yang lain.

Ketiga anjing musim dingin yang bermain dan berjaga diluar hanya berlari mondar-mandir, sesekali melongok kedalam rumah kalau bosan.

Mingyu yang paling sering melakukannya, namun setiap dia masuk kedalam, dia akan mengeluh gerah.

"Huh, iri banget aku." Gumam DK.

Seungkwan disebelahnya menatap DK heran dari bawah. Merasa aneh tentang statement yang DK keluarkan. Baginya, kehangatan dirumah jauh lebih baik daripada kedinginan salju diluar sana. Apa yang anjing besar ini pikirkan sih sebenarnya?

"Ngapain iri? Lihat deh, mereka masih harus ngejaga rumah di cuaca dingin, salju diluar juga tebel banget. Aku sih gak bakal iri sama sekali sama mereka." Ocehnya, menanggapi pernyataan sederhana DK.

Namun tampaknya Golden Retriever itu benar-benar dalam tahap keirian luar biasa. Kaki nya tidak bisa diam, seolah ingin ikut lari keluar, kejar-kejaran bersama Wonwoo, Mingyu dan Jun.

"Ah pokoknya aku iri! Aku juga mau main diluar!"

Akhirnya DK tidur telungkup disamping Seungkwan. Berat badan mereka yang berbeda membuat sofa di wilayah DK tertekan kebawah lebih banyak, menyebabkan Seungkwan sempat oleng sesaat.

Sementara diluar, Wonwoo, Mingyu dan Jun berlarian kesana kemari. Jun dan Wonwoo berusaha merebut boneka strawberry yang dibawa Mingyu. Ia hampir saja menang, jika dia tidak melupakan fakta bahwa Wonwoo dan Jun adalah anjing salju juga. Kecepatan lari mereka seimbang, menyebabkan Mingyu kewalahan dan akhirnya kalah sembari tengkurap.

Jun dan Wonwoo menggonggong senang. Mereka merebut boneka strawberry dari mulut Mingyu dan lanjut berlari. Terkadang Mingyu heran, Wonwoo ini hampir sama dengan dirinya. Namun saat berkompetisi seperti sekarang, rasanya dia berasal dari ras berbeda, bukan lagi Malamute, malah mungkin berubah jadi jaguar.

Oh, Wonwoo sebenarnya hanya membenci kekalahan. Terlebih dari Jun yang jarak umurnya hanya selisih beberapa bulan.

Tapi lagi-lagi, seakan melupakan fakta kalau mereka sama-sama anjing salju, ditambah Jun dapat berlari lebih cepat dari Wonwoo, akhirnya membuat anjing besar itu berguling karena serangan mendadak Jun dari belakang. Beruntung salju sedikit agak tebal hari ini, jadi tubuh Wonwoo tidak sakit sama sekali.

Ia berdiri setelah Jun berlarian mengitari nya, memamerkan kemenangan. Wonwoo menggoyangkan tubuhnya yang penuh salju. Kemudian menyusul Mingyu yang masih tengkurap di tengah pekarangan.

"Huhu aku benci kalah." Ucap Mingyu sendu.

Wonwoo setuju, jadi ia ikut berbaring disamping Mingyu, membiarkan Jun mengitari mereka dengan ledekan dan tawa kemenangan.

Rupanya, pemandangan itu tak lepas dari DK yang sedari tadi mengamati mereka lewat jendela. Ingin sekali rasanya ia bergabung, ikutan mengejar kemudian tertawa lepas. Di kepalanya terlintas ide untuk menyusup keluar, tapi pintu utama tengah ditutup rapat. DK bisa saja membuka gagang pintu dengan kakinya, namun ia tidak mau mengambil resiko bahwa anjing lain mungkin ikut tertarik pergi keluar dan malah akan membahayakan kesehatan mereka.

Padahal dia tidak peduli akan kesehatan dirinya sendiri.

"Tidur aja lah, Hyung. Udah mau sore, bentar lagi makan malam." Tegur Seungkwan ketika melihat DK yang masih murung.

DK hanya menggumam sedih. Ia melanjutkan acara menonton nya.

Kini Jun, Mingyu dan Wonwoo tampak berdiam diri sembari mengawasi keluar pagar. Rupanya seorang tukang pos lewat, menyerahkan surat yang langsung diterima baik oleh Mingyu sementara Jun dan Wonwoo mengawasi dari belakang.

Mingyu berjalan kearah rumah, membuka pintu dengan kakinya lalu berjalan masuk tanpa menutup pintunya lagi. Ia berjalan kearah dapur dimana Nyonya dan Tuan Kim berada, tengah menyiapkan makanan untuk mereka semua.

Setelah menyerahkan surat, Mingyu kembali berjalan keluar. Ia sempat melirik kearah ruang tamu. Ada Seungkwan yang tidur di bantal kecilnya, Jeonghan yang tentu saja melakukan hal yang sama, tapi bedanya dia berada di sofa. Joshua juga ada, dia tampak sibuk menggigiti bantal tulang. Hanya itu, lalu Mingyu kembali menutup pintu.

Sesampainya dia diluar, dia bingung menatap kenapa Wonwoo sendirian. Husky itu berjalan mendekat ke sebelah Wonwoo.

"Jun Hyung kemana?" Tanya nya.

Wonwoo menguap sebentar, kemudian menunjuk Jun dengan moncong nya yang berlarian dipekarangan depan bersama dengan... DK?!

"KENAPA GAK DISURUH BERHENTI SIH HYUNG?" Omelnya pada Wonwoo yang hanya ditanggapi dengungan malas.

"Aish.."

Mingyu akhirnya ikut berlari kearah dimana Jun dan DK kejar-kejaran. Ia menggonggong keras, menyuruh DK berhenti dan kembali kedalam rumah yang hangat.

Entah karena DK yang terlalu senang karena impian nya terwujud atau mungkin dia sengaja menulikan telinganya dari panggilan Mingyu, dia hanya terus berlari mengejar Jun yang aslinya tengah mengejarnya.

"DK berhenti!" Seru Mingyu dari belakang.

Tapi anjing besar itu sama sekali tak mengindahkan ucapannya, hingga tiba-tiba Tuan Kim datang, bersiul memanggil atensi para anjing yang tengah berlari memutar didepan teras.

DK otomatis berhenti, namun kemudian rasa dingin tiba-tiba menyerang. Dirinya menatap kebawah, membelalak menyadari bulu kakinya yang sukses membeku.

Dia menatap Mingyu dan Jun mengibaskan bulu mereka, membuat salju-salju yang awalnya menempel jatuh.

DK juga melakukan hal yang sama tapi tak terjadi apapun. Gumpalan salju itu masih ada dikakinya. Padahal dia yakin sudah mengibaskan kakinya cukup kuat.

Tiba-tiba, DK merasakan tubuhnya dibopong oleh Tuan Kim. Dia dibawa kearah garasi.

Setelah mengunci rapat pintu garasi dengan DK didalamnya, Tuan Kim tampak menulusuri rak berisi barang-barang mekanik. Ia kemudian kembali dengan sebuah sisir besar.

"Dokyeom tahan sebentar, ya?" Pinta Tuan Kim yang mendapat gonggongan dari si anjing.

Tuan Kim perlahan mulai menggosok bagian bulu DK yang tertutup gumpalan salju tebal. Cukup lama dan sedikit menyakitkan, apalagi salju-salju itu sangat bandel dihilangkan.

Kurang lebih setengah jam, ketika salju-salju kecil yang tertinggal mulai mencair, Tuan Kim baru menghandukinya. Ia membawa DK kembali keruang tamu. Dengan perlahan mendudukkan nya pada bantal hangat, lalu menyelimuti tubuh DK.

Ini sudah saatnya makan malam. Terlihat para anjing musim dingin yang makan malam didekat pintu. DK takjub melihat bagaimana ketiganya tetap makan lahap dan berdiri kokoh, padahal dirinya hampir mati membeku tadi.

Setelah sesi makan selesai, DK hendak kembali berdiri, bermaksud kembali ke area nya tadi didekat jendela. Tapi ternyata Scoups lebih cepat, ia mengomeli DK untuk kembali ke tempat tidurnya. Dia tidak diperbolehkan mendekati jendela maupun pintu selama musim dingin berlangsung, yang mana membuat DK sebal setengah mati karena Scoups akan datang dan menggonggongi nya kalau berani beranjak.

"Gak lagi deh ikutan main salju."





Ib ; @.nadaliaaaa on TikTok.
Aku baru tahu kalau winter dog sama summer dog punya bulu yang berbeda fungsi, pantes Husky sama Malamute perlu berada dibawah AC karena emang setebel itu bulu mereka. 🥹

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Paw Paw! [Seventeen Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang