5. Tidak Berubah

79 49 104
                                    

akhirnya bisa update panglima lagi, semoga kalian bisa enjoy saat membaca yaa!

happy reading!


Putusnya hubungan antara Jessi dan Rava tentunya gempar dikalangan mahasiswa dan mahasiswi di Satya Radja. Pasalnya, seorang Jessi mendapat jabatan sebagai mantan seorang Rava Danendra yang paling lama.

Rava adalah playboy kelas kakap yang bahkan gonta-ganti pacar sudah seperti gonta-ganti baju. Pesona bassist band dari UKM musik dan band itu memang tidak main-main, bahkan saat penampilan mereka selesai, penonton tak habis habis menggemakan nama Rava.

Cowok itu juga tak habis habis flirting sana sini. Dasar buaya.

"Senja. Kamu. Keren. Banget." Raluna, wakil ketua BEM mereka yang dekat dengan vocalist mereka terlihat memeluk Senja dengan erat, memberikan tatapan bangga dan penuh haru.

Rava terkekeh gemas melihat interaksi dua gadis lucu itu, hendak pula dirinya memeluk kedua gadis itu, namun tubuhnya dengan cepat ditahan oleh Khadafy.

"Hehe, lucu banget crush lo," kekeh Rava membuat Khadafy sepenuhnya melotot dan menahan dagu Rava agar mulut itu tidak menjadi.

Kemudian munculah tiga gadis yang lain, Rava menoleh, "VIO!"

Khadafy menarik tangannya yang terciprat air liur Rava, "Air liur lu buset! Hih, gue lempar ke neraka lu lama-lama!" Tak habis habis pula Khadafy memukuli lengan cowok buaya itu sembari mengusap tangannya yang bekas terciprat air liur.

Melihat kelima gadis itu yang saling berpelukan, membuat Rava hendak ikut memeluk juga, "Mau dipeluk juga dong," ujarnya tanpa basa-basi, bahkan hendak bergabung juga.

Sebelum tubuhnya ditarik, kini giliran Harsa yang menarik, Khadafy sudah lelah dengan perilaku anak itu.

Rava melemparkan senyum kuda nya, lagi, kepada kating hukumnya itu. Harsa hanya menatapnya sejenak, yang kemudian merentangkan tangannya dan memasang cabul sebelum mendekati Rava, hendak memeluk cowok itu. Rava sontak menghindar dan bersembunyi di balik tubuh Khadafy.

"Buset, serem kak, Yaallah!" Pekik Rava yang dihadiahi tawa ringan oleh Harsa dan Khadafy.

"Wajah lo jelek banget btw," celetuk Karel tanpa ba-bi-bu, Rava sontak melotot dan malah memukul lengan Khadafy guna menunjukkan emosi nya.

"Jujur banget lo?!" Pekiknya dengan wajah menantang kearah Karel, cowok tinggi itu memutar bola mata nya malas dan berusaha menghindar dari Rava yang berusaha menggapainya.

"Apasih, ngga usah caper!" Pekik Karel yang telah capek dengan perilaku Rava.

"Coba bilang 'Rava ganteng banget' baru gue gak ngejar," balas Rava enteng, ia berusaha menggapai Karel yang justru bersembunyi dibelakang tubuh Arseno. Padahal jelas-jelas lebih besar tubuhnya, Arseno sampai dibuat menghela nafas berat.

"Senja, mau foto bareng ngga?"

Kegiatan Rava terhenti, mata nya tertuju pada Khadafy yang kini berdiri dihadapan Senja, hendak mengajak gadis itu foto bersama lebih tepatnya. Rava terkekeh, Khadafy tahu cara PDKT ternyata, tidak sia sia dirinya pernah mengajari Khadafy.

"Vio! Ayok fotbar!" Pekik Rava yang dengan girang berlari sambil melompat-lompat lucu kearah Flavio.

"Gak." Jawab Flavio pada Rava.

"Yuk." Jawab Senja pada Khadafy.

Harsa dan Karel hanya bisa menahan tawa nya melihat Khadafy yang kini sibuk menggoda Rava karna sudah ditolak mentah-mentah oleh Flavio. Kasihan nasibmu, Rava.

Panglima Pecundang [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang