Cause he was sunshine
I was midnight
And i can still see it all
In my mind...Daylight– Taylor Swift
oOo
CHAPTER 02 ; TIME FOR US📍
Hawa dingin pagi menusuk tulang, gadis berseragam putih abu-abu yang dibalut dengan Cardigan rajut putih tulang itu menghirup udara segar lalu tersenyum tipis. Sekilas melirik jam tangan hitam miliknya, ia harus segera pergi ke halte bus untuk mencari bus pagi ini. Namun langkah kakinya terhenti saat melihat motor custom hitam menghampirinya dan berhenti tepat didepannya lalu melepaskan helm full facenya.
“Kamu ngapain kesini?” Amora menyerit heran dan pemuda itu spontan mendengus kesal. Dasar gak peka.
“ Ngapel,” sahutnya ngasal sedikit ketus tapi sayangnya Amora justru menanggapinya serius.
“Pagi– pagi gini?” Alis Amora terangkat satu lalu menggeleng.“Gak bisa, hari ini aku berangkat kuliah.” Tolaknya.
“ Kalo gitu aku anterin,”
“ Emang kamu gak ada les gitar kelas pagi?” tanya Amora heran. Tumben aja!
“Gak ada, hari ini aku free.” sahutnya sambil menyerahkan helm bogo yang sengaja ia bawa khusus untuk gadis pujaannya.
Amora hanya mengangguk seraya menerima dan memakainya lalu naik ke motor. Pemuda itu dengan sigap
mengulurkan tangan kanan untuk membantu gadisnya. Setelah memastikan Amora duduk nyaman dan aman di jok belakang motor miliknya, pemuda itu menghidupkan mesin motor lalu beranjak pergi.Di jalan raya, pemuda itu mengendarai motor miliknya dengan kecepatan sedang seraya menikmati pemandangan pagi bersama gadisnya. Tapi sebisa mungkin ia memastikan gadisnya tiba tepat waktu di kampus.
Amora sendiri yang tengah asyik menikmati pemandangan pagi hari tiba tiba teringat sesuatu yang mengusik pikirannya dan ia harus memastikannya.
“ Jadi, tadi niat kamu datang pagi– pagi ke rumah aku mau ngapain?” tanya Amora masih penasaran.
Pemuda itu menghentikan motornya saat lampu merah, melirik sekilas ke arah gadisnya melalui kaca spion.
“ Mau ngapelin calon mertua sama ketemu kamu soalnya aku kangen berat sama rembulanku.”
Amora memutar bola matanya malas.
“Gausah gembel deh!” pemuda itu hanya terkekeh geli lalu menjalankan motornya saat lampu merah berubah menjadi hijau.“Serius deh!” Lantaran kesal, Amora mencubit pelan pinggang pemuda di depannya.
“Aku mau nganterin kamu ke kampus mumpung hari ini aku free, kan aku jarang banget tuh nganterin kamu ke kampus karena aku sibuk terus.”
Amora mengangguk.“ Hmm, iya kamu sih sibuk terus.” sahutnya.
Alis satu terangkat, protes tak mau kalah.“ Kamu juga sibuk terus!” dengus pemuda itu.
Takut menjadi perdebatan panjang lalu memicu kemarahan. Amora memilih mengalah.“Iya, kita berdua sama – sama sibuk demi masa depan.”
Pemuda itu melirik sekilas ke wajah cantik Amora melalui spion motor, ia tersenyum tipis. She looks just like a dream, the prettiest girl i've never seen.
“ Intinya saling percaya aja, Because trust is the key to a relationship.” sahutnya seraya mengangguk.
Amora tersenyum tipis, bukanlah ia sangat beruntung di cintai hebat oleh pemuda itu lalu kenapa Amora merasa kurang hingga menciptakan dunia khayalan.
Tak sengaja, mata bulat Boba milik Amora menatap papan hijau bertulis Jalan Malioboro di pojok jalan trotoar yang membuat Amora terdiam kaku sejenak lalu mengembangkan senyum kecil.
Malioboro Hattala, tokoh fiksi yang Amora ciptakan sendiri di dunia khayalannya.
♥𝓐𝓫𝓸𝓾𝓽 𝓨𝓸𝓾 𝓲𝓷 𝓜𝓪𝓵𝓲𝓸𝓫𝓸𝓻𝓸♥
Motor custom hitam berhenti tepat di depan pintu gerbang gedung kampus terkenal di kota Jogja.
Amora, gadis itu segera turun dari motor kekasihnya dengan tangan yang terus berusaha membuka pengait helm yang sulit di buka membuat Pemuda itu terkekeh geli.
“ Sini!” pintahnya menyuruh Amora agar sedikit mendekat ke arahnya. Sedangkan Amora dengan ragu mendekat.
Mendengus, lantaran geram dengan Amora yang terlihat ragu. Pemuda itu menarik pelan tangan Amora tak sabaran agar segera mendekat. Ia dengan sigap membantu membuka pengait helm dan melepaskan helm dari kepala mungil gadisnya lalu merapikan anak rambut Amora sebagai sentuhan terakhir.
“ Nah, udah perfect. Cantik banget, pacarnya siapa sih?”
Bukannya menjawab Amora justru diam seraya menaikkan satu alisnya bingung. Jika ini komedi, mungkin akan ada suatu jangkrik dan adegan slowmo tiba-tiba. Suasana menjadi awkward, baik Amora yang diam maupun pemuda itu yang meringis kecil. Ini nih akibat gak briefing dulu.
Pemuda itu mendengus sedikit kesal.
“ Kok gak di jawab? harusnya kamu jawab dong! pacarnya kamu gitu!”Amora mendelikkan matanya lalu mengedikkan bahunya acuh.“ Ya mana aku tau, lagian kamu kenapa jadi alay gini. Ini mesti si Indro yang ngajarin. Kamu kurang– kurangin deh bergaul sama si Indro, bisa – bisa nanti kamu jadi buaya darat buntung!”
Pemuda itu hanya menyengir konyol.
“ Habisnya relationship kita tuh kaya flat aja gitu. Gak kayak si Indro gombalin ceweknya langsung lengket banget!” keluhnya mengiri dengan hubungan temannya.“ Ckk, itu ceweknya aja yang bucin!” decak Amora malas.
“ Berarti kamu gak bucin ya?” tanyanya polos.
Amora menggeleng.“ Enggak!”
Pemuda itu hanya mendengus kesal.
“Yaudah, sana masuk gih! nanti kabarin kalo pulang ya?”Amora menyerit heran.“ Kenapa ?tumben?”
“Aku jemput, mumpung hari ini full free. Aku mau spend time alone with you. Kita jalan jalan, muter muter Malioboro kalo perlu beli jajan yang banyak mau gak?”
Amora spontan mengangguk dengan mata bulat Boba itu berbinar binar.
“ Mau! mau! mau!”Melihat antusias dari gadisnya, pemuda itu hanya terkekeh geli.
“ Nantinya, sekarang kamu masuk gih keburu masuk. Belajar yang rajin ya? semangat belajar my amour!”Amora tersenyum tipis, melamun. Bukankah ia terlalu tamak? Dicintai oleh seseorang begitu hebatnya tapi masih meminta lebih?
Yaitu tokoh fiksi buatannya di dunia khayalannya.
[ BERSAMBUNG]
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT YOU IN MALIOBORO
Short Story"Sama kamu vibesnya bahagia banget, tapi semesta cuma ngizinin sebentar!" Amora tau, ini semua hanyalah imajinasi yang ia buat. Ia tanpa sadar menciptakannya, Malioboro Hattala. Ya itu tidak nyata. -- About You in Malioboro