Ayeshaa kecil

39 25 8
                                    

"hikss...hikss...maaa,,, uka maa ye-- yecha tatutt.  yecha, janji ga akal akal lagi."

"ayah, kenapa yecha di pukul?"

" Maa,, yecha takut geyap. hiks... hiks..."

" Maa, liat  deh. yecha bisa ngegambal."

" Ayah. liat ini ayah, ini mama, ini kakak."

" Ma, kakak kemana? " Gadis berumur 4 tahun itu terus mengoceh. wajar saja jika anak sekecil itu banyak berbicara. namun, sayangnya gadis itu mempunyai orang tua yang tidak perhatian kepadanya.
Apakah mereka bisa disebut sebagai orang tua? Sedangkan mereka seringkali menyiksa buah hatinya itu, sampai sampai membekas trauma didalam diri putri bungsunya itu.

" Diam kamu anak sialan!"  Plakk, bugh. Tamparan dan pukulan di punggung dan dipipi gadis yang berusia 4 tahun itu.
Kamu tau? Katanya, seorang ayah itu pahlawan sekaligus cinta pertama anak perempuannya. namun kenyataannya, bagi Ayeshaa ayahnya adalah traumanya.

" Berani kamu yah!" tangan seorang ibu, yang katanya lembut dan membuat nyaman tapi nyatanya tidak.

Gadis kecil itu di seretnya menuju gudang mengurung gadis itu dan dengan sengaja mematikan lampunya. Entah kapan pintu itu akan dibuka sedangkan gadis itu sudah memohon untuk dibuka pintunya.
Hampir 2 hari gadis itu dikurung tanpa diberi makan , gadis kecil itu berusaha bertahan dia sudah tidak kuat berteriak. sekarang, dia hanya bisa berdoa dan memohon pertolongan.

Akhirnya, pintu terbuka menampakkan malaikat penyelamatnya yang ia tunggu.
"Ayeshaa..." lirih wanita itu. dengan wajah khawatir menghampiri gadis kecil itu dia memeluknya, menciumnya, gadis itu  tersenyum ketika melihat orang yang menyanginya itu akhirnya datang.

"Bunda..." lirih gadis kecil itu.
namun mata gadis itu terlanjur tertutup karena lemas dia pingsan tak sadarkan diri, dan terbangun dirumah sakit.

" Hikss...bunda Sani," lirih gadis itu. ketika bangun dia menangis, memeluk wanita penyelamatnya itu. dia adalah Sania, adik dari ibunya tapi Ayeshaa menganggap bahwa Sania itu adalah ibu aslinya bukan Sonya.

" Sstt...jangan nangis yah, bunda disini." ujar Sania.menenangkan gadis kecil itu.

"nda...yecha tatut, yecha di pukul. padahal yecha cuman mau main sama ayah sama mama." jelas gadis itu sambil menangis, Sania mengeratkan pelukannya dia bisa merasakan sakit yang di rasakan gadis sekecil itu dengan lebam lebam hampir di seluruh tubuh.

2orang yang menjadi pelaku kejahatan terhadap gadis itu masuk menghampiri Ayesha, gadis itu memegang erat Sania dia takut. Sania memegang tangan gadis itu .
"Ada bunda disini."ucapnya mengelus pipi gadis kecil itu

.

"Ayo pulang! asal kamu tau yah, bayar rumah sakit tuh mahal!"ujar Sonya, menarik Ayesha dari Sania.

"Hikss... ndaa, yecha gamau hikss..." gadis itu mengeratkan pegangannya kepada Sania. Sania menatap mata gadis itu dia tidak tega melepaskan gadis itu kepada 2 iblis ini.

"Mbak. biar aku yang urus Ayesha. "ujar Sania memeluk Ayesha,  gadis itu menenggelamkan dirinya di pelukan Sania.

" Bagus deh kalo gitu. jadi gak banyak beban lagi , kebetulan kamu juga gak bisa punya keturunan kan. urus tuh anak sialan itu dan jangan hubungi saya sekalipun tuh anak mati!" Kalimat yang keluar dari mulut seorang ibu. Bukankah biasanya seorang ibu selalu mengeluarkan kalimat lembut?.

" Mbak, kok mbak Setega itu? Ayesha darah daging mbak, oke kalau gitu awas aja kalo mbak datang dan ngambil Ayesha dari aku , aku gak akan biarin Ayesha sama mbak lagi." Ujar Sania. hatinya sakit mendengar kakaknya mengatakan hal itu kepada anaknya sendiri dan mengatainya seperti itu. memang benar Sania tidak bisa mempunyai keturunan Tapi, kenapa kakaknya harus mengatakan hal sejahat ini?

Ayeshaa Miraella ( ongoing!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang