8

153 25 4
                                    

" Phi..  Kau yakin kita akan baik-baik saja?" tanya Rain yang duduk disamping Sky yang tengah sibuk mengendarai mobilnya

" Kau tenang saja Rain.. Aku sudah merencanakan ini jauh-jauh hari." Sky melihat sekilas Rain yang masih tak percaya mereka akhirnya bisa pergi berlibur berdua

" Ok phi.." Rain tersenyum manis, menjulurkan tangannya menikmati udara sejuk di sepanjang jalan yang mereka lalui

Sky juga Rain merencanakan liburan berdua tanpa sepengetahuan pasangan mereka, Rain awalnya takut karena bisa saja orangtua juga phi Phayu memarahinya, tapi Sky meyakinkan Rain bahwa mereka tidak akan tahu selama Rain diam saja. Induk kelinci dan anaknya benar-benar ingin menikmati waktu libur mereka tanpa ada gangguan dengan harus terus mendesah di dalam kamar jika pergi bersama pasangan mesum mereka tentunya.

Disisi lain, kedua predator yang tak mengetahui anak kelinci juga induknya menikmati liburan semester mereka, saat ini tengah sibuk dengan mencari bahan skripsi mereka yang dijadwalkan lebih awal karena baik Phayu maupun Praphai harus segera memasuki perusahaan milik orangtua mereka.

" Salam phi.. ini titipan dari phi Som." Phayu menerima sebuah paket yang berisi tambahan bahan skripsi mereka

" Hemm.. lho, kau bukannya satu kelas dengan Rain juga Sky?" tanya Phayu melihat junior tingkatnya yang saat ini ada di depannya

" Iya phi.. Aku Sig." Sig memperkenalkan dirinya pada senior yang notabene kekasih temannya itu

" Kenapa kau disini? bukankah kalian ada kegiatan diluar kampus bersama?" Praphai yang kini bersuara

" Ah.. aku tak ingat ada kegiatan semacam itu phi, bahkan saat ini sudah memasuki libur semester. Aku juga kemari karena desakan phi Som yang memintaku mengantarkan itu untuk kalian." Sig tak mengerti kapan kelasnya ada acara diluar kampus, sedangkan saat ini mereka sudah libur semester

" Kau yakin? Tak ada acara menginap yang diadakan kampus.." Phayu menekan bahu Sig hingga membuat Sig sedikit takut pada seniornya

" Benar phi.. apa Rain juga Sky tak bilang pada kalian?" Sig bisa melihat baik Phayu juga Praphai tengah menahan amarah yang siap memuncak

" Sepertinya kita harus berburu kawan.." Praphai menepuk pundak Phayu sambil menampilkan senyum miring devilnya

" Yaa.. induk kelinci dan anaknya memang harus diberi hukuman agar jera." smirk Phayu

" Semoga kalian selamat kawan.." Sig berdoa untuk kedua temannya yang tak akan lolos dari kejaran predator ganas







🍁🍁








" Phi.. aku lelah, ayo kita istirahat saja." Rain mengeluh setelah seharian ini mereka asyik bermain pasir juga air di pantai

" Ok.. ayo kembali." Sky menggandeng tangan Rain, seperti takut si anak kelinci bisa tersesat

Sky juga Rain masih tak menyadari ada dua pasang mata yang menatap mereka dari jauh dan bersiap menerkam kapan saja. Mereka berdua masih asyik tertawa dan juga sedikit berlari menikmati angin pantai sore hari.

" Sudah selesai jalan-jalannya baby?" tubuh Rain juga Sky menegang mendengar suara yang berasal dari belakang tubuh mereka

" Kau sangat nakal sayang.." Sky juga Rain menoleh dengan pelan ke asal suara yang kini mereka dapati dua pria tampan dengan senyum menawan tapi bagi mereka itu seperti senyum devil

" Phi Phai.. Phi Phayu.. bagaimana kalian bisa disini?" Sky menggenggam erat tangan Rain merasakan aura marah pada dua orang didepannya

" Kau lupa siapa kekasihmu, heemm? Sebaiknya hukuman apa yang pantas kalian terima karena berbohong.." Praphai mengetuk-ngetuk telunjuknya pada dagunya seolah tengah berpikir keras

" Rain lari!!" Sky menarik tangan Rain dan membawanya berlari segera memasuki kamar hotel yang mereka sewa tadi

Yah.. walaupun mereka berlari sekuat tenaga, tetap saja seekor kelinci akan kalah cepat dengan seekor singa bukan?! Baik Rain juga Sky kini berakhir duduk di ranjang dengan kamar yang berbeda. Tamatlah sudah angan-angan untuk menikmati waktu berdua tanpa gangguan predator.

" Kau siap menerima hukumanmu baby?" Phayu mendekat kearah Rain yang meremat kedua tangannya

" Phi.. Rain tak salah na, Rain hanya ingin bermain bersama phi Sky." ujar si mungil yang kini kedua matanya siap mengeluarkan airmata karena takut Phayu akan menghukumnya

" Kau kan bisa bilang pada phi.. Kalau sampai terjadi sesuatu yang tidak-tidak bagaimana phi akan bertanggungjawab pada Daddy juga Papa, Kau tanggungjawab phi mulai sekarang Rain. Jadi kau harus meminta ijin phi terlebih dulu.." Phayu membelai lembut wajah Rain yang sudah banjir air mata

" Ya phi.. Rain tak akan mengulanginya lagi." Rain menghapus airmatanya dan berjanji akan menuruti ucapan Phayu

" Bagus.. nikmati hukumanmu sayang." Phayu tersenyum dan Rain meneguk ludahnya kasar saat tangan Phayu mulai bergerak menjamah tubuhnya, dia yakin hukuman kali ini akan membuatnya menangis meminta berhenti




" Sshh.. sudahh phhiiihh... hiks, hiks.." Rain menangis melihat Phayu yng masih saja terus menghujam tubuhnya dari arah belakang

" Nikmati saja hukumanmu baby..." Phayu mengabaikan tangisan Rain, saat ini persis seperti pertama kali mereka melakukannya

" Ahhh... " Rain hanya bisa terus mendesah di sela tangisnya, ingin laripun tak akan bisa. Kakinya terlalu lemas untuk beranjak dari pelukan Phayu

Tak hanya Rain yang terus saja mendesah karena hukuman dari Phayu, di kamar sebelah tempat Sky juga Praphai, Sky juga terus saja mendesah menikmati setiap sentuhan kasar Praphai. Seakan berlomba, kedua kamar itu kini penuh dengan teriakan juga desahan. Untung saja kamar mereka kedap suara jadi teriakan Sky juga Rain hanya terdengar samar, jika tidak pasti penghuni kamar lain akan terangsang mendengar desahan yang tak berhenti hingga pagi menjelang.

" Aoo.. tubuhku terasa sakit semua. Pasti Rain juga sama denganku, haahhh..." Sky menyeret tubuhnya yang terasa tak bertulang karena lemas menuju kamar mandi


" Phi Phayu jahat!! tubuh Rain sakit semua, Rain juga seperti macan tutul sekarang. Lihat ini!!" Rain mengamuk melihat dirinya yang penuh dengan bekas kissmark diseluruh tubuhnya, benar saja dirinya sudah mirip macan tutul dengan bercak kemerahan dimana-mana

" Ayo kita mandi!" Phayu menggendong Rain membawanya ke kamar mandi, mengabaikan protesan Rain yang ingin mandi sendiri saja, karena Rain yakin dirinya tak akan berakhir hanya dengan acara mandi

" Ahhh.... phi Phayu katanya hanya mandi?" Rain menggigit bibirnya menahan desahan yang ingin keluar karena Phayu kembali menambahkan bercak di tubuhnya

" Rasanya phi tak tahan hanya mandi saja denganmu baby.. sekali saja, ahhh..." Selamatkan anak kelinci yang terus saja dibuat bekerja dibawah terkaman singa lapar





tbc..

Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang