🌷🌷🌷
sebelum baca, tekan tombol vote dulu
komennya juga jangan lupa🔥
Happy Reading!🌷
"CEL! BURUAN SINI!!"
Acel yang baru saja sampai di depan kelas, langsung dibuat heran karena Annia yang sudah bising. Dengan cepat Acel menghampiri sahabatnya itu, ingin menanyakan apa yang terjadi.
"Ada yang confess sama lo!" serunya, yang membuat pandangan seisi kelas terpusat pada mereka.
"SIAPA YANG CONFESS?!"
"DARI KELAS MANA?!"
"Nggak-nggak! Itu Nia cuma keceplosan bilang, dia tuh mau bilang, ada yang confess ke anak kelas sebelah," tangkal Acel. Mulut temannya satu ini memang tidak bisa dijaga.
"Congor tolong dikondisikan ya, Nia sayangku."
"Itu, Cel! Liat di laci lo!"
Acel melihat lacinya, terdapat buket boneka dengan ukuran lumayan besar disana. Boneka beruang berwarna cream, memegang coklat dan terdapat bunga-bunga di samping boneka tersebut.
"Siapa yang taruh disini?" tanya Acel.
Annia mengendikkan bahu. "Kalo gue tau juga, pasti gue bilangin."
Sebujuk surat yang terselip disana, Acel ambil. Dirinya baca dengan cermat, tetapi tulisannya tidak bisa dirinya kenal.
Hi, this is for you, Acella
Specially gift from me. I hope u like it"Gaada namanya, kira-kira siapa yang kasih?"
"Kalo dikira-kira juga gue gak bisa tebak lah, monyet. Tapi yang pasti, tuh orang taruh bonekanya kesini dari pagi banget. Soalnya, gue berangkat pas masih sepi juga, tadi cuma anak kelas kita."
"Apa jangan-jangan yang confess sama lo itu, dikelas ini?" lanjut Annia.
"Bodo ah, siapa aja yang kasih. Ngabisin waktu doang nebak-nebak orang yang taruh ini boneka," final Acel. Secarik kertas itu tidak Acel buang, tetap dirinya simpan didalam saku.
"Lo mau coklatnya, nggak? Gue nggak mood mau makan."
___💫___
"Mukanya rada songong gak, sih? Sinis juga matanya." Hael berbisik kecil dengan Arka. Lebih tepatnya, mengghibah anak baru yang duduk didepannya ini. Terkesan cuek, tidak sama sekali laki-laki itu berbicara banyak.
"Lo ada dendam kesumet ya, sama nih bocah?" terka Arka. Tidak sepenuhnya salah memang, Hael mengendikkan bahunya. Sepertinya, memang si Javier-Javier ini sedikit menjengkelkan. Serba salah pula di mata Hael.
Sebenarnya, percakapan mereka berdua ini jelas didengar si anak baru yang duduk didepan Hael, siapa lagi kalau bukan Javier Aksa, si misterius yang gelagatnya tidak terbaca.
"El, kira-kira confess gue berhasil gak, ya?" Arka memulai topik saat hening mulai terasa. Hael yang semula meletakkan kepalanya di meja, terangkat karena ujaran tiba-tiba dari sahabatnya.
"Jadi selama ini, lo gak suka sama gue?"
Ctak!
Arka menjitak kepala Hael dengan kencang, membuat si korban mengaduh kesakitan. "Sialan lo, El! Gue masih waras, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta untuk Hael [On Going]
FanficFanfic ft. Haechan & NCT Dream DILARANG PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!! *** Jika dikatakan, seseorang yang terlihat lebih ceria dan bahagia itu, lebih banyak memendam luka. Mungkin pernyataan ini benar. Tidak bisa dipungkiri jika setiap orang membutuh...