3

168 29 3
                                    

" Phi aku pusing melihatmu mondar-mandir seperti itu. Aku kan bisa pulang sendiri naik taksi phi.. Kau tak perlu khawatir." ucap si mungil Rain yang jengah melihat sahabatnya tengah berjalan kesana kemari seperti setrikaan

" No.. nanti kau tersesat, apa aku minta tolong phi Phai saja ya. Kau mau?" tanya Sky yang langsung dibalas gelengan kepala si mungil

" Yasudah aku akan mengantarmu pulang dulu lalu kembali lagi kesini," final Sky yang akan didebat Rain tapi tak jadi karena sebuah suara menginterupsinya

" Kau kenapa sayang?" tanya Praphai yang melihat kekasihnya tengah kebingungan

" Ini, nanti aku ada acara kemahasiswaan sampai malam.. tak mungkin aku menyuruh Rain menunggu atau menyuruhnya pulang dulu."

" Kenapa? dia tak mau pulang sendiri?"

" Bukan, tapi tak boleh phi.."

" Aku bisa phi Sky!! Rain sudah besar kau tau!" sungutnya yang selalu saja masih dianggap anak kecil

" Tuh dengar sayang, dia bisa pulang sendiri." ucap Praphai yang dibalas tatapan tajam sang kekasih

" Apa mau aku antar pulang Rain?" tanya Phayu yang mengalihkan perdebatan sepasang kekasih

" Tak mau.." jawab Rain dengan suara manja

" Kenapa? Sky tak bisa mengantarmu dan kau tak boleh pulang sendiri, jadi ayo aku antar saja.. heemm," bujuk Phayu selembut mungkin yang membuat Praphai juga Sky melongo tak percaya seorang Phayu mampu berkata selembut itu pada seseorang

Rain menggelengkan kepalanya tanda jawaban yang sama darinya, dia tidak mau!!

" Rain??" hingga sebuah suara membuat atensi keempatnya teralihkan dan menengok bersamaan kearah sumber suara

" Phi Saifah!!" jerit Rain yang langsung berhambur memeluk pria berperawakan tinggi dengan sedikit kumis dan jenggot menghiasi wajahnya

" Waahh... ternyata benar si kecil Rain, kapan kau pulang? kenapa tak menghubungi phi? dan apa kau juga kuliah disini?" tanya Saifah seperti kereta api berjalan

" Ish, satu-satu phi kalau bertanya! Rain pulang kemarin lusa, dan ya ponsel Rain hilang jadi semua nomor juga hilang, dan Rain juga kuliah disini. hehehe..." senyum manis tercetak di wajah mungil Rain yang membuat siapa saja disana sesaat tersesat dalam senyuman manis anak kelinci itu

" Rain, jangan tersenyum!" teriak Sky mengejutkan semua mata yang terpesona pada senyuman Rain

" Maaf.. Rain lupa phi." cicit Rain menyembunyikan wajahnya dibalik tubuh Saifah

" Jadi phi Saifah yang kau maksud dulu phi Saifah yang ini? heum.." tanya Sky pada Rain yang masih bersembunyi dibalik Saifah

" Iya phi," jawab Rain

" Dan Sky yang dimaksud sahabat sekaligus kakak Rain itu kau Sky? wah, dunia sesempit ini ternyata." tanya Saifah balik pada Sky dan anggukan Sky sebagai jawabnya

Phayu menatap tajam Saifah yang tengah dipeluk Rain dari belakang, entah kenapa darahnya seakan mendidih dan ingin menguliti tubuh adiknya yang dengan seenaknya menyentuh miliknya. Ingat miliknya! Padahal Rain bukan miliknya tapi Phayu sudah menyatakan hak milik secara sepihak.

" Phi Sky.. Aku pulang dengan phi Saifah saja ya? ya ya ya?, phi Saifah antar Rain pulang na na na..." rengek manja Rain yang membuat gemas orang yang melihatnya

" Ok, tapi hubungi phi kalau sudah sampai. Ingat malam ini kau masih harus tidur bersamaku Rain!" kata terakhir Sky membuat banyak telinga disana mulai mempertanyakan siapa Rain hingga bisa tidur bersama Sky yang notabene kekasih Praphai

" Ay ay captain!" Rain menggandeng lengan Saifah dan berjalan manja sambil bercerita seperti sepasang kekasih, meninggalkan tiga makhluk yang masih memandang kepergian keduanya dengan satu orang lega dan dua orang panas membara

" Kau biarkan Rain tidur denganmu, yang benar saja sayang.." Praphai menatap tajam kekasihnya tak percaya akan ucapan Sky pada Rain tadi

" Memang kenapa? Kami dari kecil sering tidur bersama, lagian aku dan Rain tidak ngapa- ngapain. Kami hanya tidur, singkirkan pikiran mesummu." jawab Sky yang mengemas barang-barangnya kedalam tas

" Tapi kan sayang.."

" Apalagi.. Rain tak akan berbuat aneh-aneh ataupun sebaliknya, dia terlalu polos untuk berpikir jauh kesana dan juga.." Sky menjeda kalimatnya dan berjalan pelan mendekati sang kekasih

" Aku juga tak suka padanya, tubuhku hanya merespon tubuh kekasihku." kerlingan nakal didapat Praphai dari Sky yang membuat juniornya merespon

" Shia... awas kau sayang!" umpatan Praphai membuat Sky tertawa yang kini sudah melangkah jauh darinya








🍁🍁







" Sejak kapan kau kenal Rain?" tanya Phayu pada pria yang hanya terpaut satu tahun dengannya itu

" Aoo phi.. kau datang-datang hanya bertanya itu saja? minggirlah, aku sedang lelah." Saifah menyandarkan tubuhnya ke sofa ruang tamu rumahnya juga Phayu

Dirinya benar-benar lelah, karena setelah mengantarkan Rain, dirinya bertemu dengan sang kekasih yang tengah merajuk. Saifah sebenarnya peka pada kakaknya karena saat Rain bersikap manja padanya, sorot tajam mata Phayu seperti laser yang siap membelah tubuhnya dengan sempurna.

" Ada apa ini? tumben kau pulang kesini sayang?" tanya seorang pria paruh baya yang masih cantik diumurnya sekarang, kepada Phayu yang memang Phayu jarang pulang kerumah karena dirinya mempunyai apartemen sendiri

" Ini pa.. Phayu sedang mengincar anak kelinci, eh si anak kelinci tak mau dengan seekor rubah." smirk Saifah yang membuat Phayu semakin kesal

" Siapa si anak kelinci dan siapa si rubah?"

" Rain pa.. rain kecilku sudah pulang,"

" Ahh benarkah sayang, kenapa tak kau ajak kesini sih. Papa kan juga kangen.." rengek papa Saifah juga Phayu

" Lusa pa.. kan kita juga ada pertemuan keluarga bukan, jadi sekalian saja. Nanti aku akan bilang daddy.." jawab Saifah yang seolah membuat Phayu ikut berharap lusa datang dengan cepat










🍁🍁







" Papa Pete.. Daddy Vegas.. Papo.. Daddy Mile..." teriakan menggema memenuhi aula mansion utama, membuat semua atensi mengalihkan perhatiannya dan melihat sosok mungil yang berteriak dengan senyum manis terpampang di wajahnya

" Rain rindu na..." tambahnya dengan nada manja yang membuat gemas semua penghuni mansion

" Papa juga rindu Rain, Rain sih ikut pa Type jadi lama pulangnya." peluk Pete sambil mencubit gemas pipi Rain

" Papo juga rindu anak kelinci papo, sini sini.. terlalu lama disana kau tak rindu papo na," Rain berpindah ke pelukan Papo, papa Praphai

Rain masih melanjutkan pelukannya pada Daddy Vegas dan juga Mile, yang membuat Phayu juga Praphai menatap tak percaya. Kenapa hanya mereka yang tak tau tentang Rain.

" Papo dan Daddy kenal Rain juga? Kenapa disini yang tak kenal Rain cuma aku dan Phayu sih?" tanya Praphai yang penasaran

" Hahaha... karena kalian sibuk dengan hal-hal lain."jawab Papo enteng

Semua orang sibuk memperhatikan si mungil Rain yang tengah bercerita heboh tentang pengalamannya selama lima tahun di korea, hingga sebuah dering telepon pada ponsel Vegas juga Mile membuat cerita si mungil harus berhenti sejenak.

" Apa?!! Bagaimana bisa?"

" Kalian ini bagaimana kerjanya, hah?!"

Suara tinggi Vegas juga Mile menimbulkan tanda tanya pada semua orang yang saat ini masih duduk santai di ruang keluarga.








tbc...

Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang