Usai pulang dari liburan yang ia laksanakan bersama Luca, Shu kembali ke rutinitas yang ia lakukan sebelumnya.
Ia pergi ke kampus untuk melanjutkan thesisnya seperti biasa.
"Tidak ada peningkatan dari sebelumnya? Program milikmu hanya bisa seperti ini?" Shu mengerutkan dahinya mendengar perkataan Professor yang melihat thesisnya.
"Huh?"
"Shu yamino ekspektasiku lebih tinggi dari ini" ujar Professor
"Tapi kata prof pertemuan kemarin ku sudah bisa melakukan finishing terhadap program hitung otomatis ini" ujar Shu.
"Siapa yang bilang seperti itu? Kamu jangan berbohong. Saya sudah bisa lihat dengan jelas program milikmu ini masih cacat!!" Ujarnya.
"Maafkan saya Professor.. klau begitu dimana letak kesalahan yang harus saya perbaiki?" Tanya Shu.
"Ya mana saya tahu! Kamu harusnya cari itu sendiri kenapa tanya saya?! Hal seperti itu saja kamu tidak bisa? Bagaimana nanti caramu menemukan bug saat sudah bekerja nanti?!"
Shu shock ditempat.
Ia tidak mengerti apa yang sudah terjadi seharusnya minggu ini Shu sudah persiapan ujian akhir.
Tapi sekarang ia malah menundukkan kepalanya dan diomeli habis habisan oleh dosennya.
"Yasudah, mana program milikmu! Saya yang akan koreksi sendiri dan menunjukkan betapa bodohnya kamu menjadi mahasiswanya" ujar sang Professor sambil merampas hardisk yang ada di tangan Shu.
"Kau bisa kesini nanti"
...
Shu stress berat, ia begadang 2 hari mencari letak kesalahan programnya ada di mana..
"Aku sudah mencarinya tapi tidak ketemu, menurutku program ini sudah sesuai" ujar Shu kepada seseorang yang ada di layar komputernya.
"Hmm.. aku tidak mengerti tapi, aku juga tidak melihat masalahnya.. aku mencoba program yang kamu kirimkan dn itu berjalan dengan baik"
"Aku bakan mencoba menggunakan data pendapatan perusahaan tahun lalu dan itu benar benar bekerja sesuai dengan kata kunci yang di masukkan"
"Aku juga tidak tau Luca.. " suara Shu terlihat lemas, begitu juga dengan ekspresi Luca.
"Sayang, tenang.. besok temui professormu, tanyakan perkembangan programmu itu" ujar Luca. Shu mengangguk.
"Maaf membuatmu kerepotan tengah malam"ujar Shu. Ia melihat Luca masih berada di tempat kerjanya.
Luca melepas dasi yang ada di lehernya. Ia kemudian menaruh berkas yang selesai ia tanda tangani.
"Tidak.. aku senang Shu menemaniku lembur juga.. disini sangat sepi" ujar Luca. Shu tersenyum. Ia malu..
Luca saat bekerja ternyata terlihat sangat berbeda dengan yang biasa ia temui, baik dari ekspresi wajah, gaya rambut, pakaian, hingga suara.
Beberapa kali ada karyawan yang masuk ruangannya sejak sore menanyakan approval berkas, dan ia tidak tersenyum samasekali. Luca hanya mengangguk mengulurkan tangannya untuk membaca dan menandatangani berkas.
Atau kalimat yang paling panjang ia keluarkan adalah "tolak tawaran itu" dn setelahnya tak ada lagi..
"Aku akan menemanimu tidur Shu, jadi jangan putuskan panggilan ini"
Panggilan itu berubah dari layar komputer masing masing menjadi ponsel. Shu melihat Luca berjalan keluar gedung sambil mengobrol tentang apa yang ia lakukan hari ini. Shu juga berpindah dari meja riasnya menuju kasur dan berbaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Coffee And Cream | ShuCa / MafiYami
Fanfictionfluff, slice of life, Romance. this story about Top! Luca Kaneshiro and Bottom! Shu Yamino. Nijisanji VTuber 5th Wave Luxiem! .. cuman tentang Shu Yamino yang capek banget ngejalanin kehidupan sehari harinya sebagai mahasiswa yang seharian hanya bi...