🦋04. River and Paper

67 19 4
                                    

Aroma telur yang dipanggang dengan margarin membuat Shenna sedikit terusik dari tidurnya. Wangi itu membuat perut Shenna otomatis berbunyi, tapi mata indah itu masih ingin terlelap pun guling Kalingga juga terasa masih ingin dipeluk rasanya.

Beberapa saat kemudian wangi nasi goreng membuat Shenna tidak bisa mentoleransi aroma ini. Dia bangun dan mulai menyadari bahwa dia baru saja tidur seranjang dengan Kalingga, setelah menguap dan meregangkan otot Shenna memaafkan dirinya untuk sekali lagi. Tidak apa-apa, Shenna. Kalian hanya tidur berdua, tidak melakukan apa-apa. Lagipula dosa macam apa yang belum kamu lakukan?

Shenna melihat buku catatan yang menjadi favoritnya di atas meja, berpindah tempat dari yang semula dalam genggaman sebelum tertidur pulas tanpa sengaja. Kalingga pasti memindahnya karena ingin menulis sesuatu yang baru tentang Shenna.

Gadis itu beranjak dengan semangat untuk membaca buku itu lagi. Kalingga adalah satu-satunya yang mengulas Shenna dengan sempurna, Shenna menikmati bualan aneh itu karena dia haus dengan rasa itu.

Semalam kami tidur bersama, hal yang bahkan tidak pernah kami lakukan bertahun-tahun belakangan ini. Dia begitu cantik bahkan saat dia tertidur, tanpa riasan, dan dia tetap seperti Shenna yang aku inginkan.
Kepalaku tidak ada hal lain, isinya Shenna dan Shenna. Kupikir jadi gila itu menyenangkan.

Shenna tersenyum dengan hati yang meleleh. Ia mencium buku itu saking cintanya, Kalingga harus lebih banyak menulis kebohongan asalkan itu untuk kebahagiaannya.

"Kamu ngapain? Aku udah masak," ujar seseorang membuat Shenna dengan cepat meletakkan kembali barang Kalingga yang dengan konyolnya mencium berulang, dia menjadi kikuk sekarang.

"Emmm, masak apa? Hehehe?" Shenna salah tingkah, dia merapikan rambutnya yang berantakan sambil menghampiri Kalingga. Berharap kejadian tidak waras tadi segera Kalingga lupakan.

Deretan gigi rapi Kalingga eksis ketika tersenyum dan Shenna berani bersumpah bahwa itu adalah senyuman termanis yang pernah dia lihat.
"Nasi goreng dan telur mata sapi, kesukaanmu." Jujur saja dengan hal sesederhana ini Shenna menghangat.

Mereka baru bertemu kemarin lalu seolah-olah Kalingga lebih lama mengenalnya dibandingkan Ibu. Shenna juga tidak ingat sebenarnya siapa orang terdekat yang bisa mengingat makanan favoritnya? Sekarang jawabannya sudah jelas---Kalingga.

***

Banyak hal yang harus dikagumi Shenna pada lelaki berambut legam yang baru saja mengunyah masakan sendiri. Masakannya lebih enak daripada orang waras contohnya.
Shenna menggeleng, siapa yang dia anggap waras? Tidak mungkin Shenna, karena dari segala aspek Kalingga terlihat jauh lebih waras dibanding dirinya.

"Kenapa kamu dan Kak Angel tinggal terpisah?" tanya Shenna di sela-sela permainannya dengan telur setengah matang ciptaan Kalingga.

"Selain rumah ini ada rumah sakit jiwa, jadi aku pilih di sini."

"Kamu nggak takut?" tanya Shenna.

"Enggak, aku cuma takut kamu sedih. Selebihnya aku udah gak takut apa pun." Semua orang mungkin memiliki fase-fase berat dalam hidup. Mungkin saja Shenna merasa hidupnya berat, mungkin juga Kalingga lebih berat atau keduanya memang ditakdirkan terlalu kuat.

"Kenapa kamu bisa membayangkan hal-hal tentang aku, Ngga? Aku gak secantik itu, aku nggak seberbakat itu, aku nggak ...," ucap Shenna terpotong karena sebuah telunjuk menyentuh bibir peach yang sedikit berminyak ulah nasi goreng buatan Kalingga.

"Itu menyakiti aku yang menyempurnakanmu dalam versiku, maksud kamu tipeku tidak sebaik itu?" Mendengarnya Shenna tersenyum malu.

"Mungkin kamu nggak gila, Ngga. Mungkin aja itu kekuatan dari langit yang bisa buat kamu gunakan untuk cari jodoh, terus ajaibnya lagi aku keluar dari penglihatan kamu."

FantasickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang