10

163 22 0
                                    

Suasana mansion Phayu nampak ramai beberapa hari ini karena keluarga Rain juga keluarga Praphai ikut menginap menjaga si mungil Rain. Penjagaan diperketat dan Rain tak diijinkan pergi melangkah keluar pintu mansion, dirinya hanya bisa menikmati waktunya di dalam mansion. Untungnya Sky menemani Rain, jadi Rain tak begitu kesepian. Nama, kekasih Saifah itu juga beberapa kali mengunjungi mansion untuk mengajak si kecil menonton film kesukaan mereka.

" Hahaha... hahaha... Phi Saifah sudah seperti badut. Hahahaha... pasti nanti phi Nama tak suka lagi pada phi, hahahahaha..." Tawa kencang Rain melihat Saifah yang mukanya sudah penuh bedak karena kalah bermain kartu dengan Rain, salah siapa dia menantang Rain

" Sialll... kau ternyata memang hebat Rain." gerutu Saifah tak terima dirinya bahkan tak bisa membuat wajah Rain ada bedaknya walau sedikit

" Benar, tapi kau jadi bersinar Fah.. Hahaha..." Praphai ikut menambahkan

" Hei ngaca! Mukamu juga sama." ejek Saifah tak terima

" Sudahlah phi berdua itu sama." lerai Sky, mereka berempat bermain kartu dari dua jam yang lalu. Wajah Saifah juga Praphai sudah penuh dengan coretan bedak bayi, sedangkan Sky hanya tiga coretan saja, kalau si mungil Rain tentu saja bersih tanpa satupun coretan

" Ahhahahaha..." Rain memegang perutnya yang terasa sakit karena terlalu lelah tertawa

" Baby.. kau mau makan sekarang?" Phayu memanggil tunangannya agar berhenti tertawa

" Rain masih kenyang phi, nanti saja. Rain mau ke kamar, mandi dulu." Rain melangkah lucu menuju kamar Phayu yang juga menjadi kamarnya





" Pa... Dad.. Phi Phayu... Hei, kemana semua orang?" Rain berjalan menuruni tangga, dirinya tak mendengar suara orang lain. Padahal rumah ini seharusnya penuh dengan suara orang, dan kemana dua orang yang harusnya berjaga di depan kamarnya, kenapa semua orang tak terlihat

Langkah kecil Rain terus berjalan hingga dirinya melihat keluarganya seperti pingsan di meja makan, beberapa penjaga juga tertidur di mana-mana. Apa yang dia lewatkan, kenapa semua orang tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri. Rain mengguncang pelan tubuh keluarganya tapi semua hanya diam tak merespon, Rain yakin mereka sudah dibius agar tak sadarkan diri. Tapi ada seorang lagi yang tak ada disini selain dirinya, Rain bergegas menuju ke kamar Sky. Memanggil Sky agar keluar dari kamarnya.

" Phi Sky.. Phi.. Keluar phi.." teriak Rain sambil mengetuk pintu kamar Sky dan Praphai

" Aoo.. ada apa Rain, kau sudah selesai mandi? Turunlah dulu, nanti aku menyusul." Sky masih tak tahu apa yang sedang terjadi di dalam mansion, karena dirinya tadi juga mandi sama seperti Rain

" Phi, Semua orang sudah pingsan. Sepertinya semuanya sudah dibius. Hanya kau dan aku yang masih sadar." Sky terkejut, dirinya berlari kebawah melihat apa yang dikatakan Rain, dan benar saja semua seperti ucapan Rain

" Lalu kita harus bagaimana Rain? Aah, kita hubungi nomor darurat dulu minta bantuan." Sky mencoba menghubungi nomor darurat meminta bantuan, tapi ternyata sambungan telepon terputus

" Park sepertinya sebentar lagi tiba phi." Rain berlari masuk ke kamarnya

Rain menyalakan komputernya, untungnya jaringan datanya tak ikut terputus. Rain segera mengirimkan email pada temannya dan kemungkinan mereka harus menjalankan rencana Rain.

" Phi.. jika terjadi sesuatu padaku nanti, kau harus katakan pada papa juga daddy dan phi Phayu untuk percaya dan menunggu Rain pulang na..?" Sky menggeleng keras, dirinya tak ingin sesuatu terjadi pada anak kelincinya

" Rain.. kau tak boleh kemana-mana, jangan bicara seperti itu." Rain tahu phi Sky menyanyanginya selalu, tapi jika semua tak sesuai rencana orang tuanya maka Rain akan menjalankan rencananya sendiri

Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang