***
"PERNIKAHAN adikmu lancar?"
Jonathan hanya berfokus pada berkas-berkas ditangannya, sama sekali tidak menaruh minat pada Elbara yang tumbenan sekali sepagi ini sudah berkunjung ke kantor lamanya. Setelah menaruh warisan kepada Jonathan dan Jagravi, Elbara lebih suka menghabiskan waktunya di rumah, mengamati bagaimana hasil kerja kerasnya dikelola oleh cucunya.
"Lancar." Jonathan menjawab pendek.
"Bagus," Elbara meletakkan cangkirnya dimeja, bunyi kaca yang diadu sempat mengisi ruang rungu keduanya, sebelum akhirnya Elbara menyilangkan kakinya, berdehem sebentar dan menatap Jonathan yang sejak tadi mengabaikannya. "Setelah ini, kamu sudah lepas tangan soal anak itu kan?"
Mata Jonathan menyilat tajam, laki-laki itu meletakkan berkas yang dia pegang- sebuah laporan pemeriksaan yang akhir-akhir ini menjadi fokus dunianya. "Anak itu punya nama, dia Jagravi, dia adikku." Laki-laki itu memberikan penekanan, "Dan sudah, aku sudah lepas tangan. Dia sudah bekeluarga, jadi aku tentu tidak banyak mencampuri urusan dia-"
"Ck," Elbara berdecak, "Kakek pikir kamu tahu betul apa maksud Kakek, Jo. Lepas tangan disini, berarti kamu putus hubungan dengan Jagravi, jangan pedulikan anak itu lagi. Dia tidak lebih dari orang asing yang kita pungut untuk menyelamatkan Ayah kalian, Ayahmu dan Jeffreyan."
Jonathan kira banyaknya waktu dan hal-hal yang sudah Jagravi lakukan akan sedikit mengubah sudut pandang Elbara, untuk setidaknya membuat hati laki-laki itu melunak dan melihat Jagravi sebagai cucunya, sebagai seseorang yang juga memiliki darahnya, penerus Ayahnya, bukan sebagai orang asing, apalagi seseorang yang dipungut.
Jo akhirnya tersenyum sumir, dia menatap Elbara, "Aku penasaran apa Ayah bahagia sekali melihat perbuatan apa yang dia tinggalkan setelah mati. Setelah merugikan banyak hal, Ayah juga membuat anaknya dibenci banyak orang, padahal dia tidak salah apa-apa. Jagravi tidak minta lahir hari itu, tidak juga bisa memilih siapa Ayah dan orang tuanya. Tapi aku, Kakek dan keluarga kita sepertinya sangat bodoh ya buat mengerti hal itu?"
Elbara menatap Jo sengit, "Bicara apa kamu?!"
"Kenyataan kan?" Jo menatap balik Elbara, "Mau Kakek bicara sampai mati kalau Jagravi itu anak angkat, anak pungut atau apapun itu. Gak akan merubah fakta kalau ada darah Ayah ditubuh Jagravi kan? Jadi dia bukan orang asing, Kakek. Jagravi juga anak Ayah."
"Anak itu." Elbara membuat ekspresi tidak suka, "Apa saja yang dia katakan sampai membuat kamu membelanya mati-matian? Apa yang membuat kamu.. begitu menyayangi dia? Padahal orang tuamu mati karena anak itu, Jonathan."
"Ayah pergi tanpa bertanggung jawab atas apa yang dia perbuat, mungkin kalau aku jadi Ayah. Sampai mati aku akan merasa malu akan perbuatannya." Jonathan menatap Elbara, "Aku sekarang jadi tahu, kalau sikap Ayah itu sempurna menurun dari Kakek yang selalu membenarkan segala sesuatu padahal perbuatan Ayah adalah hal yang salah."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Menagerie | Lee Jeno
RomanceLee Jeno lokal AU | ON GOING "Hari ini, dihadapan Tuhan dan semesta. Saya sudah mengikatmu menjadi milik saya, Katarina. Dalam keadaan hidup ataupun mati, mari saling mencintai dan mengasihi, mari hidup bersama, selama mungkin." Laki-laki itu namany...