Kisah Kakek Di Perang

11 1 0
                                    

Sebelum aku pergi keluar,
membawa senjata di punggung dan topi coklat ku,
aku pamit kepada istri,juga anakku yang masih kecil..

Bagaimana tidak saya tidak pamit,
saya pergi keluar dari rumah,
tanpa ada jaminan penuh aku dapat kembali menginjakkan rumah ini dengan badan yang utuh..

'Sayang,saya akan pergi,minta doa berkatnya...'Tanganku menghampiri telapak tangan

Istriku,Alima, terdiam di depanku..

Kupikir,bahwa cukup berat bagi istriku,
mengijinkan aku untuk pergi..

'Mas,ingat mas..Kamu pulang kesini,jangan keatas...Tak tahan aku mas,
mendapat kabar yang bukan bukan..'Istriku mulai mengucurkan air mata dari matanya yang penuh akan kaca..

Aku memeluknya,menenggelamkan dirinya dalam dekapanku,
menenangkan sanubari yang sedang kacau di dalam suasana...

Sambil mengelus kepalanya,
ku berkata,
'Alima,sang adiwarna yang indah nan cantik,
kuucapkan sumpahku..
Bahwa aku takkan meninggalkan dunia ini..

senjata,peluru,siksaan,nestapa takkan menarik aku dari dunia ini,
tetapi biarlah semuanya berjalan diatas sentuhan kehendak Tuhan,
karna apa yang ada dalam kehendaknya merupakan suatu bagian dari rencananya yang sempurna..'

Dapat kurasakan pelukannya yang semakin erat,
dan dadaku yang mulai terasa sesak akibat tangisan istriku..

'Hayo,siapa wanita paling kuat?istriku....!!'Aku mengangkat istriku ke atas,
berputar putar,
berusaha membuat istriku tidak terasa sedih..

Setelah sekian lama bermain main,
Alima membuka suara..

'Danudara,apakah kamu bisa memegang janji mu?'tanya nya dengan senyum yang cemas..

'Saya,Danudara,berjanji pulang kesini,kedalam lubuk hati adinda ku yang rupawan..'Ucapku pada saat itu..

Senyum istriku yang tadinya cemas,berubah menjadi senyum yang membuat diri ini tak ingin meninggalkan rumah ini..

'Baiklah,pergilah,wahai suami ku yang gagah dan rupawan..Perjuangan mu akan selalu kuukir dalam prasasti hati ini..'Alima menarik punggung tanganku..

'Papa mau kemana mami?'tanya anakku yang masih kecil saat itu,Rido..
'Papa pergi untuk menorehkan ukiran aksara perjuangan di tanah ibu pertiwi,dan patutlah kamu bangga terhadap papa mu..'

Aku mendekatkan kepala ku dengan kepala rido,mencium kening nya,mengusapnya selagi masih memiliki tangan yang utuh..

'baik baik ya di rumah ya rido..'

'Papa..ia papa..papa..'

'Ya rido,papa akan pergi..Gak lama kok...'Ku usap kepala rido yang mungil,lalu meninggalkan rumah...

'Mami,ini ada air,kok keluar dari mata mami?'

Alima menyeka air matanya,menarik napas yang panjang,
lalu menjawab,
'Tidak,mami sedang menangis, bangga terhadap papa mu..'Dilap air mata yang kian semakin deras..

Berpindah tempat ke area atur strategi,
Aku berada di tengah kerumunan saudara pejuang,
mendengarkan pidato dari Jendral..
'Kalian disini sudah mengorbankan diri,untuk negara,untuk bangsa,untuk Indonesia!!'
'Melawan penjajah dengan ujung bambu yang runcing,dengan senjata yang sudah dirampas,mari kita akhiri perang ini!!Kita rebut kembali Yogyakarta!!'Teriak Jendral dengan semangat yang membara..

Kuingat,di saat itu,Sorakan sesama pejuang sangat kuat,tidak kalah semangat dengan Jendral..
Ku pun ikut bersorak pada saat itu..

Berpindah kejadian,
disaat aku berada di bawah dari bangunan tentara KNIL,suatu orgnisasi tentara belanda..

Cerita KakekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang